Mundur Sejenak untuk Memenangkan Pertandingan

retreat, mundur sejenak

Waktu libur Lebaran kemarin saya berkesempatan untuk mampir di rumah adik ipar yang memiliki meja ping-pong. Saya bersama istri dan anak-anak menikmati kesenangan main ping-pong amatir di rumah itu. Suatu waktu, saya main ping-pong melawan anak saya. Beberapa kali ia miss bola ping-pong yang licin itu dan tidak berhasil mengembalikan bola. Saya pun berkata, “Nak, kalau menghadapi bola seperti itu kamu harus mundur sedikit ke belakang untuk bisa mengangkisnya.” Anak saya lalu menjawab, “Iya, Pa, tapi mundur itu susah”

Baca juga: 4 Langkah Agar Bisa Fokus pada Satu Tujuan

Dari pengalaman itu saya berpikir dan menyadari, bahwa bukan hanya dalam permainan tenis meja yang sulit untuk mundur, sebagian dari kita merasa kesulitan untuk mencerna (apalagi melakukan) bahwa mundur itu kadang diperlukan untuk memenangkan pertandingan. Saya ingat ayah saya yang hampir tidak pernah meluangkan waktu untuk bersantai. Setiap hari bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 11 malam. Senin sampai Sabtu, dan Hari Minggu pun toko baru tutup pukul 14.30 dan ia harus membereskan stok dan membersihkan semuanya hingga pukul 16.00. Itulah baru waktunya untuk santai dan beristirahat. Praktis, waktu untuk “mundur” hampir tidak pernah ada.

Saya pun dididik dengan cara yang serupa. Bagi saya, pertahanan terbaik adalah dengan menyerang. Dulu kalau main game, tidak pernah beli item yang untuk pertahanan diri, atau memilih magic yang untuk bertahan atau untuk healing, selalu semuanya dipilih yang menyerang. “Rugi kalau beli tambahan darah” itu pikir saya dulu. Bahkan dalam game-game tersebut pun terbukti bahwa memiliki item/magic yang seimbang seringkali membuat kita lebih mampu bertahan daripada memilih semua kemampuan untuk menyerang. Kita semua tetap butuh mundur sejenak sebelum kita maju kembali dan memenangkan pertandingan dalam kehidupan ini.

Umat Kristiani memiliki istilah “Retreat” untuk kegiatan rohani selama beberapa hari di sebuah tempat di luar kota untuk melepaskan diri dari kehidupan sehari-hari dan lebih berfokus kepada Tuhan dan tujuan-Nya bagi diri umatnya. Umat Budha juga memiliki kegiatan yang serupa untuk bermeditasi dan menyangkal diri. Bahkan walaupun Anda bukanlah seorang yang rohani, namun retreat (mundur) juga memiliki benefit yang penting bagi setiap manusia yaitu untuk membantu kita mendapatkan clarity (kejernihan) dalam pikiran dan hati kita.

Kejernihan itu yang membantu kita untuk mengambil keputusan yang tepat, khususnya bagi Anda seorang pemimpin. Kejernihan itu juga membantu kita melihat masalah dari luar masalah (helicopter view), dan melepaskan kelekatan emosi kita terhadap masalah sehingga kita mampu berpikir lebih objektif dan logis dalam mencari solusi. Itulah sebabnya mundur juga sangat penting bagi Anda yang sering didera konflik rumah tangga yang sengit.

 

Kapan saja kita butuh mundur dalam hidup kita?

  • Waktu upaya kita untuk maju terhenti dan tidak bisa melangkah untuk terus maju
  • Waktu kita mengalami burn out
  • Waktu Tuhan memaksa kita istirahat dengan mengijinkan kita mendapatkan sakit penyakit
  • Waktu pertengkaran begitu memanas (baik dengan pasangan maupun dengan orang lain) sehingga kata-kata yang diucapkan sudah bukan lagi solusi tetapi menyerang pribadi
  • Secara rutin untuk memulihkan diri dan mengisi kembali daya hidup kita (recharge), walaupun kita belum merasa lelah

 

Apa saja yang dapat kita lakukan waktu mundur?

