
Aneh tapi nyata, ternyata banyak pria yang melakukan perselingkuhan saat istrinya hamil. Apa yang terjadi? Apakah karena pada masa itu sang istri fokus pada tubuhnya sendiri (dan anaknya) yang otomatis mengurangi perhatiannya kepada sang suami?
Baca juga: Pertanyaan yang Harus Ditanyakan kepada Pasangan yang Selingkuh
Logikanya sih benar demikian. Tetapi dari pengalaman saya menolong pasangan-pasangan yang mengalami perselingkuhan saat kehamilan, masalahnya seringkali tidak ada hubungannya dengan hal tersebut. Para suami yang melakukan perselingkuhan di saat istrinya hamil melakukannya karena masalah perselingkuhan sesungguhnya bukanlah urusan logika. Kaitannya lebih dekat ke perasaan dan hasrat. Dan manusia lebih dikendalikan oleh emosi dan hasratnya daripada oleh logika dan akal.
Itulah sebabnya baik pria (maupun wanita) sangat mungkin untuk berselingkuh walaupun pasangannya sudah berkorban untuknya. Walaupun istrinya sedang mengandung anaknya, walaupun istrinya sudah berjuang keras untuk membiayai suaminya sekolah, bahkan ada istri yang telah membawa suaminya dari kondisi melarat ke kaya raya, tetap saja perselingkuhan itu dilakukan.
Ini bukan berarti manusia cuma bisa takluk dengan emosi dan hasrat itu, dan hanya bisa menerima bahwa perselingkuhan tidak bisa dihindari. Justru kita sebagai manusia berakal budi ciptaan Tuhan yang merupakan mahluk moral yang paling mulia, diberikan banyak cara yang dapat digunakan untuk regulasi emosi dan mengendalikan hasrat. Ini dia tiga di antaranya:
1. Agama. Walaupun benar bahwa orang yang belajar keimanan yang dalam tidak menjamin dirinya tahan godaan untuk berselingkuh, namun tetap saja statistik mengatakan bahwa orang yang menjalankan iman dengan sungguh-sungguh lebih tahan terhadap perselingkuhan daripada yang tidak. Keimanan yang tangguh tidak selalu berkorelasi dengan sebanyak apa ia telah belajar, tetapi selalu berkorelasi dengan sejauh apa ia memiliki hubungan dengan Tuhannya.
2. Miliki pernikahan yang baik. Sesungguhnya pasangan kita adalah pertahanan terbaik melawan godaan perselingkuhan. Pernikahan yang baik yang memberikan kebutuhan-kebutuhan emosional yang dibutuhkan menghindarkan kita dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu dari luar. Ini sangat membantu mengendalikan hasrat dan emosi.
3. Hindari godaan, batasi pergaulan. Saya teringat teman saya yang baru pertama kali naik wahana Kora-Kora di Dufan, Ancol. Ia sudah diperingatkan oleh teman-teman yang lain bahwa kalau tidak biasa bisa muntah-muntah, terlebih karena kami merasa badannya kurang fit. Tetapi ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bisa menikmati wahana uji nyali yang seru itu. Ia berkata kepada kami, “Saya akan kuat, saya tidak akan mual, orang lain bisa kenapa saya tidak bisa?”
Maka ia pun naik dan duduk di paling belakang perahu. Baru juga perahu bergoyang ke kiri dan ke kanan beberapa kali, teman saya ini sudah tidak terlihat senang lagi. Mukanya berubah menjadi pucat. Ia mual dan ingin muntah. Ia menantikan kapan Kora-Kora itu berhenti tapi rasanya seabad. Kora-kora malah bergoyang semakin keras dan semakin tinggi sebelum akhirnnya melambat dan berhenti. Masih untung teman saya ini sempat mencari toilet untuk memuntahkan makan pagi dan siangnya.
Dalam masalah seksual dan daya tarik dengan lawan jenis, selalu harus diingat oleh kita manusia (terutama pria) bahwa seksualitas itu selalu merupakan kelemahan kita. Tidak ada orang yang kuat yang selalu bisa bertahan terhadap godaan. Kita tidak bisa menguatkan diri untuk tidak jatuh karena hasrat itu tidak selalu bisa dikendaikan oleh kekuatan tekad. Sama seperti teman saya yang mengatakan kuat, padahal kuat atau tidak ia berada di wahana Kora-Kora tidak tergantung pada kekuatan tekadnya, tetapi tergantung pada kondisi fisiknya.
Maka adalah selalu ide yang brilian untuk menghindari diri dari godaan dan membatasi pergaulan dengan lawan jenis. Berteman tentu boleh, tetapi selalu ada batasnya setelah kita menikah. Karena jika kita ingin pernikahan yang sehat, pasangan kitalah yang harus kita jadikan sebagai sahabat terbaik kita.

Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.