13 Hal yang Tidak Dilakukan oleh Orang-Orang yang Tangguh

wanita bermental tangguh

Sewaktu saya melakukan studi tentang ketangguhan untuk buku saya “TANGGUH; 4 rahasia yang jadikan Anda tak terkalahkan“, saya menemukan bahwa ketangguhan terdiri dari berbagai macam unsur yang saya ringkaskan menjadi 4 hal saja, yaitu energi, fokus, skill dan dukungan. Keempat hal tersebut dapat dijabarkan ke dalam 15 hal yang membentuk manusia-manusa tangguh.

Tetapi ada hal-hal tertentu yang kita lakukan yang dapat merusak ketangguhan kita. Hal-hal yang umum kita lakukan, tapi sebenarnya tidak menolong kita. Amy Morin, seorang psikolog menemukan 13 hal yang tidak dilakukan oleh orang-orang yang bermental baja. 13 hal ini akan membedakan apakah kita berhasil membangun diri menjadi tangguh ataukah justru akan melemahkan kita.

Baca juga: 3 Teknik Self-Improvement untuk Mengubah Diri dalam Waktu Singkat

Inilah ketiga belas hal yang tidak dilakukan oleh orang tangguh:

1. Mereka tidak membuang waktu mengasihani diri

Orang-orang tangguh tidak berpikir bahwa sesuatu akan berubah, bahwa dunia akan mengasihani kita tatkala kita mengasihani diri kita. Tetapi dunia tidak bekerja dengan cara seperti itu. Dunia tidak akan berubah demi kita hanya karena kita terluka dan merasa layak mendapatkannya. Bahkan Tuhan pun tidak bekerja dengan cara seperti itu. Seperti kata pepatah

God will help those who help themselves

 

2. Mereka tidak menyerahkan kuasa kepada orang lain

Saat kita disakiti dan terluka oleh orang lain, kita dapat memilih terus marah dan membenci, atau bisa memilih untuk mengampuni. Mengampuni bukan berarti menerima perlakuan buruk dari orang lain, mengampuni adalah menyangkali hak kita untuk mendapatkan pembalasan. Mengampuni adalah untuk diri kita sendiri. Saat kita tidak mengampuni, saat kita terus membenci dan dikuasai kemarahan saat kita mengingat apa hal jahat yang telah dilakukan orang lain kepada kita, kita sedang menyerahkan kuasa kepada orang jahat itu untuk terus mengontrol hidup kita. Orang yang tangguh ternyata adalah seorang pengampun.

 

3. Mereka tidak malu untuk berubah 

Diri sendiri adalah musuh paling besar dari kita. Adalah mudah untuk mengkritik orang lain dan menemukan kesalahan mereka, tetapi diri sendiri paling sulit untuk mengakui kesalahan, apalagi mengubahnya. Tetapi orang-orang yang tangguh adalah orang-orang yang berupaya untuk terus-menerus memperbaharui diri dan terus berubah untuk menjadi lebih baik.

 

4. Mereka tidak berfokus pada hal-hal yang tidak dapat dikendalikan

Akuilah, manusia tidak dapat mengendalikan segalanya. Sesuatu yang mengacaukan rencana kita selalu terjadi dan itu menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal yang tidak dapat dikendalikan daripada yang bisa kita kendalikan. Seorang yang tangguh berfokus pada hal-hal yang dikendalikan dan melepaskan kendali dari hal yang tidak terkendali. Cuaca, kondisi ekonomi nasional/internasional, bahkan keinginan untuk BAB kita sendiri pun tidak selalu dapat kita kendalikan.

Salah satu hal yang seringkali dilupakan adalah, bahwa kita juga tidak dapat mengontrol orang lain sepenuhnya. Ini artinya kita tidak bisa membuat orang lain berubah. Daripada fokus kepada hal-hal yang tidak dapat dikendalikan dan berupaya untuk mencegahnya terjadi, lebih baik kita fokus kepada apa yang dapat dikendalikan dan mengantisipasi serta mempersiapkan diri kita untuk hal-hal buruk yang mungkin terjadi.

