5 Kesulitan dalam Goal Setting (dan Cara Mengatasinya)

goal setting

Kita sudah tahu bahwa goal/tujuan merupakan hal pokok yang diperlukan untuk membuat hidup kita terarah, bermakna dan tangguh. Namun terkadang beberapa masalah muncul dalam menetapkan goal pribadi. Beberapa masalah yang sering muncul adalah:

  1. Kita tidak tahu apa goal kita atau tidak jelas
  2. Goal yang tidak realistis
  3. Goal yang terlalu umum
  4. Terlalu banyak goal
  5. Goal yang merugikan diri sendiri

 

Baca juga: Stres, Teman Sekaligus Musuh Tangguh

Mari kita telaah dan mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.

1. Goal yang Tidak Jelas atau Tidak Diketahui

Susan merasa hidupnya tidak jelas arah dan tujuan. Ia tahu harus mendapatkan bantuan dalam hal ini, namun bahkan saat mendatangi seorang Life coach, ia pun tetap bingung. Ia tidak mengetahui hasrat dan keinginannya sendiri. Waktu ia datang, ia hanya mengatakan “saya merasa payah”.

Sebagai manusia yang sehat jasmani dan rohani, umumnya kita tidak mengalami kesulitan untuk menemukan apa yang menjadi hasrat dan keinginan kita. Waktu kemampuan kita untuk menemukan hasrat itu seakan-akan hilang, ada sesuatu yang terjadi dalam diri kita. Mungkin ada tekanan berat yang kita alami. Mungkin juga terjadi kejadian luar biasa yang membuat kita terpuruk. Pikiran kita menjadi tumpul dan kita merasa gagal.

Tanyakan kepada diri Anda, apa yang membuat Anda merasa demikian? Sejak kapan Anda merasa kehilangan arah? Jika terjadi kejadian-kejadian besar yang mengubah hidup Anda, atau membuat Anda terluka, berbicara dengan teman dekat akan sangat membantu. Kejadian-kejadian traumatik perlu diceritakan kepada orang-orang dekat yang mendukung kita yang dapat kita percayai. Karena dengan bercerita, kita memproses luka dan tekanan hidup kita sehingga kita lebih mampu menanggungnya. Terkadang peran konselor dibutuhkan agar dapat memproses kejadian-kejadian tersebut dengan baik, terutama jika Anda menemukan teman-teman Anda judgemental atau kurang dapat dipercaya.

Terkadang juga kita tidak mengalami tekanan atau kejadian yang traumatis, hanya saja kehilangan tujuan. Dalam hal ini Anda perlu menyadari bahwa tujuan bagi diri Anda ditentukan oleh diri Anda sendiri. Andalah yang menentukan nasib hidup Anda. Andalah yang memaknai hidup Anda sendiri.

Bagi Anda yang religius, Anda dapat memutuskan bahwa tujuan hidup Anda ditentukan oleh Tuhan. Namun tujuan itu tetap saja bukan begitu saja turun dari langit melalui suara Tuhan yang audible (terdengar secara fisik), melainkan melalui hasil perenungan Anda bersama Tuhan.

Anda juga dapat memilih untuk mengadopsi tujuan-tujuan dari kelompok-kelompok di lingkungan Anda yang sesuai dengan Anda.

 

2. Goal yang Tidak Realistis

Pertama, pertanyaan yang selalu harus ditanyakan tatkala kita memiliki goal yang tidak realistis adalah, ada apa di balik goal-goal tersebut? Tuntutan-tuntutan apa yang memaksa Anda? Hal apa yang begitu penting sehingga Anda harus mendapatkannya? Mengapa itu penting bagi Anda? Dari jawaban Anda tanya lagi mengapa itu penting hingga 5 x. Hal ini membantu Anda melihat dengan mendalam siapa diri Anda.

Kedua, terkadang goal yang tidak realistis juga disebabkan karena kita terlalu terpaku dengan sedikit alternatif goal yang terpikirkan. Ini berarti Anda perlu mengembangkan pandangan Anda dan mengeksplorasi lebih jauh untuk mendapatkan seluruh alternatif pilihan yang dapat Anda pilih untuk menjadi goal Anda.

