4 Alasan Mengapa Konseling Pranikah itu Penting

konseling pranikah

Tidak bosan-bosannya saya terus mengajak semua pasangan yang akan menikah untuk mengikuti pendidikan mengenai pernikahan.

Konseling pra-nikah/kelas pernikahan/pre-marital counseling/pre-marital coaching merupakan istilah yang berbeda namun seringkali mengacu kepada hal yang sama: memberikan pembekalan tentang pernikahan.

Baca juga: Kelas Pernikahan Online Gratis Selama Wabah Corona

Pernikahan bukanlah sekedar hidup bersama, di mana kedua insan membawa diri mereka masing-masing ke dalam sebuah rumah yang sama dan kemudian masing-masing dapat menjalani hidup yang terpisah masing-masing, sekalipun tinggal dalam rumah yang sama.

Tak jarang saat memutuskan untuk menikah, yang dipersiapkan adalah persiapan-persiapan fisik saja, yaitu uang yang cukup, tempat, waktu, undangan, katering, mobil pengantin. Atau juga baju, asesoris dan make up, berat badan, dan segala sesuatu agar mereka berdua (plus keluarga) bisa tampil prima di hari pernikahan. Untuk persiapan-persiapan fisik itu pasangan dan keluarga bahkan berani mengeluarkan uang yang tidak sedikit, dari ratusan juta hingga milyaran.

Tetapi banyak orang melupakan untuk mempersiapkan diri pribadi mereka, memeriksa hubungan mereka, dan cara berpikir mereka untuk menjalani kehidupan baru setelah hari H pernikahan.

Mengapa kelas pernikahan tersebut penting?

Karena:

  1. Apa yang kita sebut dengan cinta itu, biasanya hanya menyangkut perasaan. Kita kurang memahami arti cinta sejati yang bukan hanya terdiri dari perasaan suka, tetapi juga mencakup keintiman dan komitmen. Mindset seperti ini perlu dipelajari, tidak secara natural dimengerti.
  2. Yang kita sebut dengan cinta itu, sekalipun menggebu-gebu semua terjadi karena adanya hormon “cinta” yang mengalir deras di otak kita saat kita jatuh cinta. Dan sekarang para ahli sudah mengetahui bahwa dalam waktu 2–4 tahun, hormon “cinta” itu akan kembali ke kadar normalnya, tidak perduli apakah kedua sejoli yang jatuh cinta itu masih tetap nyambung, naik ke pelaminan atau putus. Artinya cinta yang menggebu-gebu itu hanya sementara. Tapi bukan berarti setelah 2–4 tahun kita tidak lagi cinta kepada pasangan kita, tetapi harus ada perubahan dari romantic love menjadi realistic love. Nah ini juga tidak secara natural diketahui, perlu dipelajari bagaimana caranya mempertahankan cinta kita dengan berjalannya waktu.
  3. Pernikahan adalah suatu hal yang besar, yang menyangkut kehidupan seumur hidup kita, bukan hanya di hari H saja, justru kehidupan itu baru dimulai pada H+1 sampai maut memisahkan kita dengan pasangan. Mengusahakan pernikahan yang sehat akan membuat kita menikmati setetes cahaya surga di rumah tangga kita. Tetapi kalau kita tidak tahu caranya, kita akan merasakan penderitaan seperti di neraka setiap hari di rumah.
  4. Riset sendiri membuktikan bahwa mengikuti pendidikan pernikahan membantu pasangan-pasangan bertahan dalam pernikahan mereka dan memiliki kepuasan pasangan yang lebih tinggi (baca: Marital Education Programs Help Keep Couples Together)

Jadi kalau kita menganggap pernikahan itu penting, mengapa kita tidak meluangkan waktu, dan biaya untuk mengikuti kelas pendidikan/konseling premarital yang memadai?

 

NB: Ikuti kelas pernikahan kami (Marriage Academy) atau jika Anda berdua ingin dibimbing secara khusus, dapat mendaftar untuk premarital coaching.

red light green light in dating

Bagaimana pendapat Anda?