Liburan telah dekat. Banyak keluarga sudah mulai merencanakan liburan. Sebagian bahkan sudah melakukan early vacation, apalagi ada kemungkinan adanya pembatasan ketat saat Nataru. Namun liburan tidak jarang bukannya meningkatkan keharmonisan hubungan rumah tangga, namun malahan menimbulkan konflik. Konflik tersebut bukan hanya merusak liburan, tetapi juga merusak keintiman pasutri. Bagaimana caranya supaya liburan tidak menjadi bumerang yang merusak pernikahan? Berikut 8 Tipsnya.
Baca juga: Apa yang Dibutuhkan dari Wanita Agar Memiliki Pernikahan yang Bahagia?
8 Tips Liburan Tanpa Konflik
1. Rencanakan liburan Anda dengan baik. Perencanaan memang kadang membuat stres tersendiri. Namun tidak terencana punya potensi stres yang lebih tinggi. Misalnya tatkala Anda membutuhkan hotel tapi hotel yang Anda dan keluarga inginkan tidak tersedia, Atau tiket pesawat yang habis pada masa high season ini. Ada kemungkinan Anda akan direpotkan oleh pritilan-pritilan masalah kecil yang menyebalkan yang tidak perlu dialami jika Anda merencanakannya dengan baik. Dan kalau pritilan-pritilan kecil itu menggagalkan liburan Anda, Anda bisa kesal setengah mati.
2. Bicarakan dan putuskan bersama. Seringkali perselisihan rumah tangga dipicu karena hanya satu orang yang mengambil keputusan, dan orang itu (biasanya sang ayah/suami) tidak mendiskusikannya terlebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain (minimal istri). Liburan adalah sesuatu yang harusnya dinikmati bersama, bukan hanya oleh sebagian anggota keluarga saja. Terkadang bukan mahal/murahnya liburan itu, tapi apakah aktivitas dan destinasi liburan itu disukai atau tidak. Misalnya suami yang suka backpacker, tapi istri suka menginap di hotel yang layak, atau suami yang suka pemandangan, sedangkan istri lebih suka ke taman bermain.
Dalam membicarakan pendapat dan keinginan yang berbeda, ijinkanlah kompromi dilakukan. Kompromi berarti ketemu di tengah. Ini berarti tidak ada seorang pun yang mendapatkan semua keinginannya, tetapi setidaknya liburan ini harus cukup menyenangkan bagi semuanya. Teknik lingkaran kompromi di sini akan sangat membantu untuk bisa menentukan keputusan-keputusan mengenai liburan.
3. Berikanlah ijin bagi Anda sendiri untuk bersantai sejenak. Liburan bisa meredakan ketegangan dan mereset Anda untuk kembali produktif hanya bila Anda menggunakannya untuk beristirahat. Jikalau Anda tidak memegang pekerjaan Anda namun Anda sibuk merencanakan dan mengatur segala hal berjalan semestinya pada saat pergi liburan, Anda hanya memindahkan stres dari tempat kerja ke tempat liburan. Bukankah inti dari liburan sebenarnya adalah beristirahat selain bersenang-senang?
Hindari juga menghabiskan seluruh hari libur kita dengan pergi berlibur. Pergi berlibur itu melelahkan juga, apalagi perjalanan yang jauh. Kita perlu waktu untuk beristirahat sebelum kembali ke rutinitas sehari-hari. Dan istirahat yang dimaksud adalah do nothing alias tidak melakukan apa pun. Ya, kita perlu juga waktu untuk tidak menjadwalkan kegiatan apa pun dalam liburan kita. Di kala kita berhenti beraktivitas dan berpikir, maka kita dapat menjalin hubungan dengan pasangan dengan lebih baik. Kita juga bisa meluangkan waktu untuk memiliki waktu saat teduh untuk terkoneksi dengan Tuhan dengan lebih baik, dan meditasi yang membuat pikiran Anda rileks.
Ide-ide lain yang bisa dipertimbangkan sebagai istirahat adalah mendengarkan musik (tanpa melakukan apa pun), membaca buku dengan santai, menikmati pemandangan alam, tidur siang, tidur larut malam dan bangun siang. Intinya menikmati me time Anda.
