Drama antara dua mantan kekasih: Johnny Depp dan Amber Heard di pengadilan akhirnya usai tanggal 1 Juni 2022 kemarin. Terbukti bahwa tudingan Heard yang menyatakan Depp pernah melakukan KDRT kepadanya hanyalah omong kosong belaka dan merupakan upaya pencemaran nama baik Depp yang sengaja dilakukan oleh Amber.
Amber Heard, wanita cantik pemeran Mera di film Aquaman ini bukan hanya telah melakukan pencemaran nama baik, dengan fitnah bahwa Depp telah menyerangnya, namun ia bahkan akhirnya mengakui bahwa ia sendiri telah memukul Johnny dan melempar barang-barang kepada Johnny. Shannon Curry, psikolog forensik dari sisi Depp dalam kasus ini menyebutkan bahwa Amber Heard mempunyai gangguan kepribadian borderline dan histrionik.
Baca juga: 10 Kiat Menghindari Jebakan Predator Cinta ala “The Tinder Swindler”
Seperti apa ciri-ciri dari gangguan-gangguan kepribadian tersebut? dan apa bahaya yang membayangi kalau pacaran dengan wanita dengan gangguan tersebut?
Gangguan Borderline (Gangguan Kepribadian Ambang)
Gangguan borderline seringkali disamakan dengan gangguan bipolar, karena gejalanya mirip. Sebuah studi mengatakan bahwa 40% pasien borderline didiagnosa sebagai bipolar. Namun keduanya berbeda. Ciri-ciri gangguan borderline adalah:
- Perilaku impulsif yang beresiko, seperti berjudi, hubungan seks yang tidak aman, atau makan berlebihan.
- Memiliki citra diri yang rapuh
- Cenderung memiliki relasi yang tidak tahan lama dan tidak stabil
- Suasana hati yang naik turun. Ciri ini yang mirip dengan bipolar. Namun bedanya adalah dalam gangguan borderline, suasana hati yang naik turun seringkali sebagai reaksi terhadap perasaan diabaikan, kurang diperhatikan, tidak dikasihi, misalnya karena pacar yang tidak mengangkat telepon. Sedangkan dalam bipolar suasana hatinya naik turun secara ekstrim, antara episode manik dan depresif lebih karena problem biologi hormon dan otak penderita. Penderita bipolar memiliki episode manik, depresif dan bisa juga stabil dalam jangka waktu yang panjang (mingguan/bulanan), namun dalam borderline dalam hitungan jam.
- Tidak mampu menangani stres
- Adanya perilaku bunuh diri atau ancaman melukai diri sendiri
- Mudah dan sering marah
- Paranoid yang berlebihan
Gangguan Kepribadian Histrionik
Penderita histrionik adalah seorang drama queen. Ia suka mengekspresikan emosi secara dramatis dan dibesar-besarkan. Ia sangat suka menjadi pusat perhatian. Orang yang memiliki gangguan histrionik sangat mementingkan daya tarik fisiknya dan bersifat seduktif dalam penampilannya. Sama seperti borderline, gangguan kepribadian histrionik sebagian besar dialami oleh kaum wanita.
Dampak Gangguan Kepribadian dalam Hubungan
Borderline dan Histrionik dapat digambarkan melalui 2 kata ini: Emotionally Unstable (Emosi yang tidak stabil). Di satu saat ia menjadi tuan putri yang manis, dan dalam seketika bisa berubah menjadi korban.
Perlu diketahui bahwa sekalipun kedua gangguan ini menimbulkan masalah yang sulit diatasi dalam hubungan romantis, namun gangguan-gangguan tersebut hadir dalam berbagai tingkatan. Dalam tingkatan yang rendah mungkin hanyalah wanita-wanita yang mudah tersinggung dan terasa sangat needy. Namun dalam tingkatan yang berbahaya, wanita pengidap gangguan ini merupakan manipulator yang mengerikan dan responnya terhadap pengabaian sang kekasih adalah hukuman yang berat, termasuk KDRT yang dapat digolongkan sebagai characterological abuse (kekerasan yang manipulatif). Persis seperti yang terjadi dengan Johnny Depp vs Amber Heard.
Dalam kadar tertentu penderita borderline/histrionik akan sangat menghabiskan energi dari pasangannya. Dengan kondisi hypersensitifnya, membuat pasangannya di satu titik akan frustasi dan bingung apa yang harus dilakukannya lagi. Pasangannya juga jadi bertanya-tanya apakah konflik-konflik yang terjadi adalah kesalahan dirinya, padahal ia sudah berusaha sekali menjaga emosi kekasihnya. Inilah yang menyebabkan penderita gangguan tersebut relatif sering putus-nyambung pacaran.
Bila Anda (atau suami/istri Anda) terasa memiliki banyak ciri-ciri gangguan kepribadian di atas, Anda perlu menyadari bahwa Anda tidak bisa mengendalikan impuls emosi itu sendiri. Anda (atau pasangan) membutuhkan terapi yang tepat agar sekalipun tidak bisa sembuh, namun Anda dapat memiliki kehidupan yang berkualitas dan menikah dengan bahagia.
Bagi Anda yang masih pacaran dan menemukan betapa frustasinya Anda menangani emosi pasangan Anda yang tidak stabil, ada baiknya Anda kembali memikirkan apakah Anda benar ingin menikahi wanita ini?
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.