4 Langkah Agar Bisa Fokus pada Satu Tujuan

fokus pada tujuan

Mendiang legenda KungFu Bruce Lee pernah mengatakan: “Aku tidak takut dengan orang yang melatih 1000 tendangan, tetapi aku takut dengan orang yang melatih 1 tendangan 1000 kali”

fokus pada satu tujuan

Inilah kekuatan fokus. Fokus memang salah satu unsur ketangguhan dalam rumus:

Tangguh = energi x % fokus x skill x support

 

Ada 4 langkah untuk berfokus pada satu tujuan dalam hidup Anda, yaitu:

1. Miliki sebuah Passionate Goal

Untuk bisa fokus kepada suatu tujuan, tentu saja harus dimulai dari tujuan itu sendiri. Tujuan seperti apa yang Anda miliki? Apakah tujuan sekedar bertahan hidup, ataukah tujuan yang lebih bermakna?

Baca juga: 9 Tips Keluar dari Jerat Mediocre (Kaubi)

Apakah Anda seorang pelari yang sekedar berlari, atau apakah Anda pelari yang punya tujuan untuk sekedar mendapatkan piala? Ataukah Anda memiliki tujuan yang lebih bermakna daripada sekedar mendapatkan piala? Mempersembahkannya bagi orang yang tersayang, membawa nama harum bagi negara misalnya. Apapun itu, suatu tujuan tidaklah bisa membawa Anda fokus kepadanya jika Anda tidak punya makna yang melebihi sang tujuan tersebut.

Pernahkah Anda melihat seekor anjing yang mengejar bola?

Seekor anjing yang mengejar bola akan mengejar bola dengan penuh semangat seakan-akan tidak ada hal yang dapat menghalanginya untuk mendapatkan bola tersebut. Demikian juga Anda dan tujuan Anda. Milikilah tujuan yang membuat Anda begitu bersemangat untuk meraihnya. Inilah passionate goal Anda.

 

2. SMART Target

OK, Anda sudah punya passionate goal Anda. Namun ini tidak serta-merta membuat Anda fokus pada tujuan Anda. Seringkali tujuan yang Anda buat merupakan suatu pencapaian besar yang dapat dibagi ke dalam pencapaian-pencapaian kecil yang lebih mudah untuk dicerna dan dipegang oleh otak Anda.

Tujuan kecil mendapatkan nilai A dalam suatu proyek kuliah Anda jelas lebih mudah dicerna, dan mudah terpetakan dalam otak Anda cara untuk mencapainya, daripada tujuan besar “lulus cum laude”. Demikian juga tujuan mencapai target sales bulanan 100 jt (atau bahkan mingguan) lebih mudah dipegang daripada tujuan mencapai tujuan target tahunan 1,2 M misalnya.

Membaginya ke dalam tujuan-tujuan kecil bukan hanya membuat tujuan Anda down to earth, tetapi juga memberikan semangat dan kepuasan bagi Anda tatkala tujuan demi tujuan kecil Anda tercapai.

Untuk mencapai hal itu, tujuan-tujuan kecil yang Anda turunkan dari passionate goal Anda harus memenuhi kaidah SMART. SMART adalah Specific (detail dan tidak global), Measurable (dapat diukur, misalnya dengan angka, atau setidaknya dikuantifikasikan), Achievable (dapat diraih, namun bukan mudah diraih), Relevant (harus relevan dengan makna sebenarnya dalam passionate goal Anda), Time-bound (memiliki batasan waktu pencapaian).

 

3. Alokasikan waktu, tenaga dan uang (dan sumber daya lainnya)

Setelah memiliki tujuan dan SMART target, Anda juga harus mengalokasikan segenap sumber daya yang Anda miliki untuk mencapainya. Sumber daya di sini khususnya waktu, tenaga dan uang. Artinya Anda harus (1) dengan sengaja menjadwalkan kapan Anda ingin mengerjakan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan tersebut. Anda juga harus (2) mempersiapkan tubuh Anda setiap hari agar fisik dan pikiran Anda selalu prima dalam mengerjakan hal-hal tersebut. Dan bila perlu (3) jangan ragu untuk mengeluarkan dana dari dompet Anda sendiri untuk meraih tujuan Anda.

Untuk mempersiapkan tubuh prima, atau dalam istilah resminya Ideal Performance State, ingatlah dengan akronim OMIT, yang berisi kebiasaan-kebiasaan yang baik yang seringkali kita abaikan yaitu:

Olahraga

Makan sehat

Istirahat yang cukup

waktu Teduh (doa/ibadah pribadi/meditasi)

 

4. Katakan TIDAK

Untuk fokus pada tujuan Anda, Anda harus menjalaninya dengan penuh komitmen. Apakah yang dimaksud dengan komitmen itu? Komitmen adalah memutuskan untuk memilih yang satu dan meninggalkan yang lain sebagai konsekuensi pilihan Anda tersebut.

Ada banyak hal yang dapat mengalihkan perhatian kita kepada tujuan kita. Mulai dari sosial media, kenikmatan-kenikmatan instan (game, net***x, dan lain-lain), sampai kepada distraksi-distraksi “baik” seperti kegiatan volunteer, dan menolong sesama.

Adiksi (narkoba, alkohol, seks) juga merupakan salah satu hal yang seringkali menggagalkan seseorang bahkan ketika tinggal sedikit lagi ia hampir berhasil mencapai tujuannya. Sama dengan adiksi zat, demikian juga kalau memiliki adiksi sosial dalam bentuk superhero syndrome.

Ini bukan berarti saya sedang mengajarkan untuk menghentikan kegiatan sosial, atau bahkan berhenti membantu sesama dan menjadi egois hanya terpaku kepada tujuan saja. Dalam buku saya jelas saya menuliskan bahwa dukungan sosial adalah salah satu unsur yang sangat penting untuk tangguh. Kita jelas tidak bisa menghindari dari tugas-tugas sosial, dan sebagai salah satu bagian dari umat manusia, kita harus berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari kita untuk membantu sesama, namun tidak semua hal harus kita kerjakan, dan tidak setiap saat kita harus turun tangan. Menolong orang lain bukan berarti harus menjadi superhero syndrome dan sebaliknya tidak selalu tidak menolong orang lain itu dapat dengan mudah dihakimi sebagai “tidak punya perasaan”.

Ada banyak hal yang memang menarik bagi kita, tidak semuanya buruk, tetapi tatkala kita sudah berkomitmen untuk fokus terhadap suatu tujuan, kita perlu mengatakan TIDAK kepada semua distraksi yang bisa membuat kita teralih dari tujuan utama kita. Ketahuilah bahwa ada banyak hal yang akan mendesak dan mendorong kita untuk menghabiskan setiap waktu, segenap tenaga dan setiap sen uang yang kita miliki. Itulah sebabnya komitmen kita terhadap suatu tujuan berarti berani mengatakan TIDAK.

 

Miliki passionate goal, jabarkan melalui SMART Target, alokasikan segenap sumber daya untuk mendukungnya, dan katakanlah TIDAK kepada distraksi, itulah 4 langkah untuk bisa fokus pada satu tujuan. Salam pembelajar!

Bagaimana pendapat Anda?