Mengapa Anda Ingin Menjadi Seorang Motivator?

menjadi seorang motivator

Q: Mengapa Anda ingin menjadi seorang motivator?

Jawab Coach Deny Hen:

Seorang coach sangat berbeda dengan seorang motivator. Coach mendapatkan pelatihan 60 jam minimal, untuk mendapatkan sertifikasinya. Sama seperti profesi apa pun, tidak ada yang membutuhkan waktu 10.000 jam untuk mendapatkan sertifikasi/gelar. Tapi untuk menjadi yang paling hebat memang benar membutuhkan waktu 10.000 jam terbang. Seorang Coach singkatnya adalah seseorang yang ahli mendengar, memahami dan menggunakan pertanyaan sehingga coachee (sebutan bagi klien kami) mendapatkan AHA moment dan menemukan solusi bagi permasalahan yang dimilikinya (baca di sini untuk penjelasan lebih lengkap: Coaching FAQ).

Baca juga: Apa alasan seseorang membutuhkan “life coach”?

Setelah saya menekuninya bertahun-tahun, saya menemukan bahwa tidak semua orang punya kesabaran untuk mendengarkan tanpa menghakimi, dan tidak semua orang mampu pada saat yang tepat mengajukan pertanyaan yang tepat yang akhirnya mampu mentransformasi kehidupan coacheenya. Kemampuan ini tidak bisa diperoleh tanpa latihan.

Sedangkan seorang motivator biasanya dipandang sebagai seseorang yang telah sukses secara finansial dan kemudian memberikan motivasi, tips dan inspirasi tentang bagaimana berjuang dari bawah hingga ke titik kesuksesan mereka. Jadi seorang motivator tidak ada kewajiban untuk melewati tahap pembelajaran dan pelatihan coaching seperti seorang coach.

Walau berbeda, banyak motivator yang belajar coaching untuk bisa memberikan layanan yang lebih baik pada kliennya. Demikian juga banyak coach yang belajar menjadi seorang motivator profesional untuk melengkapi skill coaching dengan public speaking yang mumpuni.

robert kiyosaki fraud

Kalau mau jujur, dulu saya juga tidak suka dengan yang namanya motivator. Saya tidak suka karena omongan motivator rata-rata cuma motivasi dan tips menjadi KAYA. Seakan-akan satu-satunya yang penting di dunia ini hanyalah kekayaan. Seakan-akan sukses hanya dapat diukur secara finansial.

Apalagi kemudian saya menemukan bahwa ada motivator-motivator yang sebenarnya tidak benar-benar berhasil sebelum jadi motivator. Mereka justru baru benar-benar meraup kesuksesan setelah menjadi seorang motivator (misalnya Robert Kiyosaki, dikatakan bahwa ia sebenarnya baru menjadi orang yang benar-benar kaya bukan karena bisnisnya, tetapi karena buku Rich Dad Poor Dad-nya).

Pertama kali saya menjadi seorang Life Coach, klien-klien pertama saya yang baru mengenal istilah “coaching” (bukan dalam olah raga, tetapi dalam bisnis/karir/kehidupan) mengatakan: “Anda itu seorang motivator ya?” dan saya selalu mengatakan, “Bukan!”

Dengan pemikiran negatif tentang motivator, mana mau saya disebut sebagai motivator?

Tetapi kemudian karir saya sebagai Life Coach membawa saya bertemu dengan banyak orang yang membutuhkan pertolongan. Orang-orang yang merasa tidak punya harapan, orang-orang yang bingung apa yang harus dilakukan, orang-orang yang tidak punya ide bagaimana caranya supaya bisa maju. Seringkali saya membantu mereka yang bahkan tidak punya uang untuk membayar saya.

Waktu saya membantu mereka dan membuat mereka memiliki harapan, saya kemudian menyadari, sedikit atau banyak I’m A MOTIVATOR! Terlepas dari apakah saya adalah motivator dalam definisi yang banyak dipikirkan orang atau tidak, saya telah membantu orang-orang itu. Ada kalanya saya membantu mereka secara personal melalui coaching, tapi ada kalanya juga saya memberikan ide-ide dan kata-kata yang membuat orang-orang merasa termotivasi dan terinspirasi untuk hidup mereka melalui ceramah di depan banyak orang. Bagaimana mungkin saya tidak bisa dikatakan sebagai motivator?

Orang-orang yang optimis dan mau terus memperbaiki diri umumnya mampu memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Orang-orang seperti ini (mungkin salah satunya adalah Anda) mungkin tidak memerlukan motivator. Tapi orang-orang yang saya sebutkan di atas, sangat membutuhkan.

Anda yang pernah berjuang membangun bisnis dari 0, tentu menyadari betapa pentingnya motivasi dan semangat pantang menyerah di awal-awal bisnis. Tanpa motivasi dan semangat itu, kita akan mudah putus asa sebelum kita mampu mencapai kesuksesan. Persis seperti gambar di bawah ini.

peran seorang motivator bagi bisnis

Di sinilah peran seorang motivator dan coach dibutuhkan.

Dari sana, saya tidak ingin mengecilkan dan mendiskreditkan usaha para motivator dan kontribusinya bagi masyarakat.

Hanya saja sesuai dengan prinsip hidup saya, saya tidak ingin mengedukasi orang supaya mereka sukses dalam arti kekayaan belaka. Saya tidak ingin orang-orang hanya berpikir bahwa hidup adalah tentang kekayaan. Karena suatu kehidupan yang luar biasa (A great life) bagi saya adalah kehidupan yang ditandai dengan pencapaian potensi diri yang maksimal, keluarga yang kuat dan spiritualitas yang dewasa. Dengan demikian baru mereka bisa meraih pencapaian tertinggi yang mampu mereka capai, sesuai dengan panggilan hidup mereka masing-masing.

Seorang Motivator adalah seorang Edutainment – Andrew Spelling speaks at TED2016 – Dream, February 15-19, 2016, Vancouver Convention Center, Vancouver, Canada. Photo: Ryan Lash / TED

Bagaimana pun, lepas dari apapun kekurangan para motivator itu, saya menghargai kontribusi mereka. Dan saya memandang motivator sekarang, bukan sebagai orang yang sudah sukses dan membagikan kiat mereka untuk sukses. Motivator bagi saya sekarang adalah: orang yang memberikan edukasi pembelajaran dalam berbagai hal kehidupan (termasuk bisnis, karir dan bidang kehidupan lainnya) dengan cara yang menarik dan menginspirasi pendengarnya. Dengan kata lain, seorang Motivator bagi saya adalah seorang EDUTAINMENT.

Bagaimana pendapat Anda?