Pekerjaan: Kutukan atau Kebahagiaan?

pekerjaan Anda penting

Setiap hari saya menerima banyak pertanyaan yang diajukan melalui sosial media Quora. Karena pertanyaan yang saya terima terlalu banyak, dan di antaranya banyak pertanyaan yang mengulang-ulang atau kadang kurang berbobot (kemungkinan iseng hanya asal bertanya saja), maka saya pun di waktu luang saya selalu memilih pertanyaan-pertanyaan bagus di mana jawaban saya bisa membantu orang lain untuk berpikir lebih tajam. Pertanyaan-pertanyaan itu yang akan saya coba jawab. Salah satunya adalah pertanyaan berikut ini: Bagaimana rasanya berhenti bekerja dan berkeliling dunia bersama keluarga Anda selama sisa hidup Anda? Di bawah ini adalah jawaban saya yang semoga membantu para pembaca dan followers lebih menghargai pekerjaan yang mereka lakukan.

Baca juga: FREE Ebook: 101 Ide Mendongkrak Kinerja Karyawan

liburan keluarga

Jujur saja, saya belum memiliki kekayaan yang memampukan saya untuk berhenti bekerja dan berkeliling dunia bersama keluarga selama sisa hidup saya, tetapi kalaupun punya, saya tidak akan melakukan hal itu.

Mengapa?

1. Karena tujuan hidup manusia bukanlah bersenang-senang seperti yang dibayangkan oleh banyak orang, yang berpikir bahwa dengan punya uang yang banyak, kita bisa bersenang-senang, keliling dunia dan hidup bahagia karenanya.

Pikirkanlah hal ini: jika memang manusia diciptakan Tuhan untuk menikmati kebahagiaan, mengapa kebahagiaan bagi manusia adalah hal yang paradoks yang tidak bisa diusahakan?

Schooler, Ariely dan Loewestein pada tahun 2003 melakukan riset tentang kebahagiaan pada tahun baru. Mereka membandingkan orang yang merencanakan pesta besar dan mengharapkan kesenangan besar pada malam tahun baru, sebut saja kelompok A, dengan orang-orang yang tidak punya rencana di malam tahun baru yaitu kelompok B. Hasilnya adalah justru orang-orang di kelompok B memiliki kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok A 2 bulan setelah tahun baru.

Demikian juga yang terjadi saat kita yang suka menikmati musik, diminta mengusahakan untuk bahagia saat mendengarkan musik. Apa yang akan terjadi? Ternyata kita malah jadi kurang bahagia dibanding dengan mendengarkan musik tanpa mengusahakan apa-apa.

Kebahagiaan selalu merupakan hasil dari apa yang kita lakukan dengan benar, dan bernilai mulia, walaupun pada saat melakukannya kita harus berjerih lelah, mengalami kesulitan bahkan penuh penderitaan. Tuhan mengijinkan kebahagiaan menjadi sesuatu yang manusia inginkan bukan supaya manusia mengejar kebahagiaan, tetapi supaya manusia berada di jalan yang benar. Kebahagiaan itu akibat, suatu hadiah, bukan suatu target.

bahagia menikmati musik

2. Kita berpikir untuk berhenti bekerja dan bersenang-senang berkeliling dunia, salah satunya adalah karena kita melihat pekerjaan sebagai beban. Pekerjaan dipandang sebagai kutukan Tuhan yang mana kalau kita tidak perlu melakukannya lagi (misalnya finansial freedom), berarti kita sudah lepas dari kutukan tersebut.

Tapi sebenarnya pekerjaan bukanlah beban. Pekerjaan adalah suatu kesempatan, suatu privilege untuk menjadi tangan kanan Tuhan di bumi ini dalam memelihara dan mengusahakan “tanah” milik-Nya ini. Karena itu saya tidak melihat bahwa bekerja sesuai passion dan kemampuan kita sebagai hal yang omong kosong dan jualan motivator belaka.

Ini artinya walau dalam berkarir kita punya batas akhir yaitu saat pensiun, tetapi tugas kita sesungguhnya dalam mengolah bumi dan menjadi berkat bagi sesama tidak pernah berhenti. Hal itu hanya berhenti saat Tuhan menyatakan misi-Nya melalui kita sudah selesai, yaitu saat kita kembali berpulang pada yang Ilahi. Selama nafas masih diberikan oleh Tuhan, kita masih memiliki tugas di bumi ini. Bahkan orang-orang yang sudah hanya bisa berbaring di rumah sakit pun bisa menginspirasi dan menjadi berkat bagi kita-kita yang masih segar bugar.

Saat kita berhenti menjalankan tugas kita, dan ingin menghabiskan hidup kita dengan bersenang-senang saja hingga maut menjemput, bagi saya itu sama seperti kita tidak lagi memiliki arti di dunia ini dan lebih baik segera pulang ke Surga dan menikmati kenikmatan dan kebahagiaan yang lebih besar bersama-Nya.

Bagaimana pendapat Anda?