5 Rahasia Komunikasi Pasutri yang Hangat dan Menyenangkan

“Coach Deny, aku tuh sudah lama sekali mendambakan percakapan seperti ini loh, Coach!” ujar seorang ibu dalam sesi konseling pernikahan.

“Kami frustasi Coach, karena kami baru bisa saling mengungkapkan perasaan kami di sesi konseling.” ucap Husein (bukan nama sebenarnya) dalam sesi konseling yang lain.

Hati saya turut pedih kalau mendengar ada pasutri yang mengatakan hal-hal seperti ini. Mereka merasa sulit sekali untuk berkomunikasi satu sama lain. Padahal dulu waktu pacaran, waktu awal-awal pernikahan komunikasi mereka excellent.

Sebenarnya untuk memiliki percakapan yang hangat dan menyenangkan cukup mengikuti 5 rahasia ini:

1. Luangkan waktu

Waktu itu memang sangat berharga. Saking berharganya kalau bisa, kita mungkin bersedia membayar pasangan kita untuk bisa lebih lama bersama pasangan kita. Karena pasangan kita juga berharga, maka kita perlu dengan sengaja meluangkan waktu untuk bisa bersamanya. Artinya ini perlu dialokasikan, jangan menjadwalkan waktu untuk beraktivitas seluruhnya untuk pekerjaan dan diri kita sendiri, tapi berikan juga waktu untuk bisa bersama pasangan. Sedikitnya 15 menit sehari di working days, tapi idealnya bisa setidaknya 1 jam sehari.

Baca juga: Teknik Jitu Memberikan Saran kepada Suami

Yang namanya meluangkan waktu, bukan berarti semata-mata cukup orangnya ada di sebelah istri/suami, tapi matanya di HP atau pikirannya di kerjaan. Luangkan waktu sepenuhnya untuk dia. Entah ngobrol, makan, jalan-jalan, nonton bersama, yang penting ada interaksi verbal dan fisik yang dirasakan terkoneksi satu sama lain.

2. Ramah

Ingatlah selalu bahwa orang ini adalah orang yang kupilih untuk kucintai. Karena itu sekalipun kita sedang kesal atau berbeda pendapat dan prinsip dengan dia, tetaplah ramah. Bicaralah dengannya seperti dia adalah orang yang kita cintai. Karena memang benar demikian bukan?

Saya ingat sepasang pasutri yang mana sang istri seringkali menyindir dan mengkritik suaminya. Suaminya coba bersabar walaupun merasa getir. Ia memang punya banyak kelemahan, tapi namanya juga manusia tetap perlu dihargai dan dikasihi. Pada suatu hari, istrinya menemukan perselingkuhan suaminya. Di sana ia meradang dan sangat marah. Namun dia juga akhirnya menyadari bahwa hatinya sangat terluka karena ternyata ia sangat mencintai suaminya.

Bapak-ibu, jangan tunggu hingga sesuatu terjadi: orang yang kita sayangi hilang, entah karena meninggal atau karena dicuri orang barulah kita memperlakukan pasangan seperti orang yang kita sayangi. Mulailah dari sekarang setelah membaca artikel ini yah!

4. Ingin tahu

Rahasia berikutnya adalah rasa ingin tahu. Perhatikan percakapan berikut ini:

Istri: “Capek yah!”

Suami bergumam “He-eh”

Istri: “Aku tak menyangka tubuhku sekarang mudah lelah”

Suami: “OK”

Istri: “Tetangga tadi kembaliin tangga yang dipinjam kemarin”

Suami: “Siplah”

Istri: “Besok antar aku ke dokter yah!”

Suami: “Siap!”

Jaman dulu waktu belum ada WA, orang-orang suka menggunakan email seperti pesan singkat. Satu email hanya berisi “Ya, OK”, atau “Terima kasih” atau bahkan hanya 5 huruf: “Thx ya” yang ditujukan untuk membalas email sebelumnya. Sebutan untuk email-email ini adalah one liner. Jawaban-jawaban dari sang suami di atas itu adalah jawaban-jawaban one liner, dan ini sangat mematikan komunikasi.

Maka kembangkanlah rasa ingin tahu Anda, dan mulailah bertanya kepada pasangan saat dia bercerita. Dalam contoh ini banyak sekali pertanyaan yang bisa ditanyakan, misalnya:

  • Capek kenapa? Gimana capeknya?
  • Oh ya? Masa sih mudah lelah? Apa aja yang kamu rasakan?
  • Siapa yang kembaliin tangganya tadi? Gimana kabarnya? Kamu sempat ngobrol apa tadi dengannya?
  • Ke dokter apa? Kenapa? Kamu sakit? Mau cek apa?

Secara umum pertanyaan apa, kenapa, bagaimana dan menanyakan detil informasi-informasi yang diberikan (5W+1H) menunjukkan Anda peduli kepadanya.

4. Respek

Waktu berkomunikasi dengan pasangan, selalu berikan respek dengan apa pun yang dikatakannya. Setuju tidak setuju lain soal, memahami sudut pandangnya bukan berarti harus setuju dengan pendapatnya. Respek itu dilakukan dengan tidak memberikan komentar negatif dalam bentuk apa pun waktu pasangan cerita. Termasuk di dalamnya: memojokkan, judgement, atau menertawakan/mencibirnya.

Komentar negatif itu jalan tol tercepat untuk mematikan suatu komunikasi.

5. Ucapkan Empati

Skill komunikasi mungkin penting untuk bisa berkomunikasi dengan sehat, tapi empati itu adalah jantungnya. Tidak pernah ada komunikasi yang menyenangkan tanpa ada empati di dalamnya. Empati berarti merasa senang saat pasangan merasa senang, tertawa saat dia tertawa, ikut susah saat dia bersedih.

Empati dapat diberikan dengan kata-kata sederhana seperti, “Alangkah beratnya yah hidupmu”, atau “Aku turut kesal mendengarnya”. Terkadang empati yang kuat juga diberikan dengan diam dan memeluk pasangan kita.

Empati yang diberikan saat pasangan bersusah hati adalah seperti kopi hangat di tengah cuaca hujan.

Nah itulah 5 rahasia untuk bisa memiliki percakapan yang hangat dan menyenangkan dengan pasangan. Di antara semuanya, berbicara seperti dia adalah orang yang kucintai adalah yang menjiwai kelima rahasia tersebut. Maka cintailah pasangan Anda, dan milikilah pernikahan yang hebat!

Bagaimana pendapat Anda?