Aktivitas ini sangat sederhana, tapi lumayan sebagai cara untuk memperkenalkan anak prinsip percobaan ilmiah. Dan anak-anak ternyata sangat antusias dengan percobaan ini. Ayah Bunda boleh juga menggunakan prinsip yang sama dan mencobanya dengan bahan percobaan yang lain.
Baca juga: Hari Petualangan Seru Bersama Anak (1-on-1 Adventure Day)
Beberapa waktu yang lalu anak kami merayakan ulang tahunnya yang ke-7. Salah seorang teman kami memberikan hadiah berupa Lego Ninjago Spinjitzu. Setelah merakitnya sendiri, anak kami kelihatan doyan sekali memainkannya. Ia berulangkali memasang gasing tersebut dan menarik sabuknya. Gasing itu terbang naik sesaat ke udara dan kemudian turun ke darat dan berputar beberapa waktu lamanya.
Kemudian saya tertarik dengan apa yang dilakukan anak saya: ia membuka tutup kaca dari gasing tersebut, dan kemudian dia menggantikannya dengan objek lain di dalam kaca. Kemudian ia kembali memutar gasing itu berulang-ulang.
Munculah ide untuk menjadikannya eksperimen ilmiah anak-anak. Maka saya mulai menceritakan bahwa mainan gasingnya itu ada bagian baling-baling sehingga bisa terbang walaupun sesaat. Orang yang pertama menciptakan baling-baling yang menjadi cikal bakal helikopter itu bernama Leonardo Da Vinci. Ia yang mendesain pertama kali bentuk baling-baling helikopter, yang digunakan dalam permainan itu. Anak saya terkesima mendengar penjelasan saya.
Kemudian saya bertanya, “Cece dan Dede, mau nggak kalian bermain menjadi ilmuwan?”
Mereka spontan menjawab, “MAU… MAU…!”
Maka saya pun menjelaskan sedikit tentang menurut hipotesis saya, bahwa semakin berat isi gasing ini, maka putarannya akan makin lambat dan terbangnya pun akan semakin pendek. Tapi hipotesis saya tentu saja harus diuji melalu percobaan ilmiah.
Maka kami melakukan percobaan terhadap 2 kondisi:
- Kondisi gasing kosong, dengan total berat 20 gram
- Kondisi gasing diisi benda berat (kacang hijau), dengan total berat 45 gram
Masing-masing akan dicoba diterbangkan sebanyak 5 kali percobaan, dengan posisi gasing di tanah saat diputarkan, dan diputarkan semuanya oleh orang yang sama: The birthday boy. Kakaknya membantu menghitung waktu dengan stopwatch di HP, sedangkan Mamanya membantu mengukur tinggi terbang gasing.
Hasilnya dicatat pada tabel yang dibuat pada selembar kertas.
Anak-anak dengan riang dan sambil tertawa-tawa melakukan 10 x percobaan. Hasilnya seperti pada tabel berikut ini:
Dari sini saya menjelaskan bahwa dengan percobaan sederhana ini terbukti bahwa semakin berat gasing, maka waktu berputar akan semakin singkat dan tinggi terbang juga semakin rendah.
Memang percobaan ini belum sepenuhnya valid secara scientifik, karena tidak melalui uji validitas dan reliabilitas. Apalagi melihat selisih waktu maupun tinggi yang begitu bervariasi dengan bobot yang sama. Tetapi cukuplah untuk anak belajar menjadi seorang ilmuwan dan menjelaskan prinsip-prinsip percobaan ilmiah.
Seperti pada petuah bijak berikut ini:
“Tidak mampu menceritakan, bukan berarti anak-anak tidak mengerti, mereka hanya belum mampu mengungkapkannya dengan kata-kata.”
maka kita pun jangan pernah meremehkan kemampuan kognitif anak-anak kita.
Saya Deny Hen, Salam Pembelajar!
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.