Memang banyak masalah rumah tangga disebabkan oleh istri yang menuntut suaminya. Tapi tentunya tidak selalu, dan terkadang tuntutannya juga tidak terlalu banyak.
Kita harus menyadari bahwa pada umumnya (tidak berani saya bilang selalu) masalah pasutri itu sebab-akibat, sehingga seringkali keduanya punya kontribusi yang menyebabkan terjadi konflik tersebut.
Baca juga: Ini Sebabnya Cinta Dalam Pernikahan Menjadi Hambar
Contoh kasus:
Dalam suatu sesi marriage coaching, saya bertanya pada sang suami (tanpa istrinya) apa masalah yang ingin dibahas dalam sesi kali ini? Sang suami komplain bahwa sang istrinya selalu menuntut. Segala hal dituntut, dari hal-hal yang kecil sampai besar. Dan apa pun yang dilakukannya selalu salah di mata sang istri.
Kemudian giliran sang istri (juga tanpa suaminya), saya menanyakan pertanyaan yang sama: apa masalah yang ingin dibahas? Sang istri nyerocos yang pada intinya ia komplain suaminya tidak mau memimpin, menjadi imam dalam keluarga. Ia tidak mampu mengambil keputusan sehingga ia harus mengerjakan segala hal yang menyangkut keluarga seorang diri.
Ternyata sang suami dituntut dalam segala hal, karena sang istri ingin suaminya yang lebih aktif dan memimpin keluarga. Kenapa suaminya enggan memimpin? Karena istrinya yang sering menyalahkan keputusan sang suami. Dan kenapa istrinya sering menyalahkan suami? karena suaminya tidak mau belajar mendengarkan sang istri untuk mengambil keputusan dengan lebih baik.
Anda bisa melihat sebab-akibatnya di sini? Apa yang muncul di permukaan itu baru akibatnya, tapi di belakangnya ada sebab-sebab yang tersembunyi yang membuat seseorang, baik istri maupun suami melakukan hal tersebut.
Jadi waktu kita mengatakan istriku terlalu banyak menuntut… jangan-jangan diri Anda yang sebenarnya menjadi masalahnya (tapi saya tidak mengatakan selalu ya…) atau sebaliknya jika kita mengatakan suami saya tidak mau peduli dengan saya, jangan-jangan dulu pernah peduli tetapi kita tidak memberikan apresiasi kepadanya malah memanfaatkannya.
Sekalipun demikian saya harus menjelaskan bahwa tuntutan yang egois (selfish demands) adalah salah satu dari 6 perusak tabungan cinta yang terbesar. Tuntutan menjadi egois tatkala dimintakan tanpa memperhatikan kondisi dan kebutuhan dari pasangannya. Siapa pun yang melakukannya, suami atau pun istri sama-sama sedang menimbun bara api konflik dalam rumah tangganya.
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.