5 Tips Sederhana Menghindari Pertengkaran Mulut

Pertengkaran rumah tangga

Seorang wanita datang pada saya dan menceritakan tentang pertengkarannya dengan suaminya yang sering terjadi. Dari tanya jawab, coachee saya menyadari bahwa penyebab masalahnya adalah intonasi suaranya yang sering meninggi dan membuat suami (bahkan mungkin juga orang-orang lain di sekitarnya) ikutan naik darah. Itu ternyata memicu pertengkaran yang tidak diperlukan.

Maka saya ingin membagikan tips-tips yang dapat digunakan bagi bapak/ibu yang ingin mengurangi tensi emosi yang disebabkan karena nada suara yang meninggi tersebut, baik di kantor maupun di rumah. Karena kantor maupun rumah yang damai rasanya lebih nyaman sekali untuk kita tempati.

Baca juga: Haruskah Aku Resign dan Menjadi Ibu Rumah Tangga (Full Time Mom)?

  1. Menarik nafas panjang. Penelitian menunjukkan bahwa berlatih menarik nafas panjang sangat membantu kita untuk mengendalikan diri. Terutama pada saat kita sedang emosi. Maka pada saat tensi meninggi, cobalah untuk berhitung. 1… 2… 3…4… sampai 10. Sambil berhitung cobalah bernafas dengan nafas yang panjang. Latihan tiap hari 10 menit bernafas lambat 6 – 8 detik untuk setiap nafas akan sangat menolong kita membiasakan diri menarik nafas panjang, dan akhirnya akan membuat kita lebih tenang.
  2. Bernafas dengan perut. Tips yang menarik, yaitu dengan bernafas dengan perut. Bernafas dengan perut merupakan cara bernafas yang efektif untuk menjadikan kita lebih rileks dan tenang, karena waktu kita bernafas memenuhi rongga perut, nafas kita menjadi panjang, dan seperti no 1 di atas, kita menjadi lebih tenang.
  3. Menyadari bahwa selalu ada hal yang akan membuat kita jengkel. Anak kita merajuk, suami yang tidak memperhatikan waktu diajak bicara, istri yang tidak menyiapkan makanan waktu kita pulang kerja merupakan hal-hal yang biasa terjadi yang mungkin merupakan penyebab Anda naik darah. Sebelum kita bertemu dengan mereka, cobalah memikirkan hal-hal apa yang biasa menjengkelkan kita yang mungkin akan terjadi. Menyadari hal tersebut akan mempersiapkan diri kita dan membuat kita lebih bisa mengendalikan diri apabila memang itu yang terjadi.
  4. Pikirkan hasil yang ingin Anda dapatkan. Tidak semua pertengkaran buruk, tetapi pertengkaran dengan emosi (berantem) menyakiti satu dengan yang lain. Dalam bahkan dalam team work, kita perlu menjaga tim kita dari pertengkaran yang destruktif. Maka pada waktu ada pemicu kejengkelan Anda, pikirkanlah hal apa yang ingin Anda peroleh di tengah masalah tersebut. Misalnya, Anda marah karena istri yang tidak membuatkan makan malam, tetapi kalau Anda memikirkan bahwa Anda ingin tetap punya hubungan yang menyenangkan dengan istri Anda, (katakanlah Anda ingin dapat “jatah” malam ini), tentu Anda akhirnya bisa menahan diri untuk tidak memicu keributan. Anda jadi bisa mengatakan, “Sayang, kenapa kamu nggak masak hari ini?” Akibatnya sang istri jadi merasa didengarkan dan hubungan Anda menjadi semakin baik, bukan semakin buruk.
  5. Miliki teman untuk berbagi cerita (curhat). Namanya juga manusia, kita memang butuh tempat untuk melampiaskan kekesalan kita. Maka wajar sebenarnya pria maupun wanita punya sahabat di luar istri/suami yang menjadi tempat curhat. Yang penting adalah bahwa teman yang menjadi tempat curhat sewajarnya adalah teman sejenis, bukan lawan jenis. Ini menjaga keutuhan pernikahan Anda.

Untuk membangun pernikahan yang merupakan great marriage, kami memiliki kelas online yang dapat diikuti secara fleksibel 24/7, cukup 15 menit untuk setiap sesi pembelajaran dan privacy Anda tetap terjaga (bahkan suami/istri Anda tidak perlu tahu Anda mengikuti kelas online kami).

Salam Pembelajar.

 

Bagaimana pendapat Anda?