12 steps of courtship (12 tahap berpacaran) menurut James C. Dobson adalah:
1. Eye to Body. (Mata ke tubuh) Kita mengamat-amati hal-hal luar (bungkusnya) yang dimiliki oleh lawan jenis – ukuran dan bentuk, umur, kepribadian dan status. Dari sini kita secara sadar/tidak sadar memutuskan apakah akan tertarik dengan orang ini atau tidak
Baca juga: 12 Pelajaran Tentang Pernikahan dari Drama Korea “Go Back Couple”
2. Eye to Eye. (Mata ke mata) Ketika pria dan wanita saling bertemu pandang, secara natural kita akan mengalihkan pandangan ke tempat lain, biasanya dengan sedikit rasa malu. Tapi pandangan yang bertemu pandang kedua kalinya, mungkin mereka akan tersenyum satu dengan yang lain, yang memberikan sinyal keduanya ingin lebih saling mengenal.
3. Voice to Voice. (Suara ke suara) Pembicaraan awal mungkin bertanya seputar hal-hal basa-basi seperti “siapa namamu?” atau “kerja di mana”. Percakapan selanjutnya keduanya akan saling mempelajari tentang pendapat, pengalaman hidup, aktivitas, kebiasaan, hobi, kegemaran dan hal yang tidak disukai. Kalau mereka cocok, mereka bisa berteman.
4. Hand to Hand. (Tangan ke tangan) Sentuhan fisik pertama yang terjadi antara pria dan wanita biasanya bukan dalam konteks romantis, misalnya ketika seorang pria menolong wanita melalui suatu rintangan, atau genangan air. Di titik ini baik sang pria maupun wanita dapat menarik diri dari hubungan tanpa membuat lawannya merasa tertolak. Tapi bila diteruskan, kontak tangan dengan tangan akan menunjukkan mulai adanya perasaan romantis di antara keduanya.
5. Hand to Shoulder. (Tangan ke pundak) Pelukan kasih sayang ini belum tentu menunjukkan komitmen ekslusif antara pria dan wanita. Saat memeluk, posisi badan mereka masih samping-menyamping. Pelukan mereka adalah pelukan jenis “teman” seperti pelukan biasa 2 orang berjenis kelamin sama yang akrab. Kontak tangan ke pundak menunjukkan hubungan yang lebih daripada sekedar teman dekat, tetapi belum tentu cinta. (Note: James Dobson adalah orang Amerika, budaya mereka lebih bebas daripada kita. Dalam budaya kita, tahap ini terkadang sudah menunjukkan adanya ikatan romantis antara keduanya, yang artinya sudah jadian).
6. Hand to Waist. (Tangan ke pinggang) Karena pelukan ini bukanlah hal yang biasa dilakukan oleh 2 orang dengan hubungan teman, sentuhan ini jelas menunjukkan hubungan romantis (pacaran). Mereka cukup dekat untuk berbagi rahasia atau percakapan intim satu dengan lainnya. Namun karena masih samping-menyamping, mereka masih belum berhadapan satu dengan yang lainnya.
7. Face to Face. (Muka ketemu muka) Dalam tingkatan ini, keduanya dapat saling berpandangan, memeluk dan juga memberi kecupan. Dan bila 6 langkah sebelumnya tidak ada yang terlewat, keduanya akan membangun pengalaman keintiman tanpa mengeluarkan banyak kata. Pada titik ini, keinginan seksual menjadi bagian dalam hubungan tersebut.
8. Hand to Head. (Tangan ke kepala) Tahap ini merupakan perpanjangan tahap sebelumnya. Jarang sekali seseorang memegang kepala orang lain kecuali mereka sudah terlibat hubungan yang akrab (selain keluarga). Hal ini menunjukkan kedekatan emosional.
9–12 adalah tahap-tahap puncak dari suatu hubungan. Dalam budaya kita (Indonesia) hal ini hanya boleh dilakukan setelah menikah, karena menunjukkan hubungan yang pribadi dan seksual. Tahap-tahapnya adalah:
- (9) Hand to Body,
- (10) Mouth to Breast,
- (11) Touching Below the Waist, and
- (12) Intercourse.
Apa maknanya tahap-tahap ini dalam hubungan kita dengan kekasih kita? Dobson menyarankan agar kita memberi waktu untuk melakukan pacaran itu tahap demi tahap (sampai tahap 8 bagi yang belum menikah) supaya keintiman yang tercipta tidak terlalu cepat, dan hubungan keduanya cukup kokoh serta bertahan lama.
Keintiman yang terlalu cepat berbahaya karena sebelum kita cukup mengenal berbagai hal penting tentang kekasih kita, kita akan melulu bergerak ke arah seksual. Dan masalahnya begitu kita masuk ke tahap berikutnya, pada umumnya kita enggan melakukan tahap-tahap sebelumnya lagi karena dorongan seksual yang natural. Padahal waktu pacaran utamanya adalah pengenalan nilai-nilai hidup dan karakter, bukan pengenalan fisik.
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.