
Apa yang membedakan TOP 1% orang yang terhebat dengan sisanya yang 99%? Jawaban singkatnya adalah passion, practice and a coach.
Saat mengajar, saya selalu mencoba mengingatkan mahasiswa saya untuk tidak membiasakan diri meng-kopas jawaban teman. Karena kalau kebiasaan mengkopas, jangan kaget kalau nanti setelah kerja, gajinya juga kopas (gajinya sama saja dengan orang lain). Itulah yang terjadi saat kita menjadi seorang mediocre/kaubi (kaum biasa). Kalau kita biasa-biasa saja, maka apa yang kita dapatkan pun akan biasa-biasa saja.
Baca juga: Tujuan hidup itu kita temukan atau kita tentukan?
Maka untuk keluar dari jeratan kaubi (mediocre) dan menjadi Top 1%, lakukanlah 9 hal ini:
1. Kalau Anda ingin menjadi biasa-biasa saja, bekerjalah tanpa pilih-pilih pekerjaan. Tetapi kalau Anda ingin menjadi orang yang luar biasa, bekerjalah sesuai passion Anda. Menjadi yang terbaik membutuhkan jam terbang yang tinggi dan upaya yang ekstra keras. Hal ini tidak dapat terjadi kalau Anda tidak menyukai pekerjaan Anda. Anda menjadi kurang termotivasi untuk bekerja, dan tidak berinisiatif mengembangkan kemampuan Anda dalam bidang Anda. Karena itu temukan, kembangkan dan jalani passion Anda. (untuk penjelasan tentang passion, tonton 3 episode kami mengenai passion di bawah ini)
2. Kalau Anda kesulitan menemukan atau menjalankan passion Anda, beradaptasilah dan jadikan pekerjaan Anda passion Anda. Manusia tidak dibatasi hanya memiliki satu buah passion tunggal saja. Kita bisa memiliki banyak passion. Dan passion itu sendiri dinamis. Ia bisa berubah sejalan dengan waktu, berdasarkan apa masukan yang kita terima dan kondisi serta siklus hidup kita. Karena itu, cobalah beradaptasi dan sukailah pekerjaan yang Anda kerjakan saat ini. Caranya adalah dengan menemukan meaning dari pekerjaan yang Anda kerjakan.
3. Rumuskan visi hidup Anda. Anda membutuhkan arah dan tujuan dalam hidup Anda agar Anda bisa terus berlari dan bukan berjalan santai. Gunakan 4P: passion, proficiency (keahlian), personality dan path (jalan hidup) untuk menemukan visi hidup Anda. Visi yang tepat dan sesuai dengan diri Anda memberikan kekuatan bagi kita untuk melesat ke depan dan meninggalkan orang-orang lain yang berjalan tanpa arah tujuan.
4. Jangan cepat puas. Hindari untuk membuat suatu tujuan/visi yang mudah dicapai. “If your dream doesn’t scare you, it’s too small. Quit playing it safe” – (kalau mimpi Anda tidak menakutkan Anda, berarti itu terlalu kecil. Berhentilah bermain aman) – Mark Batterson.
Setelah Anda mencapai visi Anda, temukan visi yang lain. Selama Tuhan masih menganugerahkan nafas dalam hidung kita, misi dan tugas kita di dunia masih belum usai. Karena kalau sudah selesai, kita sudah dipanggil pulang. Maka teruslah berkarya dan bertumbuh menjadi lebih baik lagi.
5. Penuhilah 10.000 jam Anda. Malcolm Gladwell dalam bukunya Outliers menemukan bahwa orang-orang hebat ternyata adalah mereka yang telah melampaui 10.000 jam terbang dalam menggunakan ketrampilan mereka, atau kurang lebih 10 tahun. Maka Anda pun harus terus berlatih mengasah keahlian Anda untuk mencapai 10.000 jam Anda.