Ketiga, mungkin juga goal tersebut tidak realistis karena kondisi Anda saat ini yang belum memungkinkan. Maka Anda harus menjabarkan goal Anda ini menjadi goal-goal kecil dalam jangka yang lebih pendek untuk mengubah kondisi Anda agar goal ini dapat dicapai. Misalnya seorang karyawan swasta yang ingin menjadi Youtuber dan merasa kondisinya saat ini belum memungkinkan karena waktu yang sulit dialokasikan dan juga modal yang kurang. Maka ia harus menjabarkan goal-goal ke dalam hal-hal kecil yang dapat dicapai terlebih dahulu, misalnya dalam 3 bulan akan menabung untuk membeli perlengkapan video recording dan perlengkapan lain yang dibutuhkan. 3 bulan untuk belajar menjadi youtuber melalui kursus dan atau membaca buku mengenai hal tersebut, dan baru kemudian mulai memproduksi video-video pendek terlebih dahulu. Intinya, Anda perlu meningkatkan kapasitas dan kemampuan Anda sebelum mewujudkan goal-goal yang kurang realistis tersebut.

 

3. Goal yang Terlalu Umum

Suatu goal barulah powerful kalau goal itu cukup spesifik dan dapat diukur. Terkadang masalahnya juga terletak pada ketidaktahuan kita mengenai apa yang ingin kita capai. Atau keengganan kita untuk mempelajari atau menjabarkan goal tersebut. Maka definisikanlah setiap goal yang Anda ingin capai. Jabarkanlah dengan mendetail parameter apa yang menjadi tanda goal ini sudah tercapai. Kalau Anda mengatakan ingin menjadi orang baik, hal-hal apa yang masuk dalam ciri-ciri orang baik? Orang baik seperti apa yang ingin Anda jalani?

 

4. Terlalu Banyak Goal

Ini adalah kebalikan dari masalah pertama dalam goal setting tadi. Rasanya banyak hal yang ingin dicapai dan semuanya membuat kita bersemangat. Walaupun menurut pepatah “sedikit-sedikit menjadi bukit”, yang artinya kalau kita kerjakan dengan tekun pastilah seluruh goal itu dapat tercapai, namun hal itu tidak akan terjadi kalau kita ingin mencapainya sekaligus dalam satu waktu.

Terlalu banyak goal berarti terlalu banyak fokus dalam hidup Anda. Anda pastinya pernah mengalami komputer Anda yang hang akibat kebanyakan aplikasi/program yang Anda jalankan dalam satu waktu. Processor menjadi kelebihan beban dan kesulitan mengatur mana proses yang harus diutamakan terlebih dahulu sehingga seluruh program yang Anda jalankan itu freeze dan berhenti. Demikian juga apa yang akan terjadi pada diri Anda jika menetapkan terlalu banyak goal yang ingin dicapai sekaligus dalam satu waktu.

Dalam hal ini prioritas tetap harus dilakukan. Mana dari goal-goal itu yang paling utama, dan yang paling penting? Mana yang harus dicapai terlebih dahulu? Mana yang merupakan prasyarat dari goal-goal lainnya? Mana juga goal-goal yang wajib dicapai untuk keamanan dan kebutuhan dasar hidup Anda? Goal-goal ini yang dapat menjadi kandidat untuk dikejar terlebih dahulu.

 

5. Goal yang Merugikan Diri Sendiri

Kadang sadar ataupun tidak sadar kita memilih goal yang membahayakan diri kita sendiri. Turun berat badan 20 kg dalam 1 bulan. Bersenang-senang dengan orang yang bukan pasangan kita. Membalas dendam (apapun bentuknya). Mendapatkan modal dalam waktu singkat dengan berjudi, atau investasi beresiko tinggi seperti saham dan forex.

Sebenarnya seringkali kita menyadari bahayanya, namun kita anggap resikonya sepadan dengan hasilnya. Kadang yang terluput dari pemikiran adalah kalau resikonya terjadi, sanggupkah kita menanggungnya? Atau pernahkan benar-benar mengetahui dampak buruk jika resiko itu benar-benar terjadi?

Hidup itu berbeda dengan main game yang mempunyai 3 nyawa, atau kalau mati bisa restart dan kembali ke checkpoint. Ada banyak dalam hidup kita yang begitu kita melangkah, kita masuk ke dalam point of no return. Ada kemungkinan kondisinya bisa pulih, namun melalui proses yang sangat menyakitkan, tapi sering juga tidak bisa kembali pulih 100%.

Kembali lagi Anda perlu bertanya kepada diri Anda, mengapa goal tersebut penting, dan bertanyalah 5x.

 

Dalam banyak hal, kita mampu untuk melakukan goal setting pribadi kita sendiri. Namun kehadiran seorang coach seringkali sangat membantu untuk melihat diri kita secara lebih objektif dan mengalahkan blind spot kita. Seorang coach dapat menolong Anda menemukan tujuan-tujuan yang realistis, spesifik, terukur dan tidak membahayakan diri Anda. Dan tentunya tujuan semua coach adalah keberhasilan dan kesejahteraan Anda.

Saya Deny Hen, Life Coach dari Pembelajar Hidup, salam pembelajar.

 

Bagaimana pendapat Anda?