4. Kurangi ambisi saat berlibur. Memang menyenangkan jika kita bisa pergi berangkat pagi-pagi sehingga mendatangi tempat wisata saat belum padat dan macet. Berangkat lebih pagi juga memungkinkan Anda mengunjungi beberapa tempat sekaligus dalam satu hari. Namun jangan lupa bahwa inti liburan juga adalah istirahat. Berambisi untuk memanfaatkan waktu dengan seefektif dan seefisien mungkin untuk bersenang-senang lebih banyak mungkin membuat Anda bahagia, namun belum tentu menyenangkan bagi pasangan Anda. Kelelahan dalam liburan berpotensi juga membuat suasana bad mood dan mudah marah. Maka cobalah untuk berpikir realistis dan kurangi target-target liburan Anda sehingga Anda punya margin waktu untuk beristirahat dan memulihkan energi.
5. Minimalkan gadget. Smart phone kita memang sangat berguna untuk e-ticketing, scan barcode di tempat liburan dan tempat makan, atau dipakai untuk bermain bersama keluarga. Namun hati-hati karena kebanyakan bergadget juga dapat menimbulkan stres. Pasangan dan anak kita pun jadi stres karena merasa diabaikan dalam liburan. Khususnya jika masih ada pesan/email mengenai pekerjaan ataupun dengan teman/kerabat lain yang sebenarnya masih bisa ditunda. Pergi berlibur adalah momen penting untuk memulihkan relasi antar anggota keluarga, dan gadget bisa sangat mengganggu. Karena itu berkomitmenlah untuk menggunakan gadget hanya untuk seperlunya saja, dan lebih mementingkan interaksi dengan sesama anggota keluarga yang kelihatan, bukan dengan orang lain yang virtual.
6. Alihdayakan tugas-tugas saat liburan. Pergi berlibur bisa membuat stres. Khususnya kalau EO untuk liburan keluarga Anda adalah Anda sendirian. Karena itu, mungkin bukan ide buruk untuk outsourcing tugas-tugas dalam liburan Anda. Memanfaatkan membeli paket tour misalnya, Anda tidak perlu repot mengatur karena sudah ada orang lain yang mengatur jadwal Anda. Sesekali sang istri tidak perlu memasak dan pergilah makan di luar. Jasa laundry juga merupakan jasa yang sangat membantu liburan Anda.
7. Pisahkan kamar dengan anak. Tips ini tidak selalu bisa dilakukan. Khususnya jika anak-anak masih balita. Namun untuk anak-anak yang lebih besar, cobalah untuk memisahkan kamar hotel suami/istri dengan anak-anak. Beberapa hotel memiliki kamar-kamar dengan pintu penghubung, sehingga Anda dapat berpisah dengan anak-anak Anda dan menikmati malam indah bersama pasangan tanpa harus menguatirkan anak-anak Anda. Karena hubungan intim dalam pernikahan juga perlu dijaga dan sekali-kali perlu refreshing dengan tempat dan suasana yang berbeda.
Hal kecil seperti ini akan membuat pasangan merasa dihargai dan dicintai. Anak-anak juga seringkali senang bisa tidur tanpa pengawasan orang tua mereka. Dan kalau selama ini anak-anak tidur dengan Anda, bukankah ini saat yang menyenangkan untuk membantu anak-anak lebih mandiri?
8. Mengingat kembali kenangan indah Anda. Liburan merupakan saat yang sempurna untuk menceritakan berbagai memori indah kepada anak-anak Anda. Menceritakan pengalaman masa kecil Anda, bahkan silsilah keluarga Anda kepada pasangan dan anak-anak adalah salah satu cara menghadirkan makna yang memperkokoh pernikahan Anda. Kenangan yang indah saat Anda pertama kali bertemu istri/suami Anda, saat menikah, atau saat anak Anda lahir seringkali merupakan mutiara yang berharga untuk dikenang bersama-sama keluarga.
Itulah 8 tips liburan yang menyenangkan dan tanpa konflik bersama keluarga. Liburan yang terindah selalu adalah bersama orang-orang yang kita cintai. Hargai waktu-waktu itu dan nikmatilah bersama. Saya Deny Hen, salam pembelajar!
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.