Saya dan pacar saya akan menikah tahun ini. Kami berdua menjalani LDR (Long Distance Relationship), saya di Jakarta dan pacar saya bekerja di Papua. Bagaimana caranya supaya rumah tangga kami tetap bahagia walaupun kami terpisahkan oleh jarak?
Siti (bukan nama sebenarnya)
Baca juga: 7 Masalah Pernikahan yang Berasal dari Diri Sendiri
JAWAB:
Dear Siti,
Memang rule of thumb-nya yang namanya pacaran sehat itu sebaiknya bertemu muka dan berkencan secara tradisional. Hal ini membantu kedua belah pihak saling mengenal satu dengan yang lainnya. Karena dari penelitian, manusia berkomunikasi 70% dari bahasa tubuhnya, sedangkan dari intonasi suara dan isi percakapannya hanya 30% saja. Sehingga pacaran hanya menggunakan telepon saja terlalu terbatas untuk dapat mengenal pasangan kita. Belum lagi kita perlu mengenal keluarga dari pasangan kita terutama karena kita masih tinggal di Asia, di mana pernikahan bukan hanya terdiri dari persatuan kedua orang saja, melainkan juga persatuan 2 keluarga menjadi keluarga besar.
Nah, namun di era sulitnya cari jodoh yang baik masa kini, saya mendorong para pemuda-pemudi untuk membuka kesempatan seluas-luasnya juga melalui teknologi misalnya sosial media dan teknologi chat/video chat. Sosial media merupakan salah satu cara manusia dapat saling mengenal juga satu dengan yang lain, sekalipun dalam konteks yang masih terbatas.
Namun tentunya kita harus pandai-pandai dalam membangun cinta jarak jauh, karena salah satu unsur cinta adalah keintiman, dan keintiman tidak bisa instant. Keintiman mensyaratkan pengenalan yang mendalam akan calon suami/istri kita.
Kalau sebelum menjalin hubungan LDR itu kita sudah cukup mengenal pasangan kita (misalnya tadinya pacaran jarak dekat, lalu sang kekasih pindah kerja ke kota/negara lain), Anda hanya perlu update akan hal-hal yang terjadi dalam dunianya, dalam kehidupan kesehariannya untuk terus bisa memiliki hubungan yang mendalam dan akrab dengannya. Tetapi dalam kasus-kasus kenalan secara online, dan hanya pernah bertemu beberapa kali saja dengan sang kekasih, tingkat pengenalannya masih sangat kurang.
Kalau pasangan Anda seorang yang jujur dan terbuka, ini adalah modal kuat yang sangat menolong membangun trust dan komitmen antara Anda berdua. Tetapi kalau ia tidak memiliki 2 kualitas tersebut, akan sangat berbahaya jika sebelum benar-benar mengenalnya kita memberikan komitmen seumur hidup seperti pernikahan.
Tips Pacaran Jarak Jauh (LDR)
Maka berikut beberapa tips yang berguna bagi Anda yang menjalani hubungan cinta jarak jauh (LDR) ini:
1. Selalu Jujur dan Transparan
Dalam kondisi normal (tidak jarak jauh), ketidakjujuran membuat kita ragu akan pasangan kita. Kita tidak merasa aman dan bisa jadi bersikap posesif atau parno. Apalagi kalau jarak jauh. Satu kebohongan dalam pacaran temu muka masih bisa diselesaikan dengan berbagai interaksi yang menunjukkan perubahan, tetapi interaksi dalam LDR tidak bisa sering, sehingga sangat rentan. 1 kali bohong bisa membuat asumsi terburuk, yaitu selama LDR sudah berbohong! Karena itu terus jaga kepercayaan dengan selalu bersikap transparan.
Sikap transparan bagi sebagian orang bisa menyulitkan, karena transparan berarti selalu memberikan update kepada pasangan apa-apa saja yang dialami, apa-apa saja yang dipikirkan, dirasakan dan keputusan-keputusan apa yang diambil kepada pasangannya. Tetapi dalam rumah tangga yang sehat hal ini sangat penting. Demikian juga saat pacaran. Terlebih pacaran LDR yang tidak bisa sering bertemu, komunikasi yang rutin dan berkualitas adalah hal yang wajib.
