
Waktu kita mulai mencari pasangan yang tepat dalam hidup kita, filter apa yang kita gunakan? Mana yang prioritas mana yang bisa dikompromikan? Jawabannya tentu bisa berbeda-beda, dan bisa dibahas dari berbagai dimensi. Tapi saya suka menggunakan singkatan ABCDEF Cinta, untuk sebagai panduan dalam memilih pasangan yang tepat.
Baca juga: 3 Manfaat Berjuang untuk Pernikahan yang Hebat
ABCDEF Cinta merupakan singkatan dari:
Appearance, Background, Character, Devotion, Education, Finance
dalam memilih pasangan hidup.
Di bawah ini adalah penjelasan dari ABCDEF Cinta yang diambil dari buku saya, 10 Checklist Persiapan Diri untuk Menikah.
Appearance (Penampilan Fisik)
Apakah Anda sudah mengetahui dan menerima appearance atau penampilan fisiknya?
Bagi Anda yang pacaran LDR, hal ini penting sekali. Jangan mau menikahi orang yang belum pernah ditemui sebelumnya. Anda harus ingat bahwa foto di sosmed bisa menipu. (Baca juga: Tips Menjalankan LDR (Cinta Jarak Jauh))
Bagi Anda yang tidak LDR juga perlu bisa menerima segala kelemahan fisik yang dimiliki pasangan kita. Tidak ada orang yang sempurna, dan sebagian besar dari kita tidak menikah seorang model atau bintang film.
Ada wanita yang cantik namun nafasnya kurang sedap. Ada pria yang ganteng tapi memiliki masalah bau badan. Ada yang rambutnya terurai bagus, tapi wajahnya kurang sempurna. Yang lain tampangnya keren tapi tangannya punya 6 jari.
Hak Anda untuk menerima atau tidak menerima seseorang karena wajah atau postur tubuhnya. Tetapi jika ingin menikah dengannya, Anda akan bersama dia seumur hidup, dan itu tidak mungkin tanpa bisa menerima keadaan tubuhnya apa adanya.
Tentu saja tidak semua perlu diterima mentah-mentah, sekarang sudah ada teknologi yang mampu menghilangkan sebagian kelemahan-kelemahan kita. Terkadang hanya diperlukan sedikit perubahan kebiasaan untuk mendapatkan fisik yang harum, cantik/tampan dan menarik.
Background (Latar Belakang)
Apakah Anda sudah mengetahui dan menerima Background dirinya?
- Apa yang Anda sudah ketahui tentang masa lalu pasangan Anda?
- Apa yang belum Anda ketahui tentang masa lalu dirinya?
- Berasal dari suku apa dia?
- Sudah berapa kali Anda bertemu dengan keluarganya? Bagaimana kehidupan mereka sehari-hari?
- Siapa orang tuanya? Apa pekerjaan mereka?
- Siapa saja saudaranya?
- Bagaimana budaya dan adat istiadat dari keluarganya?
Sekalipun di Indonesia kita mengenal Bhinneka Tunggal Ika, tetapi perbedaan SARA merupakan salah satu potensi konflik dalam rumah tangga yang sulit untuk dipecahkan.
Pernikahan adalah persatuan dua individu yang berbeda dan berasal dari keluarga yang berbeda pula. Semakin kentara perbedaannya, semakin sulit bersatu dan beradaptasi (walau bukan mustahil). Kita perlu menyadari bahwa dalam budaya Asia, menikahi seseorang berarti menikahi keluarganya.
Karena itu perbedaan-perbedaan SARA, terutama suku dan agama, perlu dipertimbangkan sebelum menikah, bahkan seharusnya sudah menjadi pertimbangan sebelum pacaran.
Bila Anda serius ingin menikahi orang yang memiliki budaya dan adat istiadat berbeda dengan Anda, Anda perlu mengantisipasi kemungkinan nada-nada sumbang dari keluarga dan kerabat, dan juga mengantisipasi masalah adaptasi budaya dalam kehidupan rumah tangga Anda di kemudian hari kelak.
Character (Karakter)
Apakah Anda sudah mengetahui dan menerima Character dirinya?
Tidak ada yang sempurna, semua orang pasti memiliki keburukan dalam dirinya. Ada yang pemarah, ada yang pemalas, mungkin terlalu ramah pada orang lain, egois, pelupa, kurang suka bergaul, tidak suka dandan, tidak memperhatikan kebersihan diri, ceroboh, dan lain-lain.
Tentu kita tidak dapat mengenal karakter dari pasangan kita 100%. Bahkan setelah kita menikah puluhan tahun pun, kita masih terus berupaya untuk mengenal pasangan kita. Tetapi kita tidak boleh menikahi seseorang yang kita belum tahu sifat-sifatnya, terutama yang buruk.
