Marriage Academy dalam Kebersamaan Pengurus Gereja

Marriage Academy

Hari Lahir Pancasila kemarin, saya dan istri berkesempatan untuk memimpin acara kebersamaan pengurus gereja GII Semanggi. Para pengurus meminta saya membawakan sesi tentang Marriage Academy. Bertempat di sebuah rumah yang sangat indah di Sentul, kami berkumpul pukul 9 pagi dan memulai sesi demi sesi acara hingga jam 4 sore.

Baca juga: Pembalasan Teror Bom ala Motivator

Khusus untuk para pengurus gereja, dengan waktu yang sangat singkat (2 jam saja, padahal Marriage Academy yang full ada 7 sesi @ 2 jam, atau sekitar 2 hari full), saya mengkombinasikan 3 sesi MA dalam topik yang saya beri judul “Triangular Love in Marriage”. Hal yang dibahas yaitu:

  1. Manfaat berinvestasi pada pernikahan yang sehat.
  2. Mengapa suatu pernikahan tanpa diapa-apakan pun akan failed.
  3. Membangun persahabatan dalam pernikahan (Peta Cinta)
  4. Membangun romance melalui tabungan cinta
  5. Membangun komitmen yang merupakan dedikasi, bukan limitasi

Salah satu game yang digunakan dalam sesi ini adalah Drawing Game for Couple, game yang sangat seru dan membuat para pasutri yang sudah hambar menjadi saling tersenyum mesra, serta tertawa gembira.

Team Building Games

Setelah sesi Marriage Academy berakhir, kami mulai memainkan 3 game yang sangat menyenangkan, fun, dan memiliki makna yang mendalam bagi team building para pengurus tersebut. Game-game tersebut adalah:

  1. The Survival Game. Anda dan tim terdampar di sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Bagaimana Anda survive dengan memilih 10 benda saja dari berbagai benda yang ditemukan di bangkai kapal? Game ini adalah tentang menghargai pendapat orang lain (atau menghargai pendapat pasangan)
  2. Game Tim Gegana. Tim Anda adalah polisi yang memiliki 1 orang detektif bisu dan 1 orang tim gegana yang buta. Inti permainan ini adalah tentang bagaimana tim Anda bersaing dengan tim lain untuk menjadi yang pertama menemukan bom yang ditaruh teroris dengan petunjuk kombinasi angka?
  3. The Counting Game. Seluruh peserta dari semua kelompok bergabung dan bersama-sama berupaya untuk memecahkan cara untuk berhitung tanpa melihat dan tanpa bertabrakan dengan rekan lainnya. Untuk kali ini membutuhkan 11 x percobaan. Sebelumnya di komunitas lain pernah hanya 6 x percobaan. Berapa yang dibutuhkan tim Anda untuk memecahkan problem tersebut?

Demikian testimoni dari beberapa peserta:

“Saya belajar untuk menerima masukan dari teman lain, karena apa yang saya pikirkan ternyata salah”

“Saya belajar untuk tidak pernah menyerah walaupun sudah berulang kali gagal”

Saksikan sekilas videonya di sini:

 

Bagaimana pendapat Anda?