5 Bahasa Permintaan Maaf Setelah Berselingkuh

bahasa permintaan maaf

Paska terjadinya perselingkuhan, relasi telah rusak, pasangan mengalami trauma yang membuatnya sering menangis dan agresif. Pikirannya terus-menerus memutar video tentang pasangannya berselingkuh dengan orang lain. 101 pertanyaan muncul di benaknya dan ia menanyakannya berulang-ulang kepada suami/istrinya yang berselingkuh. Salah satu yang paling membantu agar korban perselingkuhan bisa pulih adalah permintaan maaf. (Penjelasan lengkap mengenai akibat perselingkuhan dapat dibaca pada artikel: )

Namun tak jarang pelaku yang sudah menyesal bingung permintaan maaf seperti apa yang bisa meredakan dan menolong pasangannya. Gary Chapman, penulis buku 5 Bahasa Cinta, juga menuliskan sebuah buku mengenai permintaan maaf yang berjudul, “The Five Language of Apology”. Saya coba jabarkan 5 bahasa permintaan maaf yang dapat digunakan untuk menolong korban perselingkuhan di bawah ini.

 

Baca juga: Membangun Kembali Kepercayaan Setelah Diselingkuhi

1. Menunjukkan Penyesalan (Regret)

Menunjukkan penyesalan adalah cara yang paling sederhana dalam meminta maaf. Biasanya dengan kata-kata yang singkat, “Maaf ya” atau “I’m sorry” atau “aku minta maaf”. Kunci dari penyesalan yang berhasil adalah jangan pernah menggunakan kata “maaf” saja tanpa mengatakan hal apa yang disesali secara spesifik.

Contoh: “Aku minta maaf telah membuatmu menangis setiap hari. Aku menyesal telah chatting-chatting mesra dan intens dengan orang lain.”

 

2. Menerima Tanggung Jawab (Responsibility)

Menerima tanggung jawab adalah mengatakan bahwa sayalah yang melakukan kesalahan, bukan menyalahkan siapa pun yang lain. Kadang kala hal ini sulit, terutama jika orang tua kita selalu menyalahkan kita tapi jarang mengatakan hal-hal yang benar yang kita lakukan.

Contoh: “Akulah yang membuat kamu menderita dan terluka seperti ini, maafkan aku”

 

3. Melakukan Restitusi (Restitution)

Melakukan restitusi adalah melakukan berbagai hal untuk memperbaiki kesalahan atau menggantikan luka dan derita yang telah dialaminya.

Beberapa yang dapat dilakukan dimulai dari memeluk pasangan tiap hari, melayani pasangan, antar jemput, selalu mengajak pasangan saat tugas luar kota, berlibur, sampai ke balik nama aset atau pengalihan kekayaan.

Pertanyaan bagus yang dapat digunakan adalah, “Apa lagi yang dapat kulakukan yang dapat membantu kamu pulih?”

 

4. Sungguh-Sungguh Bertobat (Repentance)

Bertobat yang dimaksud adalah menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh merubah perilaku kita. Perilaku-perilaku yang dapat menyakitkan, atau mengingatkan kembali pasangan akan luka tersebut sama sekali tidak lagi dilakukan.

Hal ini termasuk:

  • Menghentikan segala bentuk kontak (online/offline) dengan partner selingkuh. Dan ini perlu dilakukan ASAP, seketika, tanpa perlu banyak drama.
  • Menjaga batas pertemanan dengan lawan jenis lain, tidak melakukan rayuan, kata-kata “sayang”/”beb”, tidak pergi atau makan siang berdua dengan lawan jenis.
  • Transparan, tidak ada lagi yang disembunyikan, baik lokasi, teman, chat, sosial media. Termasuk memberi tahu kunci HP kepada pasangan.

 

5. Memohon Ampunan (Request)

Memohon kepada pasangan untuk mengampuni kita. Terkadang untuk sebagian orang, jika kita tidak memohon secara spesifik untuk dimaafkan, kita tidak dimaafkan.

Dalam bahasa Indonesia, ucapan maaf memang sudah mengandung request untuk maaf (“minta maaf”), sehingga bahasa kelima ini mungkin sedikit rancu dengan bahasa pertama. Namun demikian penekanan dari bahasa kelima ini adalah merendahkan diri di hadapan korban untuk memohon ampunannya. “Aku mohon, ampunilah aku”

Terkadang pelaku juga hanya menyebutkan kesalahan-kesalahannya saja, tanpa spesifik mengucapkan minta maaf, hal ini bukanlah permintaan maaf. Contoh: “Iya aku selingkuh, aku tidur 2 kali dengan wanita itu di hotel”. Ini hanyalah confession, pengakuan, dan bukan penyesalan.

Ini juga berarti dengan rendah hati menunggu pengampunan itu diberikan (bukan mendesak apalagi memaksa). Kita dapat bertanya dengan, “Apakah kamu mengampuni aku?”

 

 

Itulah kelima bahasa permintaan maaf: Regret, Responsibility, Restitution, Repentance, Request. Dalam kasus-kasus berat seperti perselingkuhan, kita membutuhkan kelima bahasa ini untuk meminta maaf kepada pasangan kita, berulang-ulang sebanyak yang dibutuhkan oleh pasangan yang terluka. Yang penting di sini adalah ketulusan, karena hanya ketulusanlah yang akan mendapatkan respon pengampunan.

 

 

Bagaimana pendapat Anda?