Bagaimana Kita Mencapai Wellness (Kehidupan yang Baik)?

health and wellness

Bagi saya kehidupan yang baik (wellness) adalah kehidupan yang meaningful (berarti).

Hidup manusia itu dapat disimpulkan dengan 1 kata: RELASI.

Pertama: Relasi dengan diri sendiri

Kedua: Relasi dengan orang lain

Kaya, sehat, punya keluarga yang baik, menjadi populer dan terpandang hanyalah parameter eksternal yang terlihat dari luar, tapi kesemuanya tidak mampu membuat kita bahagia tanpa persepsi terhadap diri sendiri yang sehat. Karena itu yang pertama adalah relasi dengan diri sendiri.

Baca juga: 

Kita perlu mengenal diri kita sendiri, dan berdamai dengan diri kita untuk menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah, dan mengubah hal-hal yang dapat diubah untuk membuat kehidupan kita menjadi lebih baik.

Tapi manusia diciptakan menjadi mahluk sosial, di mana hidup kita didesain bukanlah semata-mata untuk diri kita sendiri, dan kebahagiaan yang lebih tinggi dicapai waktu kita justru mau memberi, membagikan sesuatu dan berkorban untuk orang lain.

Maka yang kedua adalah relasi dengan orang lain. Dalam hal ini relasi kita dengan orang-orang di sekitar kita tidaklah semua sama. Setidaknya ada 3 tingkatan:

  1. Lingkaran dalam (inner circle): orang-orang terdekat yang paling kenal dan paling kita percayai. Di dalamnya terdapat keluarga inti kita (suami/istri, anak), keluarga besar (orang tua, saudara kandung) dan sahabat dan sanak saudara yang berhubungan erat dengan kita. Tingkatan relasi dalam inner circle harusnya berbeda antara keluarga inti dengan yang lainnya.
  2. Kenalan: orang-orang yang kita kenal dan berinteraksi bersama mereka, tetapi tidak terlalu mempengaruhi kita karena berada di lingkaran luar.
  3. Masyarakat luas dan dunia

family & wellness

Kehidupan yang baik adalah saat kita berdamai dan terkoneksi dengan baik dengan diri kita sendiri, berdamai dan terkoneksi dengan baik dengan lingkaran dalam kita (terutama keluarga inti). Tapi itu belum semuanya. Kehidupan kita baru benar-benar meaningful ketika kita berperan aktif dan memberikan sumbangsih pada masyarakat (dunia). Bagaimanapun kita adalah bagian dari dunia ini.

Itulah sebabnya motto dari pembelajar hidup yang saya dirikan adalah: connect you to your great marriage, great achievements, and great life.

Namun lebih daripada semuanya itu, kehidupan yang baik yaitu meaningful haruslah kita tarik lagi dari asal muasal diri kita. Mengapa kita ada? Mengapa manusia diciptakan?

Boleh saja Anda tidak mempercayai adanya Tuhan, maka perjalanan Anda menuju kehidupan yang baik dan meaningful cukup sampai di sini.

Tapi bila Anda mempercayai bahwa Anda diciptakan oleh sosok Ilahi, jawaban terhadap bagaimana hidup kita meaningful selalu harus balik lagi kepada Sang Pencipta diri kita.

Saya percaya bahwa setiap diri kita adalah seperti goresan kuas yang Tuhan ciptakan untuk memenuhi suatu tugas dan maksud tertentu dalam lukisan besar kehidupan manusia. Saya percaya bahwa manusia tidak hidup 100 tahun dan setelah itu keberadaannya lenyap begitu saja. Karena itu kehidupan yang baik, yang meaningful adalah jika kehidupan kita bukan hanya baik selama di dunia ini, tetapi juga setelah kita kembali kepada-Nya.

Maka kehidupan yang meaningful yang ketiga adalah: Relasi dengan Tuhan.

Kedengaran terlalu mulia bahkan naif ya? Karena dengan ego manusia dan keinginannya untuk selalu dipuaskan dan menjadi bahagia (sendiri) seringkali menutup mata kita untuk melihat bahwa kehidupan yang baik dan bahagia itu bukan terfokus pada diri kita sendiri. Dosa telah menutup mata manusia untuk melihat bahwa tujuan kehidupan yang utama selalu adalah berdamai dan kembali terkoneksi dengan Sang Pemilik hidupnya.

Tatkala seseorang terkoneksi dengan Pemiliknya, maka relasinya dengan dirinya sendiri juga akan berubah, dan relasinya dengan inner circle juga berubah, sehingga dengan senang hati akan mengabdi kepada masyarakat dan dunia sebagai hamba yang diberikan tugas oleh Sang Majikan Agung. Maka sesungguhnya kehidupan yang meaningful itu akhirnya akan selalu dimulai dengan Tuhan:

  1. Relasi dengan Tuhan
  2. Relasi dengan diri sendiri
  3. Relasi dengan keluarga
  4. Relasi dengan dunia

 

 

Bagaimana pendapat Anda?