 

5. Mereka tidak berupaya menyenangkan semua orang

Biasanya kita berupaya untuk menyenangkan semua orang karena kita takut. Kita menghindari konflik. Namun berupaya menyenangkan semua orang justru dapat merusak relasi. Orang tidak selalu menghargai kita hanya karena kita menyenangkan mereka. Prinsip-prinsip hidup kita menjadi seringkali diabaikan demi menyenangkan orang lain. Lagipula, asumsi-asumsi kita tentang orang lain ternyata seringkali juga keliru.

 

6. Mereka tidak takut mengambil resiko (yang terukur)

Kita adalah orang yang tidak berani mengambil resiko jika kita:

  • Kerapkali sulit mengambil keputusan yang penting dalam hidup
  • Kita menghabiskan banyak waktu memikirkan apa yang ingin dilakukan tetapi tidak mengambil langkah untuk mewujudkannya
  • Kadangkala kita malah mengambil keputusan secara impulsif karena kuatir jika harus memikirkan mengenai keputusan tersebut
  • Kita sering ingin menikmati lebih banyak pengalaman dan hal-hal menarik dalam hidup, tetapi rasa takut mematahkan keinginan itu
  • Ketika memikirkan mengambil resiko, kita memikirkan hal terburuk dan kemudian tidak mengambil kesempatan itu
  • Kita kadangkala membiarkan orang lain mengambil keputusan untuk kita
  • Kita menghindari resiko di berbagai aspek kehidupan misalnya: sosial, finansial atau fisik karena kita takut

 

Sebenarnya tidak ada masalah dengan mengambil keputusan yang beresiko, sepanjang resiko tersebut terukur. Orang tangguh berbeda dengan orang yang nekat, karena orang nekat tidak mengukur resikonya dan bersikap impulsif. Sedangkan orang yang tangguh paham dengan resikonya, namun itu tidak menghalanginya untuk mengambil kesempatan-kesempatan emas yang membuatnya melompat maju. Ia menilai resiko-resiko yang ada secara logis, bukan secara emosional.

 

7. Mereka tidak tinggal di masa lalu

Seseorang yang tangguh tidak terus-menerus menyesali hal-hal yang telah terjadi yang tidak dapat mereka ubah. Karena terkadang untuk mengkompensasi kegagalan kita di masa lalu, kita malahan mengambil keputusan-keputusan yang salah. Keputusan yang diambil secara emosional karena ingin membayar masa lalu namun akibatnya memunculkan persoalan baru. Orang yang tangguh tidak terus-menerus hidup dalam rasa bersalah, tetapi move on dan memperbaiki kesalahannya di masa kini dan masa depan.

 

8. Mereka tidak melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang

Orang yang tangguh belajar dari kesalahannya dan berjuang untuk memperbaikinya. Ini termasuk mengalahkan kebiasaan-kebiasaan buruk. Orang yang bermental baja tidak membiarkan dirinya berkompromi dan menyerah pada kebiasaan buruk, tetapi mempelajarinya, membuat rencana dan kemudian menerapkan disiplin diri dalam menjalankan rencananya.

Tidak jarang dalam memperbaiki kebiasaan-kebiasaan kita, kita membutuhkan bantuan teman akuntabilitas yang membantu mengingatkan disiplin-disiplin diri kita. Karena diri kita seringkali lemah melawan diri kita sendiri, sehingga teman akuntabilitas ini yang membantu kita untuk bisa mengendalikan diri dalam menghadapi kebiasaan itu. Dalam perilaku adiksi/kecanduan misalnya, peran seorang teman akuntabilitas adalah suatu kebutuhan utama.  Menyadari kebutuhan ini, kami menyediakan layanan coaching untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk. Anda dapat mempelajari lebih lanjut melalui tautan ini: Coaching Breaking Bad Habit.

