
Stop Searching for your passion – begitulah judul TEDxKC dengan presenter Terri Trespicio. Pesan ini begitu powerful sehingga bisa menjungkirbalikkan keyakinan dan prinsip para coach, mentor, self development expert.
Beberapa inti pesan yang kuat yang disampaikan Terri adalah:
- Berhenti mencari pekerjaan yang sesuai passion Anda, tetapi mulailah bekerja dan biarkan passion yang mengikuti Anda.
- Tidaklah adil jika kita harus mencari 1 dan hanya 1 saja passion yang tepat yang bisa membawa kita ke kursi kesuksesan. Sama seperti tidak mungkin hanya ada 1 orang “The ONE” yang paling pas untuk menjadi pasangan hidup kita (mitos ini dibahas juga pada kelas pernikahan CLR002 – Rahasia Membangun Pernikahan yang Anda Idamkan)
Kalau Anda belum nonton, kami tampilkan videonya di bawah artikel ini.
Baca juga: Kontraversi Test Kepribadian
Pesan-pesan yang disampaikan oleh Terri memang disampaikan dengan begitu meyakinkan (seperti semua video TED lainnya), tapi kalau saya setuju hanya separuh dari apa yang Terri sampaikan ini.
Tekanan Kebutuhan Hidup vs Passion
Terri menceritakan tentang bagaimana keadaannya waktu ia dipecat dari Martha Steward. Ketika sedang mempertimbangkan untuk bekerja sesuai passionnya, ibunda dari Terri menasehatinya agar segera bekerja, apa pun itu. Terri sendiri menyadari bahwa hidup di kota New York tidak bisa bertahan lama tanpa pekerjaan untuk hidupnya.
Akhirnya Terri mengambil pekerjaan sebagai penjual perhiasan – suatu bidang yang sama sekali asing bagi dirinya – dan ia pun sukses besar! Maka ia mengambil kesimpulan bahwa passion bisa mengikuti kita dari belakang. Pilih saja dulu pekerjaannya, dan kita bisa menyukainya kemudian.
Memang benar ada kalanya passion itu mengikuti kita ke mana pekerjaan kita membawa hidup kita, namun ada sedikit masalah di sini. Entah sebaik apa pun kita melakukan pekerjaan dan serajin apa pun, tetap ada saja pekerjaan yang TIDAK kita sukai. Tetap ada pekerjaan di mana kita tidak menjadi semahir orang lain dalam mengerjakannya. Tidaklah juga masuk akal apabila kita pasti akan menyukai semua jenis pekerjaan. Melakukannya dengan baik dan rajin memang bisa dilakukan siapa saja untuk pekerjaan apa saja, tetapi masalah itu bisa menjadi passionnya dia adalah masalah lain.
Tapi kita tidak bisa juga menutup mata terhadap masalah duit. Bagi banyak sekali orang di negri kita ini, bisa bekerja menurut passion adalah suatu kemewahan. Bagaimana kalau passionnya membuat dia menunggu lama untuk bekerja, karena lowongan pekerjaannya sedikit dan sulit ditembus? Bagaimana kalau passionnya dia adalah melukis atau berpuisi? suatu pekerjaan yang belum bisa memenuhi nafkah hidup di Indonesia ini. Akhirnya mau tidak mau kita TERPAKSA mengambil pekerjaan lain di luar dari passion kita.
Bisa bekerja menurut passion adalah suatu kemewahan
Hal ini persis seperti apa yang dialami oleh Terri. Dalam kasus Terri, untungnya ia menemukan passion dalam melakukan pekerjaan barunya tersebut.
Apakah Manusia Hanya Memiliki 1 Passion Tunggal?
Ini yang saya suka dari uraian Terri. Seringkali kita terjebak dengan hanya 1 passion tunggal saja. Maka dari itu ketika Pembelajar Hidup mendapatkan coachee atau klien yang menggumulkan passionnya, kami tidak menuntunnya untuk mencari hanya satu passion. Kami memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membangkitkan ide-ide mengenai hal-hal apa bisa menjadi passionnya. Ia bisa menemukan beberapa pilihan passion untuk kemudian memilih salah satu di antaranya dan merumuskan visi pribadinya.
Dan ini yang mungkin bisa mengguncangkan keyakinan Anda: Passion kita bisa berubah!
Dan bukan cuma passion yang berubah, bahkan tidak aneh apabila seseorang menemukan panggilan hidupnya berubah!
