Seberapa Sering Pasutri Perlu Berhubungan Seks?

sexless marriage

Stephen Arterburn dalam bukunya, “Every Young Man’s Battle” menulis, “Sebelum kita menikah, iblis akan berjuang sekuat tenaga agar kita melakukan hubungan intim dengan kekasih kita. Setelah menikah, iblis akan berjuang sekuat tenaga agar kita TIDAK melakukan hubungan intim dengan suami/istri kita

Apakah rumah tangga Anda termasuk “Sexless Marriage“?

Menurut National Health and Social Life Survey Amerika, pasangan suami-istri masuk kategori sexless marriage jika mereka hanya melakukan hubungan intim kurang dari 10 kali dalam tahun terakhir. Dan angkanya menurut survey tersebut di Amerika adalah 20%. Newsweek pada tahun 2009 menuliskan bahwa 15% pasutri di negeri itu bahkan tidak melakukannya sama sekali dalam 6 bulan terakhir. Sebagai perbandingan, survey pada tahun 2017 di negri sakura menemukan bahwa 47% pasutri Jepang tidak melakukan hubungan intim dalam sebulan terakhir.

Baca juga: Istri Tiba-tiba Kehilangan Gairah Seksual

Pertanyaan yang sering ditanyakan adalah: Dapatkah pernikahan bertahan tanpa seks?

Jawaban saya: Tentu saja dapat. Dari tiga unsur cinta: gairah, keintiman dan komitmen, satu-satunya unsur yang masih bisa absen di mana suatu pernikahan tetap berjalan dengan cukup baik adalah unsur gairah.

Keintiman + Komitmen menghasilkan cinta persahabatan di dalam pernikahan. Selama persahabatannya kokoh, mereka masih bisa tetap menikah 20 atau 50 tahun lagi dan hidup dalam pernikahan OK.

Namun kalau Anda perhatikan, saya menggunakan istilah “cukup baik” dan “OK” dalam pernikahan tanpa seks. Mereka masih bisa bekerja sama untuk mencapai mimpi-mimpi mereka, makna hidup mereka dan mendidik anak-anak mereka hingga dewasa dan “jadi orang”. Tetapi sulit untuk mengatakan bahwa pernikahan mereka akan hebat (The Great Marriage).

Bagi saya, pernikahan tanpa seks adalah ibarat makan ikan bakar tanpa kecap, kentang goreng tanpa sambal atau sushi tanpa soyu.

Mengapa seks dalam pernikahan itu penting?

Seks yang memuaskan menurut Dr. Willard Harley merupakan salah satu aktivitas penambah tabungan cinta yang signifikan, khususnya bagi pria. Dan karenanya tidak jarang banyak pria kecewa dan marah tatkala ia tidak mendapatkan seks yang cukup dari istrinya. Mereka menjadi marah dan mengatakan bahwa “buat apa menikah kalau tidak ada seks?” Seks bagi pria adalah kebutuhan, bukan hanya sekedar entertainment.

Hal ini memang berbeda dengan kebanyakan kaum Hawa, di mana seks dipandang hanyalah sebagai pelengkap/pemanis saja. Ia merasa tidak terlalu membutuhkannya. Bahkan wanita-wanita yang tidak menikmati seks akan melihat seks sebagai pelayanan atau pengorbanan dirinya untuk sang suami belaka. Tidak ada yang menyenangkan di sana.

Dalam sebuah penelitian terhadap 30 ribu responden, yang dipublikasikan di Jurnal Social Psychological and Personality Science pada tahun 2015, ditemukan bahwa frekuensi hubungan intim ternyata memang berkaitan dengan tingkat kebahagiaan pasangan. Namun penelitian yang sama menemukan bahwa pasangan-pasangan yang melakukan hubungan intim lebih dari seminggu sekali tidak merasakan kebahagiaan yang lebih daripada pasangan-pasangan yang melakukannya seminggu sekali.

Jadi kesimpulannya adalah, seks penting dalam kebahagiaan rumah tangga dan frekuensi minimal yang dibutuhkan adalah satu kali seminggu.

Kalau Anda termasuk dalam pasangan yang berhubungan seks setidaknya seminggu sekali, saya mengucapkan selamat karena ini tandanya kehidupan seks Anda sehat, namun bagi Anda yang tidak, mungkin ini saatnya bagi Anda untuk membuat resolusi di tahun baru ini untuk meningkatkan frekuensi hubungan intim dengan pasangan. Karena seperti apa yang dikatakan Arterburn di awal tulisan ini bahwa setelah menikah, iblis akan berupaya agar kita tidak melakukannya dengan pasangan kita karena dengan demikian rumah tangga kita menjadi lebih rentan terhadap ancaman perselingkuhan, perpisahan, atau minimal lebih rentan terhadap adiksi pornografi.

 

Marriage Academy Charity Program

Bagaimana pendapat Anda?