1. Do Nothing. Hal pertama yang perlu dilakukan saat mundur adalah tidak melakukan apa pun. Karena kalau kita mulai kembali melakukan berbagai hal, tentu ini bukan namanya mundur, tetapi hanya sekedar kata-kata saja. Lepaskan semuanya, untuk sementara hindarkan dari pekerjaan. Camkanlah dalam pikiran Anda bahwa Anda pasti bisa setidaknya untuk sementara tidak mengambil keputusan apa pun, atau tidak perlu memikirkan apa pun (khususnya masalah Anda).

Dalam hal ini berdoa dan meditasi akan sangat membantu. Berdoa mengalihkan beban kita dan menyerahkannya kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Karena masalah diijinkan Tuhan bukan hanya supaya kita menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat kita semakin bergantung pada-Nya. Sedangkan meditasi menjernihkan pikiran kita. Level hormon stres kita akan berkurang dan kita menjadi semakin tenang.

2. Have FUN. Bersenang-senanglah dan luangkan waktu untuk bersantai. Anda bisa melakukan hobi Anda atau mencoba sesuatu yang baru yang menyenangkan bagi Anda, misalnya memancing, berkebun, membaca novel, sepeda/jalan santai, dll.

Dalam hal ini Anda perlu berhati-hati dengan jebakan berlibur/bersenang-senang, yaitu refreshing atau entertainment yang berlebihan. Misalnya semua waktu luang/libur Anda dialokasikan untuk liburan. Mungkin memang menyenangkan, namun liburan juga butuh energi dan uang. Jika tidak berhati-hati, uang Anda bisa habis, dan energi Anda bukannya pulih tetapi malahan habis. Maka waktu Anda merencanakan liburan:

  • Camkanlah bahwa liburan harus ada batasnya. Manusia sebenarnya tidak membutuhkan terlalu banyak waktu bersenang-senang untuk bisa produktif. Walaupun manusia memang membutuhkan waktu bersenang-senang secara berkala guna memulihkan kreatifitas dan kinerjanya, namun 1 hari seminggu pun sebenarnya seringkali cukup.
  • Hati-hati dengan budget yang Anda alokasikan. Biasanya pengeluaran itu selalu melebihi budget, Anda bisa menyiasatinya dengan mengalokasikan budget yang lebih kecil, atau merencanakan dengan detil seluruh pengeluaran dalam berlibur
  • Luangkan waktu untuk beristirahat sebelum kembali ke dunia nyata. Ini berarti kalau bepergian ke luar kota, tidak pulang di H-1 sebelum bekerja, atau tidak menghabiskan hari Sabtu dan Minggu sekaligus sampai malam untuk berwisata/melakukan hobi.

3. Evaluasi. Rasa stuck (buntu) yang dialami atau bahkan kegagalan hanya berguna jika kita belajar sesuatu darinya. Karena itu evaluasilah diri Anda. Apa saja yang telah dilakukan. Periksa kondisi-kondisi yang dialami dan uraikanlah masalah satu per satu. Walaupun Anda tidak bisa melakukan semua, setidaknya Anda pasti bisa memilih satu baby step untuk maju.

 

Mundur adalah salah satu kegiatan penting dalam hidup kita. Namun mundur bukan saja dibutuhkan sesekali, namun dibutuhkan secara rutin dan konsisten. Kemampuan Anda untuk secara konsisten mengisi ulang daya hidup Anda adalah salah satu kunci Anda selalu memenangkan pertandingan, dalam bidang apa pun itu. Karena Anda dan saya tidak pernah memiliki unlimited strength atau energi tetapi Anda dan saya tangguh karena selalu meluangkan waktu untuk recharge, seberapa sibuknya pun kita.

Bagaimana pendapat Anda?