6. Lakukan deliberate practice: Berlatihlah secara terstruktur dan dilakukan berulang-ulang hingga Anda menguasai seluruh sub skill dari keahlian yang Anda perlukan dalam bidang Anda. Jadi untuk menjadi pemain basket yang hebat, Anda perlu melatih memasukkan bola ke keranjang berulang-ulang kali sampai bola yang Anda lempar tidak meleset lagi. Anda juga perlu melatih menggiring bola, melakukan bloking, termasuk melatih berulang-ulang lemparan 3 poin hingga Anda menjadi sangat mahir.

Bruce Lee, sang ahli Kung Fu yang sangat legendaris itu mengatakan, “Aku tidak takut pada orang yang melatih 10.000 tendangan sekali, tetapi aku takut pada orang yang telah melatih satu tendangan 10.000 kali”.
7. Teruslah mengembangkan diri Anda. Orang yang sukses menurut artikel di Forbes ini adalah orang yang terus menantang dirinya keluar dari zona nyaman dan belajar seumur hidup mereka. Bacalah buku, ikutlah training, dan cobalah hal yang baru. Selalu luangkan waktu dan sediakan dana untuk dapat mengembangkan diri Anda.
8. Belajarlah dari yang terbaik. Bruce Lee belajar dari Ip Man salah satu pelatih kung fu aliran wing chun terbaik. Socrates adalah guru dari Plato, dan Plato adalah guru dari Aristoteles. Pemikiran mereka masih berpengaruh hingga saat ini. Jika Anda ingin menjadi yang terbaik, salah satu cara tercepat adalah memiliki guru yang terbaik dalam bidangnya.
9. Hire a coach. Chicago Tribune pernah menuliskan, “Who exactly seek out a coach? WINNERS” (siapa sebenarnya yang mencari seorang coach? Jawabannya: para pemenang). Saya menuliskan hal ini bukan sekedar karena saya seorang coach, tetapi juga karena ada suatu perbedaan yang signifikan antara seorang yang memiliki seorang coach dan yang tidak.
Coaching menolong coachee (sebutan bagi orang yang dicoaching) bukan dengan cara menggurui maupun menasehati, tetapi dengan mendengarkan, dan menanyakan powerful question yang membuat kita menemukan diri kita sendiri (self discovery) dan memutuskan sendiri pilihan hidup kita dengan tepat sesuai dengan kondisi diri sendiri. Coaching membantu merumuskan Action Plan (rencana tindakan) yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Seorang coach adalah seorang yang menjadi teman akuntabilitas yang membantu seseorang untuk mencapai tujuannya. Ia membantu learning process dan pendampingan yang dibutuhkan untuk sukses. Setiap orang memiliki blind spots, dan ia membutuhkan orang lain untuk mengatasinya. Proses belajar, merumuskan rencana tindakan dan menemukan blind spots ini yang membedakan seseorang yang memiliki coach dan yang tidak.
Mungkin kita di Indonesia masih berpikir bahwa membayar seorang coach membutuhkan biaya yang besar. Namun sama seperti investasi lain, biaya tidak akan terlihat besar kalau manfaatnya jauh melampaui biaya yang kita keluarkan.
Bill Gates dalam TED Talks mengatakan bahwa “Everyone needs a coach”, demikian juga mantan CEO Google: Eric Schmidt yang mengatakan, “Setiap atlit terkenal, setiap TOP PERFORMERS, memiliki seorang COACH. Orang-orang tidak pernah bagus ketika melihat diri mereka sendiri ketimbang orang lain melihat diri mereka. Seorang coach benar-benar membantu (menemukan Blind-spots mereka).
Coach membantu mengerahkan potensi maksimum Anda sehingga Anda mampu mencapai lebih tinggi daripada apa yang bisa dicapai orang lain pada umumnya.
Akhirnya, peganglah ini selalu untuk tidak membiarkan diri Anda menjadi orang yang berada pada 99% sisanya: Good is the enemy of best
Salam pembelajar!
NB: Hubungi kami untuk informasi mengenai coaching lebih lanjut.

Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.