
Suami saya lebih memilih melihat konten pornografi saat dia sedang iseng/stress/konflik, meski memang dia melihat konten itu saat saya tidak ada disampingnya terutama dia lakukan saat dia keluar kota. Sudah berkali-kali saya mengingatkan dan menanyakan apakah dia kurang puas dengan pelayanan seks yang saya berikan tapi dia bilang tidak, tapi ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengapa dia lakukan hal itu. Saat dia keluar kota, yang ada saya hanya curiga karena pasti dia melihat konten itu terus-terusan saat pekerjaannya telah selesai dan masturbasi dengan melihat konten tersebut. Saat saya tanya apa alasannya dia marah dan menuduh saya curigaan.
Sejujurnya saya ketakutan apabila suatu saat dia merasa konten tersebut tidak bisa memenuhi seleranya lantas dia mencari di luaran sehingga yang ada ketika dia di luar kota selalu saya rongrong dengan telepon dan video call. Saya tidak ingin seperti ini terus tetapi susah sekali menghilangkan rasa curiga saya. Apa yang harus saya lakukan?
Veronika (bukan nama sebenarnya)
JAWAB:
Dear Bu Vero,
Kami sangat memahami bahwa pornografi memang begitu menyakiti perasaan para istri. Salah satu dampak yang ditimbulkannya adalah kurangnya percaya diri, low self esteem karena harus dibandingkan dengan “kesempurnaan” tubuh para pemain film blue, yang sangat sulit untuk dimiliki seorang ibu rumah tangga biasa. Padahal apa yang diperagakan dalam film-film tersebut bukanlah adegan ranjang yang sebenarnya, melainkan hasil manipulasi, hanya dibuat untuk semaksimal mungkin memuaskan nafsu manusia. Sehingga dalam kehidupan nyata hampir mustahil melakukan hubungan seks yang serupa.
Namun revolusi digital memang telah membuat tayangan negatif tersebut tersedia bagi siapapun, di mana pun ada koneksi internet dan kapanpun 24/7. Ditambah lagi semua orang bisa memperolehnya secara anonim. Dalam hal ini, kaum pria yang pada umumnya terstimulasi oleh visual, sangat mudah untuk terpelosok ke dalamnya. Jadi tidak selalu masalah pornografi disebabkan oleh kurangnya kepuasan seksual dengan partner nyatanya.
Adalah suatu hal yang wajar jika ibu khawatir dengan suami akan pergi ke WTS. Suatu studi mengatakan bahwa orang-orang yang mengunjungi WTS umumnya menonton pornografi lebih banyak daripada populasi umum. Ini menunjukkan memang ada hubungan antara menonton pornografi dengan kunjungan ke WTS. Sekarang yang penting apa yang harus dilakukan kemudian?
1. Hentikan merongrong suami. Rongrongan untuk telepon dan video call tidak membantu suami ibu, bahkan akan mengurangi tabungan cinta yang ibu miliki dengan suami. Pengurangan tabungan cinta ini dapat memperkuat alasan suami untuk lebih banyak menonton tayangan pornografi. Daripada merongrong, ibu bisa mengirimkan foto ibu dan atau anak ibu sesekali saat suami sedang di luar kota. Dengan demikian ibu menolong suami mengingat keluarga, namun tidak menuntut untuk sering-sering menelepon/video call.
2. Utarakan betapa sakitnya perasaan ibu kepada suami. Kaum pria tidak mudah memahami penderitaan istri jika suami menonton pornografi, bahkan banyak kaum pria yang justru senang istrinya menonton pornografi. Mereka berpikir istrinya akan memberikan service yang sama, tidak terpikir bahwa istrinya melihat pornografi sebagai ‘cheating‘ alias perselingkuhan. Maka adalah penting untuk menyadarkan kaum pria bahwa saat mereka menonton pornografi, mereka dipandang istri mereka sedang berselingkuh dengan wanita lain. Bahwa betapa hal tersebut sangat melukai perasaan mereka. Suami-suami yang mencintai istrinya akan memperhatikan perasaan istrinya dan akan mulai berusaha berhenti menonton film tersebut.
Terkadang mengungkapkan perasaan saja tidak cukup membuat suami ngeh dengan sakitnya perasaan istri. Jika ini terjadi, sang istri boleh memberikan shoch therapy misalnya 1-2 hari mogok masak bagi suami, atau 1-2 hari tidak mau terima uang dari suami. Tujuannya untuk menunjukkan kepada suami betapa seriusnya mereka, bukan untuk menghukum suami. Apapun shock therapy yang akan dilakukan, yang harus dihindari adalah menuntut sesuatu kepada suami (baik barang, ataupun menuntut suami melakukan sesuatu). Tuntutan yang egois seperti merongrong di atas, akan memakan tabungan cinta.
3. Cari bantuan. Saat suami kesulitan untuk mengendalikan diri untuk stop nonton porno, maka jangan ragu untuk meminta bantuan. Beberapa bantuan yang dapat diperoleh untuk suami:
- Istri harus jadi teman akuntabilitas yang menjaga suami
- Aplikasi-aplikasi parental control seperti Covenant Eyes, StopFAP2, Net nanny, Norton Family, Even Accountable dan yang lainnya.
- Coach, konselor atau terapis kecanduan. Pembelajar hidup sendiri memiliki layanan coaching bad habit (baca di sini: Breaking Bad Habits)
Di atas segalanya, jangan lupa berdoa untuk suami ibu, karena apapun agama ibu, tidak ada agama yang menganjurkan pornografi. Tuhan memberkati.

Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.