Benarkah Pernikahan Membuat Rejeki Menjadi Lancar?

nikah dan rejeki

Beberapa orang menganggap pernikahan membuat rezeki menjadi lancar, namun mengapa mayoritas penyebab terjadinya perceraian adalah faktor ekonomi?

Jawab Coach Deny Hen:

Coba cek data perceraian menurut merdeka.com di tautan ini: 4 Alasan Utama Perceraian di Indonesia

Data tersebut menunjukkan bahwa penyebab utama perceraian di Indonesia bukanlah masalah harta, tapi karena ketidakharmonisan.

Baca juga: 12 Tahap Pacaran untuk Long-lasting Relationship

Tapi memang suatu riset di Australia mengatakan bahwa masalah uang adalah penyebab no 1 pertengkaran rumah tangga, dan penyebab terbanyak ke-4 perceraian di Indonesia.

Saya setuju dengan statement: pernikahan dapat membuat rejeki menjadi lancar. Bahkan sebenarnya Prof Scott Stanley di US pernah mengadakan riset pada tahun 2006 yang menemukan bahwa orang-orang yang menikah, dalam jangka panjang memiliki kesuksesan finansial yg lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang tidak menikah (kumpul kebo). Namun hal ini tidak otomatis terjadi dalam semua pernikahan.

Hanya pernikahan yg berkomitmenlah yang akan memberikan kesuksesan finansial yang lebih baik di masa mendatang.

Logikanya simpel saja, orang yg berkomitmen tidak berselingkuh. Orang yang tidak berselingkuh cenderung lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk orang ketiga. Orang tidak selingkuh tidak mengalami krisis rumah tangga, sehingga mereka bisa lebih fokus dalam pekerjaan mereka dan akibatnya bisa lebih sukses. Mereka juga tidak perlu mengeluarkan biaya yang tidak perlu akibat stress karena krisis pernikahan.

stress karena berantem

Bayangkan berapa biaya dokter untuk aakit maag (padahal stress), psikolog/psikiater jika terjadi PTSD (post traumatic stress disorder), belum lagi pelampiasan saat terjadi keributan seperti barang-barang yang rusak, belanja berlebihan, sering ngafe (atau bahkan clubbing) karena tidak mau (atau tidak bisa) pulang ke rumah, dan begitu banyak biaya berantem lainnya.

Orang yang tidak selingkuh cenderung sangat mencintai keluarganya dan memiliki semangat juang serta motivasi yg lebih kuat untuk sukses demi keluarganya (bukan hanya untuk diri sendiri). Dan orang yg berkomitmen dalam pernikahan sebagai timbal baliknya juga cenderung diberikan cinta kasih dan support yang memadai oleh keluarganya untuk bisa sukses.

Komitmen dalam pernikahan sendiri ada 3 tingkatan:

  1. Komitmen yang dipandang sebagai ikatan (negatif)
  2. Komitmen yang hanya berarti hidup bersama dan
  3. Komitmen yang berarti dedikasi

 

Banyaknya perceraian rumah tangga karena uang (baik orang kaya maupun miskin) adalah karena banyaknya pernikahan tanpa komitmen tingkat dedikasi. Suatu komitmen yang berdasarkan pada cinta yang tanpa pamrih yang selalu memikirkan dan mengutamakan pasangan kita sebagai pengabdian sukarela kita pada pasangan kita.

Inilah yg membuat pernikahan begitu kokoh dan tidak mudah goyah karena masalah uang ataupun masalah lainnya. Karena waktu kita memberikan komitmen setinggi itu dan menerima komitmen yang sama dari pasangan kita, kita menjadi percaya penuh dan bersedia transparan penuh kepada pasangan kita, termasuk dalam masalah uang.

Penjelasan lebih lengkap mengenai komitmen dalam pernikahan ada pada terobosan 6 di buku saya The Great Marriage: Komitmen yang tidak tergoyahkan.

Bagaimana pendapat Anda?