
“Saya ingin bertanya, pak. Suami saya pernah bilang kalau dalam diri saya ada sosok ibu yang pernah hilang dalam hidupnya (dia dari keluarga broken home), dia memilih saya karena saya seperti diciptakan Tuhan untuk menggantikan setiap kehilangan dan keinginannya. Saya bersyukur karena berpikir bahwa saya bisa jadi adalah kepanjangan tangan Tuhan untuk membahagiakannya. Tapi secara bersamaan saya juga takut jika saya hanya menjadi pengisi kekosongannya, bukan sebagai wanita yang dicintainya. Saya ingin mendengar (atau lebih tepatnya membaca?) pendapat bapak mengenai hal ini.” tanya seorang ibu di sebuah sosial media.
Baca juga: Apakah Setiap Permasalahan Rumah Tangga Disebabkan oleh Istri yang Terlalu Menuntut?
Jawab Coach Deny Hen:
Cinta itu datang dengan berbagai warna dan rasa. Ada yang jatuh cinta karena kecantikannya, ada yang karena merasa nyaman bisa diajak ngobrol, ada yang merasa aman karena sang pria melindunginya. Perasaan cinta yang muncul bukan hanya ditentukan oleh diri kita sendiri, tapi juga dibentuk oleh lingkungan. Misalnya, lingkungan kita menentukan seperti apa wanita yang disebut cantik, atau bagaimana persepsi wanita tentang seorang gentleman.
Sebagian persepsi dibentuk dari pengalaman masa lalu, misalnya pengalaman dengan orang tua. Jadi sebenarnya wajar sekali seorang pria yang jatuh cinta karena sang wanita mempunyai serangkaian ciri atau karakter yang mirip dengan ibunya, demikian juga seorang wanita karena ayahnya. Tidak jarang cinta kita mengandung harapan-harapan kita (mengharapkan sosok ibu atau sosok ayah, atau sosok polisi, sosok penyanyi, sosok guru, dll). Itu suatu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari ‘cinta’ dan tidak perlu dibedakan, seakan-akan itu bukan cinta.
Nah yang perlu diberi perhatian adalah sebenarnya bagaimana sosok ibu dalam harapan suami Anda? Belum tentu sosok itu 100% sama dengan Anda. Nah harapan-harapan ini saat tidak terpenuhi seringkali membuat konflik dalam rumah tangga. Misalnya dia mengharapkan seorang ibu yang setiap hari masak buatnya, tetapi karena ibu bekerja, ibu tidak bisa memenuhi hal tersebut. Atau ia mengharapkan ibu yang memeluknya tiap hari, tapi ibu tidak tahu karena ia tidak pernah bilang.
Apa-apa yang tidak didapatkan dalam keluarga asalnya dahulu bisa menjadi unfinished business yang ia tuntut dalam keluarga barunya, dan ini tidak sehat. Pasangan memang dapat memberikan sebagian dari apa yang dia butuhkan pada masa lalu, tetapi tidak pernah bisa memuaskannya karena pada dasarnya perasaannyalah yang sudah terluka. Luka ini diakibatkan kebutuhan-kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi di masa lalu, dalam kasus suami ini adalah pengabaian dan ketidakhadiran sang ibu.
Unfinished business adalah hal-hal yang merupakan kebutuhan emosional kita semasa kita kecil dan bertumbuh dewasa yang tidak dipenuhi oleh orang tua kita. Les & Leslie Parrott menuliskan ada 4 unfinished business pada umumnya:
- Kebutuhan akan dukungan
- Kebutuhan akan pujian
- Kebutuhan untuk didengarkan
- Kebutuhan akan kesenangan
(Penjelasan mengenai keempatnya dapat Anda baca di buku The Great Marriage)
Semua pengabaian orang tua, ketidakhadiran secara emosi, yang sering terjadi dalam sebuah perceraian selalu menjadi unfinished business dalam rumah tangga si anak di kemudian hari.
Yang paling baik adalah jikalau pria-pria maupun wanita-wanita yang punya problem unfinished business ini bisa menjalani konseling demi kebahagiaannya sendiri dan kebahagiaan keluarganya. Banyak orang membutuhkan konseling, lebih daripada yang terlihat membutuhkan sebenarnya.
Jadi jangan ragu, dan tidak perlu merasa ikut konseling = sakit jiwa, karena kebahagiaan kita tidak ditentukan oleh omongan orang dan persepsi yang salah tentang konseling tadi, tetapi oleh keberanian kita menghadapi luka-luka emosi di masa lalu dan berdamai dengan diri sendiri.
NB: Anda dapat menghubungi kami jika Anda membutuhkan coaching & counseling yang berhubungan dengan pernikahan seperti masalah unfinished business ini.

Deny Hen

Latest posts by Deny Hen (see all)
- Mencari Orang Religius yang Tidak Selingkuh - July 24, 2023
- 5 Kesulitan dalam Goal Setting (dan Cara Mengatasinya) - April 12, 2023
- Menjaga Batas Pertemanan Pria & Wanita - March 14, 2023
- Pembelajar Hidup Pindah ke Gedung 86 – Pluit - January 23, 2023
- Membangun Kembali Kepercayaan Setelah Diselingkuhi - November 1, 2022