Rencanakan dan bicarakanlah seberapa sering Anda berdua saling menelepon/video call. Kembangkan kebiasaan chat atau pesan singkat apabila ada sesuatu yang Anda alami. Dengan demikian, sekalipun jarang bertemu, Anda berdua tetap up-to-date dan selalu mengikuti perkembangan dalam hidup pasangan Anda.
2. Manfaatkan Waktu Pertemuan
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah merencanakan pertemuan face to face dengan kekasih Anda. Pacaran jarak jauh bukan berarti tidak perlu bertemu. Jadi bertemulah sesering mungkin dan gunakan waktu pertemuan tersebut untuk kegiatan-kegiatan berkualitas yang memungkinkan kita untuk saling mengenal lebih jauh.
Kegiatan-kegiatan tersebut contohnya:
- Berbincang, berdiskusi tentang harapan, cita-cita dan masa depan
- Mengunjungi keluarganya, berkenalan dengan anggota keluarga dan orang tua misalnya dengan makan malam bersama
- Mengikuti seminar/kelas pernikahan bersama (contohnya kelas pernikahan kami yang bukan hanya terdiri dari seminar satu arah saja, tetapi juga terdiri dari diskusi, dan latihan-latihan yang membantu membangun hubungan dan keintiman)
- Kegiatan yang menggunakan 7 dari 8 sarana keintiman yaitu rekreasi, estetika, intelektual, kesehatan, kreatifitas, spiritual, dan krisis.
3. Mengenal Teman-Temannya.
Biasanya kalau LDR, karena jarang ketemu, jadi begitu ketemu berusaha untuk memanfaatkan waktu maksimal berdua dengan si dia. Sayangnya waktu pacaran kita hanya mengenal 1 sisi dari kehidupan pasangan kita, yaitu sisi yang terbaik yang dimilikinya, yang dipasangnya setiap kali ia ketemu bersama kita. Kita juga sama. Kita ingin memberikan penampilan terbaik kita, kita ingin memperlakukan dirinya sebaik mungkin, kita ingin ia merasa nyaman dan semakin menyukai kita.
Padahal masih banyak sisi lain yang perlu kita ketahui tentang pasangan kita itu. Sisi yang lain bisa kita kenal melalui keluarganya, dan sisi yang lainnya lagi melalui teman-temannya.
Pepatah Jepang mengatakan, “Ketika karakter seorang pria tidak terlihat jelas bagi Anda, lihatlah teman-temannya“. Ini berlaku juga bagi wanita. Karena itu sekali-kali perlulah mengajak teman-teman untuk bersama-sama hang out bareng. Atau bisa juga double date. Sebaliknya mintalah pasangan Anda untuk mengundang teman-temannya hang out juga bersama-sama. Dengan demikian kita dapat melihat sisi lain dari pasangan kita, yang mungkin tidak terungkapkan.
4. Tinggal Sekota Sebelum Nikah
Apabila hubungan Anda dan kekasih LDR Anda sudah lebih serius (kira-kira setelah memutuskan ingin menikah, atau 1 tahun sebelum menikah), alangkah baiknya jika sang pria atau wanita salah satu bisa pindah ke kota pasangannya. Dengan demikian pengenalan mendalam yang diperlukan dapat terpenuhi sebelum benar-benar mengikatkan diri dalam pernikahan yang suci.
Jikalau merasa hal itu sulit atau tidak realistis untuk dijalani, maka Anda perlu menjawab pertanyaan ini:
Menurut Anda mana yang memiliki resiko yang lebih besar: pindah dulu sekota 1 tahun sebelum menikah, atau menikah dulu baru pindah sekota dengannya?
Mana yang lebih berat: Memutuskan hubungan sebelum menikah, atau bercerai setelah menikah?
Menikahi orang yang Anda kenal secara LDR sesungguhnya sangat beresiko. Karena itu Anda perlu melakukan usaha yang lebih jika memang memutuskan untuk menikah dengan pasangan LDR Anda. Anda perlu membayar harga dengan pindah kota bahkan sebelum menikah untuk memastikan memang Anda layak mendapatkan pasangan Anda. Atau sebaliknya, pasangan Anda yang membayar harganya dan pindah kota untuk memastikan ia layak mendapatkan Anda.
Demikian 4 tips bagi Anda yang menjalani cinta jarak jauh yang ingin menikah. Saya berharap jawaban saya bermanfaat bukan hanya bagi Siti, tapi juga bagi pasangan-pasangan LDR lainnya.
Salam Pembelajar,
Deny Hen
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.