 

9. Mereka tidak membenci kesuksesan orang lain

Membenci orang yang telah menyakiti kita berarti memberikan kuasa atas emosi kita kepada orang lain. Demikian juga membenci kesuksesan orang lain. Apa yang tampak dari kesuksesan orang lain tidak selalu kelihatan demikian. Untuk mencapai kesuksesan itu banyak hal yang mungkin sudah mereka korbankan, atau sebaliknya, sebenarnya mungkin juga mereka belum sukses, hanya menunjukkan gaya hidup mewah yang dananya diambil dari hutang. Tetapi daripada membandingkan diri kita dengan orang lain, orang yang tangguh adalah orang yang menetapkan definisi dan jalan menuju kesuksesannya sendiri. Mereka juga bekerja sama dengan orang lain untuk kesuksesan bersama, daripada berkompetisi, dan merayakan keberhasilan mereka bersama-sama.

 

10. Mereka tidak menyerah setelah kegagalan pertama

Failure is the mother of success

Orang yang tangguh menyadari bahwa keberhasilan butuh proses. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan itu sendiri. Nyaris tidak ada orang yang tidak pernah gagal. Tetapi orang yang tangguh adalah orang yang memiliki mindset ini:

Mindset Tangguh #2: “Aku tidak boleh gagal, segala upaya (yang positif) akan kutempuh hingga aku berhasil”

Namun yang juga dilengkapi dengan mindset ini:

Mindset Tangguh #3: “Kali ini tak apa saya gagal, tetapi berikutnya saya akan berhasil”

Semuanya ada 7 mindset tangguh yang dapat Anda pelajari, seperti dalam buku “Tangguh; 4 Rahasia yang Jadikan Anda Tak Terkalahkan

 

11. Mereka tidak takut waktu sendirian

Solitude phobia, demikian istilah yang digunakan Morin. Banyak orang berpikir orang yang suka dengan waktu sendirian adalah nerd atau weirdo. Kenyataannya adalah sebaliknya. Orang yang tangguh tahu kapan ia membutuhkan waktu sendiri. Sendirian di sini bukan dalam arti me time, tetapi belajar menenangkan diri, relaks silent, do nothing dan mindful.

Meditasi memang sudah terbukti membantu kita untuk tenang, meningkatkan kemampuan kognitif, mengurangi resiko penyakit, dan membantu kita mengendalikan emosi kita. Ini adalah salah satu resep tangguh yang penting.

 

12. Mereka tidak merasa dunia berhutang pada diri mereka

Kita bukanlah pusat dari dunia. Dunia tidak berhutang apa pun kepada kita. Saat kita menjadi overconfident dan selalu merasa lebih baik dan layak mendapatkan lebih, kita menjadi kurang berjuang dan malah menghancurkan ketangguhan kita. Orang-orang yang kita perlakukan buruk sebagai akibat pemikiran ini akan menjauhi kita. Hidup memang tidak adil, namun suatu hasrat untuk berbagi akan berbuah sukacita, persahabatan dan keberhasilan bersama. Ini lebih berarti daripada mental hanya menerima atau bahkan menyedot kebahagiaan orang lain. Akar dari pemikiran ini adalah nilai diri yang buruk.

Memiliki konsep diri yang kokoh adalah salah satu dari 5 energi ketangguhan.

 

13. Mereka tidak mengharapkan hasil yang instan

Orang yang tangguh adalah orang yang realistis dan sabar dalam menantikan hasil. Mereka tidak tertarik dengan jalan pintas yang justru akhirnya dapat mensabotase tujuan akhir mereka. Walau terkadang prosesnya tidak selalu terlihat, namun orang-orang tangguh menahan diri dan membuat rencana untuk menghindari godaan. Mereka tahu keberhasilan itu butuh proses dan terkadang prosesnya memakan waktu. Ketekunan dan delayed gratification adalah moto mereka.

 

Demikian ketiga belas hal yang tidak dilakukan oleh orang yang tangguh. Atasi kelemahan-kelemahan Anda, dan selamat berjuang untuk menjadi TANGGUH.

Bagaimana pendapat Anda?