Passion dan panggilan hidup kita bisa berubah
Saya akan mengambil contoh dari Bible, yaitu Musa. Seorang pemimpin besar bangsa Israel yang membawa bangsanya keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian. Dalam kisahnya diperkirakan bahwa Musa:
- 40 tahun pertama menjadi anak Firaun
- 40 tahun kedua menjadi gembala di padang gurun
- 40 tahun terakhir menjadi pemimpin bangsa Israel
Berapa usia Anda sekarang? Di paruh 40 tahun ke berapa Anda berada? 🙂
Apa yang dipikirkan Musa ketika ia baru berusia 25 tahun? Apakah ia mempunyai panggilan untuk menjadi pemimpin Mesir? Lantas apa pula yang menjadi tujuan hidupnya saat berusia 60 tahun? Menjadi seorang pemimpin gembala kah? Business owner? Mungkin tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk terpanggil menjadi seorang pemimpin besar bangsa Israel, yang namanya bahkan disebutkan sebagai tokoh nabi dalam 3 agama (Yahudi, Kristen dan Islam).
Tugas kita sebagai manusia adalah menjalankan arti hidup kita sebaik mungkin, dan pada waktunya harus berubah, kita harus kembali mengambil waktu, memikirkan kembali jalan hidup kita, bertanya pada yang Ilahi dan merumuskan kembali tujuan hidup yang baru bagi kita (tentunya bisa lebih cepat dengan bantuan seorang coach).
Apakah Kita Harus Mengabaikan Passion?
Suka atau tidak suka, manusia adalah mahluk yang kompleks. Manusia tidak terdiri dari kognitif (pikiran) saja, tetapi ada emosi. Memutuskan suatu pekerjaan berdasarkan emosi memang bisa menjadi keputusan yang buruk, tetapi emosi yang positif bagi pekerjaan bisa memberikan boost atau TURBO untuk kemajuan diri kita (dan perusahaan – terlebih perusahan miliki sendiri). Manusia punya passion. Manusia tidak dapat diprogram begitu saja berdasarkan karakteristik bakat/keahlian fisik, kognitif maupun linguistik.
Passion bagi saya bukan hanya melakukan suatu hal dengan daya upaya yang penuh dan dengan keseluruhan kemampuan kita, tetapi passion juga merupakan bahan bakar yang dibutuhkan untuk memberikan komitmen penuh secara jangka panjang bagi sesuatu yang ingin kita lakukan dan ingin kita capai. Sedangkan usaha terus-menerus dan komitmen jangka panjang adalah resep bagi kesuksesan.
Maka bagi para karyawan, saat mengalami PHK, mengikuti saran Terri untuk mengambil pekerjaan apa saja memang bisa jadi lebih relevan, daripada tidak mendapatkan income untuk membuat dapur ngepul. Tetapi bagi Anda yang merencanakan untuk menjadi entrepreneur, tentu saja Anda tidak bisa asal memilih jenis usaha yang sedang “in” untuk menjadi bisnis Anda.
Berwirausaha membutuhkan banyak sekali motivasi, inspirasi dan keteguhan hati. Dan passion adalah sumber motivasi yang Anda butuhkan.
Nah, lantas apa yang terjadi dengan orang-orang yang kesulitan dalam menemukan passion mereka?
Kunci Menemukan Passion Anda
Sebagian orang memiliki kemampuan intrapersonal yang baik sehingga dengan mudah mengevaluasi diri dan menemukan hal-hal apa yang menjadi passion dalam hidupnya. Tetapi sebagian lagi sedikit lebih sulit dalam membedakan hal-hal mana yang menjadi kesukaannya.
Entah masuk kategori mana pun Anda, kunci menemukan passion sebenarnya sama dengan kunci menemukan bakat Anda, yaitu dengan sebanyak mungkin mencoba berbagai pekerjaan yang berbeda.
Saya menemukan banyak orang yang bingung menemukan bakat ataupun passionnya adalah karena mereka tidak mendapat kesempatan yang cukup atau tidak mau mencoba berbagai kegiatan yang berpotensi untuk menjadi passionnya. Atau istilah yang lebih tepat lagi adalah, mereka kurang terpapar dengan berbagai jenis kegiatan yang menarik minat mereka.
Hal ini dapat terlihat ketika dalam sesi coaching seorang klien kesulitan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut passion, atau tatkala pertanyaan-pertanyaan itu tidak mengrucut kepada passion-passion tertentu.
Baca juga: Karena Semua UKM Layak Mendapatkan Income yang Berarti (Oleh-oleh dari FEI 2017)
Konklusi Masalah Passion
Saran Terri Trespicio di akhir presentasinya akhirnya menempatkan passion pada tempat yang lebih sesuai. Maka ijinkan saya yang belum dapat dibandingkan dengan Terri Trespicio ini memberikan konklusi bagi pencari passion sebagai berikut:
Perhatikan dan lihatlah hal-hal favorit apa yang suka Anda kerjakan dan bekerjalah sesuai dengan hal tersebut, tetapi jangan menutup diri dengan kemungkinan-kemungkinan passion baru yang bisa Anda temukan.

Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.