Mengatasi Gangguan Tidur pada Anak

Hi Moms! Apakah anak-anak anda sering mengalami susah tidur malam? Apakah mereka seringkali tidur sangat larut malam dan bangun di pagi buta? Atau apakah anak anda sering terbangun tengah malam dan tidak dapat tidur kembali? Jangan-jangan anak anda mengalami gangguan tidur yang disebut sebagai Insomnia. Ternyata bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami insomnia.

Apa sih Insomnia itu? Yuk kita bahas dulu mengenai apa sih Insomnia itu. 

Baca juga: Bagaimana Melindungi Anak dari Pornografi di Internet?

Ciri-ciri Insomnia

Menurut DSM V, Ciri-ciri Insomnia adalah sebagai berikut:

A. Keluhan utama berupa berkurangnya kualitas dan kuantitas tidur yang dicikan sebagai berikut:

    1. Kesulitan memulai tidur, bagi anak-anak kesulitan tidur tanpa adanya intervensi dari pengasuh atau orang tua. 
    2. Kesulitan mengatur tidur, seperti sulit tidur kembali setelah terbangun tengah malam beberapa kali. bagi anak-anak, kesulitan kembali tidur setelah terbangun ini tanpa adanya intervensi dari pengasuh dan orang tua. 
    3. Terbangun di pagi buta dan tidak bisa tidur kembali. 

    B. Gangguan tidur ini terjadi lebih dari 3 bulan

    C. Gangguan tidur menyebabkan penderitaan atau gangguan yang signifikan secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan, pendidikan, akademik, perilaku, atau fungsi penting lainnya.

    D. Gangguan tidur terjadi paling tidak 3 malam di sepanjang minggu.

    E. Kesulitan tidur terjadi meskipun ada kesempatan cukup untuk tidur. 

    F. Insomnia tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (misalnya penyalahgunaan obat, pengobatan).

      Sebelum mencari tahu apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi gangguan tidur pada anak, ketahui lebih dulu  apa saja penyebab insomnia. 

      3 Faktor Utama Penyebab Insomnia pada Anak

      Faktor Biologis

        Faktor biologis ini mencakup dua hal, yaitu temperamen atau kepribadian anak dan usia. Pada bayi yang baru lahir atau di masa-masa perkembangan usia awal, bayi yang memiliki tempramen yang mudah rewel dan mudah tersinggung serta hiperaktif akan kesulitan merespon perubahan dan sulit beradaptasi. Hal ini lebih memungkinkan bayi untuk mengalami kesulitan tidur pada masa kanak-kanak. Faktor usia juga menjadi pertimbangan dalam masalah tidur pada anak. Anak yang berusia lebih besar, cenderung memiliki energi yang aktif dan rentan terhadap stress. Hal tersebut memicu kesulitan dalam tidur. 

        Faktor Psikologis

        Ada enam alasan psikologis anak-anak memiliki masalah tidur. Tiga di antaranya terkait dengan bagaimana anak-anak bertindak dan merasa, dan tiga lainnya terkait dengan interaksi keluarga. Anak-anak dengan rutinitas waktu tidur yang konsisten cenderung mengalami lebih sedikit masalah tidur dibandingkan mereka yang rutinitasnya tidak konsisten.

        Anak-anak dengan masalah kesehatan mental cenderung memiliki lebih banyak masalah tidur. Ada dua kelompok masalah yang terkait dengan masalah tidur, yaitu masalah internal (seperti kecemasan dan depresi) dan masalah eksternal (masalah dengan mengikuti aturan dan fokus).

        Masalah internal dapat membuat anak lebih sulit untuk tenang dan tertidur, karena tingkat stres yang lebih tinggi. Sementara masalah eksternal dapat membuat aturan dan rutinitas lebih sulit untuk diikuti oleh anak-anak, yang kemudian membuat lebih sulit untuk tidur.

        Faktor Lingkungan

        Orang tua ternyata juga bisa menjadi penyebab gangguan tidur pada anak. Cara anak-anak dan orang tua berinteraksi juga memiliki peranan penting. Pada malam hari, orangtua yang menemani anaknya hingga tertidur cenderung memiliki anak yang mengalami gangguan tidur. Sebab, orangtua menjadi isyarat agar anak tertidur. Jadi, ketika seorang anak terbangun di tengah malam dan ayah atau ibu tidak ada di sana, sulit baginya untuk kembali tertidur.

        Selain interaksi orang tua dan anak, gadget juga menjadi penyebab utama anak mengalami gangguan tidur. Terlalu lama terpapar layar gadget membuat otak tidak beristirahat dan menjadikan kebiasaan buruk untuk tidur larut malam atau bahkan tidak tidur sama sekali. Bermain gadget juga dapat membuat pikiran anak-anak tetap waspada, terutama jika mereka sedang bermain game atau menonton acara yang menarik.

        Masalah kesehatan fisik juga menjadi faktor eksternal yang patut diwaspadai. Anak dengan kondisi fisik yang tidak sehat cenderung mengalami gangguan tidur karena merasa tidak nyaman dengan kondisi fisik atau ada rasa sakit yang dirasakan. 

        Insomnia pada anak, bahayakah? Tentunya insomnia pada anak jika tidak ditangani sedini mungkin akan menjadi kebiasaan jangka panjang sampai dewasa. Seperti yang kita tahu, kekurangan tidur menyebabkan beberapa masalah kesehatan dan mental seperti mudah lelah, tidak fokus, masalah kesehatan fisik seperti pusing, migrain, lemas, lesu dan bahkan menimbulkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. 

        Membantu Mengatasi Gangguan Tidur Anak

        Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi gangguan tidur pada anak? Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu mengatasi anak yang tidak bisa tidur nyenyak, yaitu:

        • Biasakan anak-anak untuk tidur sendiri. Jika awalnya ditemani, pelan-pelan mengajarkan anak untuk bisa mandiri dan tidur tanpa ditemani. 
        • Kembangkan rutinitas waktu tidur yang jelas dan konsisten. Jadwal tidur yang konsisten dan teratur akan membantu anak memiliki kebiasaan tidur yang baik dan sehat. 
        • Batasi peralatan elektronik di kamar tidur. Batasi penggunaan gadget sebelum tidur. Ajarkan anak untuk menghentikan penggunaan gadget setelah jam 7 malam atau tergantung kebutuhan pada tingkat usianya. 
        • Ajak anak melakukan aktivitas fisik di siang hari, tapi jangan sampai terlalu kelelahan. Jangan terlalu banyak melakukan aktivitas fisik di malam hari. Anak-anak memiliki energi yang besar untuk melakukan aktivitas. Aktivitas di malam hari akan membuat tubuh dan otaknya tertap terjaga lebih lama. 

        Insomnia atau gangguan tidur pada anak memang terdengar membahayakan, namun jika orang tua menerapkan disiplin pada anak dan membuat situasi yang aman dan nyaman di setiap malam, anak bisa mudah untuk tertidur pulas. Jika gangguan tidur terjadi terus menerus hingga melebihi 6 bulan, jangan panik dan segera konsultasikan kepada profesional atau psikolog anak. 

        Bagaimana pendapat Anda?