Jawabannya: Tidak benar sama sekali.
Seperti yang sudah pernah saya sampaikan pada artikel yang lain, riset menunjukkan bahwa perasaan cinta itu sesungguhnya hanya bertahan 2 tahun saja! Riset lain ada yang menemukan 6 bulan sampai 3 tahun, tetapi semua riset tidak ada yang menuliskan lebih dari 4 tahun. Jadi jangankan 5 tahun, 4 tahun saja feeling yang semula sudah luntur. Dan itu harus dihitung dari pertama jatuh cinta, bukan pertama menikah.
Baca juga: 4 Alasan Mengapa Konseling Pranikah itu Penting
Nah ini rahasianya, ternyata feeling passionate love itu bukan satu-satunya yang kita sebut CINTA. Cinta yang sejati mampu mengembangkan passionate dan romantic lovenya menjadi realistic love yang ditandai dengan relasi yang intim antara suami dan istri. Jadi walaupun sudah 5 tahun, 10 tahun bahkan sampai 20 tahun, cinta itu ternyata bisa bertahan walau kadar gairahnya sudah tidak seperti dulu lagi.
Bagaimana dengan komitmen? Tentu saja, tanpa komitmen, cinta itu kosong. Maksud saya benar-benar 0 besar. Apakah Anda mau percaya pada seseorang yang mengatakan I love you so much, dan memberikan kepada Anda segala miliknya, cintanya dan dirinya kepada Anda, suatu cinta yang sungguh-sungguh, tapi bulan depannya dia memberikan hal yang sama kepada orang lain?
Komitmen adalah suatu keputusan (bukan perasaan, bahkan terkadang juga bukan kehendak) untuk memilih seseorang yang kita berikan cinta kita sepenuh dan seutuhnya, dan memutuskan untuk tetap mencintai dia seumur hidup kita.
Komitmen dalam pernikahan yang Anda sebutkan “cinta cuma bertahan 5 tahun setelah itu hanya komitmen” mengesankan komitmen yang merupakan batasan, limitasi, suatu penderitaan, sesuatu hal yang melawan kehendak kita untuk melepaskan diri dari pasangan kita. Komitmen seperti ini cukup bisa menolong pernikahan untuk survive, tetapi komitmen seperti ini adalah komitmen terburuk yang dapat dimiliki oleh sebuah pernikahan.
Komitmen dalam pernikahan yang sehat adalah suatu dedikasi, suatu sikap memberi diri tanpa memikirkan diri sendiri dalam memilih untuk terus-menerus mencintai dia dalam ketulusan dan kerelaan hati, bukan karena terpaksa.
Sangat banyak pasangan yang masih menikmati cinta setelah usia pernikahan lanjut. Passion mereka masih ada, terbukti dengan masihnya melakukan hubungan intim setidaknya 1 kali seminggu. Dan itu hanya bisa terjadi tatkala kedua pihak mengutamakan pasangannya sambil terus berjuang keras untuk memperbaiki sikap-sikapnya dan kebiasaannya yang buruk.
Pernikahan yang sehat dan bahagia itu akan kita nikmati ketika kita berhenti bermimpi dan mulai berjuang demi cinta kita. Usaha yang tidak mudah, tetapi imbalannya tidak ternilai harganya. Ayo Anda berdua pasti bisa!
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.