Mitos-Mitos Seks dalam Pernikahan yang Keliru

pasangan intim

Hubungan intim (seks) adalah hal yang terintim, terindah dan ternyaman yang dapat dirasakan oleh seorang manusia dari relasinya dengan manusia lain. Karena dampak seks itu begitu hebat, banyak mitos-mitos yang berseliweran mengenai seks. Tapi mitos-mitos itu tidak benar dan bisa merugikan pasangan yang merindukan hubungan intim yang memuaskan.

Baca juga: Mengapa Penting Untuk Mengetahui Bahasa Kasih Pasangan Anda?

Mitos 1: Seks Tidak Memuaskan Karena Fisik yang Kurang Menarik

Ada yang bilang, “Hubungan intim kami tidak memuaskan karena penampilan istri sudah kurang menarik”. Sebenarnya ini mitos. Biasanya ini hinggap di pikiran bapak-bapak. Mereka melihat istri mereka mulai menua, kulit tidak sekencang dulu, muncul kerutan-kerutan di wajah, dan badan istri yang memuai. Para istri jadinya insecure kalau melihat wanita-wanita muda dengan perawakan yang cantik dan terawat muncul ketika mereka jalan-jalan di mall.

Memang benar, daya tarik fisik istri itu penting bagi pria (Anda bisa membaca ulasannya di artikel: Apa yang diinginkan Pria dari Istri Mereka?), namun daya tarik fisik itu hanyalah salah satu hal yang berpengaruh kepada kepuasan seksual.

Saya menemukan begitu banyak pasangan yang datang konseling kepada kami dengan istri-istri yang masih terlihat muda dan cantik seperti artis dan bodi gitar. Tetapi mereka mengalami sexless marriage. Sebaliknya saya mengenal pasangan-pasangan di atas 50 tahun yang masih aktif dan menikmati hubungan seksual dengan pasangan halalnya masing-masing.

Seks dalam pernikahan selalu lebih banyak bergantung kepada perasaan dekat dan nyaman dengan pasangannya daripada fisik. Intimasi dan afeksi. Bayangkan saat hubungan Anda dengan pasangan kurang baik, apakah Anda mempunyai hasrat untuk bercinta dengannya? Sebaliknya, saat hubungan itu terasa sangat dekat dan nyaman, tanpa dijadwalkan, tanpa terapi, hubungan intim biasanya bisa terjadi begitu saja.

Jadi kalau hubungan intim Anda terasa tidak baik-baik saja, periksa keintiman Anda dan pasangan: apakah masih ada kata-kata pujian dan apresiasi yang diucapkan? Apakah masih saling memberikan perhatian-perhatian kecil kepada pasangan? Apakah masih saling berkorban demi pasangan? Mungkin hal-hal ini bisa menolong Anda.

 

Mitos 2: Seks yang Nikmat itu Tidak Direncanakan

Sebagian pasangan merasa canggung saat hubungan intim itu dijadwalkan. Mereka malah merasa aneh pada hari H dan tidak menikmati hubungan intim tersebut. Akhirnya mereka merasa nasehat untuk menjadwalkan hubungan intim itu omong kosong belaka.

Tetapi, coba kita balik lagi ke masa-masa awal hubungan/pernikahan. Saat-saat romantis, saat-saat hot itu ternyata selalu terjadi saat kita merencanakan. Kencan-kencan yang terbaik dengan pakaian terbaik dan seksi serta suasana yang menyenangkan. Keduanya mempersiapkan diri untuk kencan tersebut. Dimulai dengan makan malam romantis, diikuti dengan percakapan-percakapan penuh tawa dan canda, dilanjutkan dengan pertemuan bibir dan selanjutnya….

Masalahnya kejadiannya mulai berubah saat istri hamil atau melahirkan anak pertama. Anak-anak yang tidur di ranjang yang sama, anak-anak yang sulit tidur, suami-istri yang sudah keletihan untuk memulai foreplay. Sulit sekali rasanya untuk memulai seks.

Inilah sebabnya seks yang terbaik juga selalu direncanakan. Dengan waktu yang terencana, masing-masing bisa booking waktu, tempat dan mempersiapkan diri untuk hari tersebut.  NO lembur di hari itu. Suami bisa membersihkan diri, mencukur kumis dan jenggot dan mengenakan wewangian.  Jangan lupa untuk menunjukkan kasih sayang kepada istri tercinta. Istri bisa mempersiapkan pakaian dalam yang menggoda dan memberikan kecantikan teraduhai mereka. Anak-anak pun dapat dipersiapkan tidur lebih awal, atau bahkan dapat diberi tahu bahwa ayah dan bunda membutuhkan waktu khusus untuk berdua yang tidak dapat diganggu. Hubungan intim jadi tidak tergesa-gesa dan lebih besar kemungkinannya untuk saling memuaskan.

Yang jadi masalah dengan pasangan-pasangan yang gagal dalam mencoba jadwal hubungan intim adalah keintiman mereka dengan pasangan yang kurang terjalin, hubungan pernikahan kurang sehat, atau pada saat mereka mencoba melakukan hubungan, mereka berfokus kepada target memenuhi jadwal, bukan kesempatan untuk rileks dan menikmati hubungan dengan pasangan.

 

Mitos 3: Orang Tua Tidak Lagi Menikmati Seks

Katanya orang tua tidak lagi bisa menikmati seks. Ini juga mitos. Seks memang akan berkurang dengan bertambahnya umur. Sebuah studi menemukan bahwa masih ada 73% pasangan yang aktif secara seksual di usia 57-64 tahun. Angka ini turun ke 53% untuk usia 65-74 tahun, dan menjadi 26% untuk 75 tahun ke atas. Hal ini terjadi karena kekuatan fisik pria maupun wanita yang semakin berkurang di usia-usia senja. Namun berkurangnya seks bukan berarti mereka semakin tidak menikmati seks. Justru banyak orang-orang tua yang lebih menimati seks daripada pada waktu mereka masih muda.

Hal ini karena lebih sedikit penghalang dan distraksi (lembur, anak-anak, kehadiran orang tua/mertua), lebih banyak waktu, lebih banyak privasi serta tidak lagi takut akan kehamilan. Namun di antara alasan-alasan kenapa orang tua lebih menikmati seks daripada anak muda itu, alasan yang lebih kuat sebenarnya adalah karena di usia itu mereka sudah mampu mengekspresikan apa yang mereka inginkan, dan mereka memiliki keintiman dan koneksi yang lebih mendalam dengan pasangan mereka.

Sekali lagi, seks dalam pernikahan bukanlah melulu soal cantik dan seksi, tetapi intimasi dan afeksi.

 

Demikianlah 3 mitos seks dalam pernikahan. Semoga bermanfaat dan nikmatilah pernikahan yang hebat!

Bagaimana pendapat Anda?