Daftarkanlah, temukanlah sifat-sifat yang bagi Anda kurang berkenan dalam dirinya, kemudian pikirkanlah, apakah Anda bisa menerima kekurangan-kekurangan itu dalam pernikahan Anda kelak. Bila perlu bicarakanlah supaya pacar Anda mengetahui kalau Anda membutuhkan dirinya untuk mengubah karakter-karakternya yang buruk.
Apapun sifatnya, adalah penting untuk tidak menemukan kebiasaan berbohong dan suka kekerasan atau abusive, karena kedua sifat tersebut tidak dapat hidup dalam sebuah pernikahan. Mereka akan membunuh pernikahan, cepat atau lambat.
Devotion (Kepercayaan & Nilai-Nilai Hidup)
Apakah Anda sudah mengetahui dan menerima Devotion dari calon Anda?
Devotion adalah apa kepercayaan dan nilai-nilai yang dipegang oleh seseorang.
Seseorang bisa saja beragama Kristen misalnya, tetapi kepercayaannya bukan Kristen, alias Kristen KTP. Demikian juga kalau ia beragama lain. Agama yang diakuinya belum tentu merupakan devosinya.
Anda harus mengetahui apa yang sebenarnya dia percayai dan nilai-nilai serta prinsip hidup apa yang menjadi guidance bagi dirinya. Karena nilai-nilai yang berbeda dengan Anda adalah salah satu potensi konflik yang sulit diselesaikan di kemudian hari.
Agama yang diakuinya belum tentu merupakan devosinya. Anda harus mengetahui apa yang sebenarnya dia percayai dan nilai-nilai serta prinsip hidup apa yang menjadi guidance bagi dirinya. – Deny Hen, 10SiapNikah
Khusus untuk perbedaan agama, hukum di Indonesia belum memberikan celah untuk pernikahan beda agama. Selain itu bagi Anda pengikut agama yang taat, semua agama mengajarkan eklusifitas yang berarti kebenaran hanya ada pada agamanya masing-masing, dengan tetap menghormati umat beragama yang berbeda lainnya.
Karena itu pernikahan beda agama sangat tidak dianjurkan.
Tapi bagaimana kalau sudah terlanjur pacaran beda agama? Silakan membaca post ini: Terlanjur Pacaran Beda Agama, Harus Bagaimana?
Education (Tingkat Pendidikan)
Apakah Anda sudah mengetahui dan menerima Education (tingkat pendidikan) dari calon Anda?
Kalau calon Anda sama-sama sarjana S1 mungkin tidak masalah. Masalah bisa muncul kalau yang pria lulusan SMA misalnya dan pasangannya lulusan S2. Atau kalau yang pria Doktor, yang wanita lulusan SD. Terutama kalau yang wanita tidak mengupdate pengetahuannya dengan informasi yang saat ini sudah tersedia di mana saja dan kapan saja.
Komunikasi juga bisa menjadi hambatan karena akan ada gap dalam cara bicara, istilah-istilah yang digunakan, dan cara berpikir.
Finance (Tingkat Ekonomi)
Apakah Anda sudah mengetahui dan menerima kondisi Finance dari calon Anda?
Biasanya masalah muncul kalau kedua pihak berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang jauh berbeda. Gaya hidup dan cara menggunakan uang bisa jauh berbeda. Sedangkan uang sendiri adalah penyebab terbanyak suami istri bertengkar.
UANG adalah penyebab utama suami istri bertengkar
Perlu diketahui juga bahwa kondisi keuangan saat ini berbeda dengan kondisi/semangat juang dari pasangan. Bisa saja saat ini kondisi keuangan yang kurang baik, tapi semangat dan daya juang yang besar, ditambah dengan ketekunan tentulah akan membuahkan hasil. Tapi tetap saja semua itu butuh proses.
Apakah Anda (yang wanita) bersedia mendampingi, mengalami berbagai kesulitan dalam proses untuk pasangan Anda untuk sukses?
Cinta memang bukan sekedar logika. Cinta itu juga perasaan. Tetapi walau kita tidak bisa memilih kepada siapa hati kita terjatuh, tetap kita bisa memilih dengan siapa kita akan menghabiskan sepanjang sisa hidup kita. Perasaan bisa dimanipulasi, tapi logika itu kokoh. Cinta itu sendiri gabungan hasrat, pilihan dan komitmen untuk terus bersama orang yang kita pilih untuk kita cintai seumur hidup kita.
Saya Deny Hen, Salam Pembelajar

Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.