Kita tidak ingin punya keluarga yang berantakan atau pernikahan yang membawa duka, dan seorang pria sebagai kepala keluarga punya andil yang sangat besar untuk mewujudkan keluarga yang bahagia. Apa saja yang dibutuhkan dari pria agar memiliki keluarga yang bahagia? Tengok ke-8 hal penting yang dipaparkan di bawah ini.
Baca juga: 7 Lesson Learned dari Pernikahan-Pernikahan yang Gagal
Tujuan Suatu Pernikahan
Bicara tentang keinginan untuk memiliki keluarga yang bahagia, pertama-tama kita perlu menyadari bahwa bila kita menikah hanya untuk bahagia, kita akan kecewa berat setelah menikah. Siapa pun yang menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan untuk dikejar dalam pernikahan, akan menemukan bahwa kebahagiaan itu subjektif dan berubah-ubah menurut kondisi. Kebahagiaan kita akan bertabrakan dengan kebahagiaan pasangan kita. Bahagia itu bukan tujuan pernikahan, ia adalah akibat jika Anda dan pasangan mengerjakan pernikahan dengan baik dan sehat.
Bahagia itu bukan tujuan pernikahan, ia adalah akibat jika Anda dan pasangan mengerjakan pernikahan dengan baik dan sehat.
Maka Anda harus melihat pernikahan dalam 3 tujuan ini: Children, Class, Calling.
- Menghasilkan keturunan yang hebat (bukan menjadi problem dalam masyarakat)
- Kelas pembelajaran seumur hidup, yang mata kuliahnya adalah: 1. Bertumbuh dalam karakter yang dewasa, 2. Belajar mengasihi dan menerima kasih.
- Menjawab panggilan Tuhan bersama-sama dengan pasangan untuk menjalani peran kita dalam negara dan masyarakat. Artinya saling mendukung satu sama lain dalam menjalankan peran-peran dalam hidup kita.
Selama kita belum mampu menerima ketiga tujuan pernikahan ini, saya tidak menyarankan untuk melangsungkan pernikahan. Karena pernikahan bukan sekedar bersatunya dua hati yang saling mencintai, tetapi begitu banyak tanggung jawab yang mau tidak mau harus dipikul sebagai suami maupun istri.
Setelah memahami ketiga tujuan pernikahan di atas, barulah kita dapat membahas 8 hal berikut ini yang dibutuhkan dari seorang pria untuk memiliki keluarga yang bahagia.
1. Kemampuan Finansial
Kemampuan finansial adalah hal yang sangat vital yang dibutuhkan untuk keluarga yang bahagia. Uang tentu bukan segalanya, tetapi kesulitan keuangan membawa dampak yang serius dalam rumah tangga, juga terhadap masa depan anak.
Seorang laki-laki punya tanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan hidup keluarganya. Hal ini sangat penting karena uang identik dengan kekuasaan. Barangsiapa yang menjadi sumber pendapatan keluarga, ia punya kuasa untuk menentukan keluarganya. Pria yang tidak memiliki penghasilan yang memadai untuk keluarganya, terutama kalau justru istrinya yang memiliki penghasilan yang memadai, seringkali kelihangan kuasanya sebagai kepala keluarga. Dan ini seringkali menimbulkan berbagai masalah dalam pernikahan dan dalam diri anak-anak mereka.
Memiliki kekuatan finansial bukanlah selalu berarti memiliki uang yang banyak. Punya finansial capital itu baik, namun tidak ada artinya kalau tidak punya skill capital. Punya karir yang menjanjikan dan skill yang mampu mendatangkan penghasilan yang layak adalah hal yang sangat krusial, sekalipun kalau uang yang dimiliki belum cukup banyak.
2. Waktu
Tidak ada pernikahan yang bahagia tanpa meluangkan waktu bersama pasangan dan keluarga. Istri sangat membutuhkan waktu dari sang suami untuk mendengarkan curhatannya, untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian darinya. Anak juga membutuhkan kasih sayang, didikan dan disiplin dari sang ayah. Dan itu semua membutuhkan waktu yang cukup dari para ayah.
3. Penghargaan
Seorang istri yang berjuang melakukan tugas dan tanggung jawabnya haruslah mendapatkan penghargaan yang layak dari suaminya. Hal ini tidak boleh dianggap sebagai sudah layak dan sepantasnya (taken for granted) untuk dilakukan, namun perlu selalu dihargai. Ucapan terima kasih yang singkat dan tulus tidak pernah merugikan Anda.
4. Penerimaan
Seorang suami juga perlu menerima istrinya apa adanya. Kita tidak punya tanggung jawab untuk mengubah pasangan kita. Itu adalah tanggung jawabnya sendiri. Sama seperti mengubah diri kita ke arah yang lebih baik adalah tanggung jawab kita sendiri.
5. Komitmen
Salah satu yang paling dibutuhkan dari seorang pria untuk keluarganya adalah komitmen. Komitmen berarti memutuskan untuk mengutamakan istrinya daripada orang lain, dan memilih tetap mencintai istrinya walaupun banyak wanita lain yang terlihat lebih indah dan lebih cocok.
Hal ini berarti sang pria harus:
- Bersikap jujur dan terbuka, tidak menyembunyikan apa-apa dari istrinya
- Membatasi diri dalam pergaulan dengan lawan jenis. Boleh ramah namun tidak berlebihan. Jaga jarak dan jaga bantuan pada tempatnya. Bantuan yang sifatnya profesional atau sesuai dengan pekerjaan tentu dikerjakan sesuai profesionalitas, namun bantuan pribadi harus mendapatkan persetujuan dari sang istri.
6. Leadership skill
Seorang pria adalah seorang kepala keluarga. Kegagalan seorang pria menjadi kepala keluarga seringkali membawa kisruh dalam kehidupan rumah tangganya. Hal ini terjadi karena pada umumnya, istri membutuhkan pria yang dapat memimpinnya, bijaksana dalam mengambil keputusan dan seseorang yang ia bisa hormati. Tatkala seorang istri tidak mendapatkan kebutuhan finansial yang layak dari suami, tidak juga merasa dipimpin dengan bijaksana, bahkan ia tidak merasa mempunyai imam dalam keluarganya, maka ia akan mempertanyakan apalah gunanya ia menikahi suaminya itu.
Dan salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin adalah: kemampuan untuk mendengarkan dan memahami orang-0rang yang dipimpinnya.
7. Emotional skill
Bicara mengenai kemampuan mendengarkan, ini berhubungan dengan kemampuan emosional sang suami. Kemampuan ini secara khusus yang banyak sekali dibutuhkan dalam pernikahan antara lain:
- Kemampuan untuk berempati
- Kemampuan untuk mengekspresikan emosi negatif dengan sehat (tidak merusak atau menyakiti)
- Kemampuan untuk mengekspresikan kasih sayang kepada sang istri (dan menyadari bahwa istri sangat memerlukan hal tersebut)
8. Kesediaan untuk terus berubah
Yang terakhir, adalah satu hal yang termasuk yang paling dibutuhkan dari seorang pria adalah kesediaannya untuk terus berubah menjadi lebih baik. Seperti yang telah dijelaskan pada awal artikel ini, bahwa salah satu tujuan pernikahan adalah class – kelas pembelajaran seumur hidup untuk terus bertransformasi menuju karakter yang dewasa. Karena kalau tidak mau berubah, bukan hanya dirinya, tetapi istrinya, anak-anaknya dan lingkungan akan merasakan akibatnya. Waktu kita hidup sendiri mungkin kita bisa tidak peduli, tapi setelah menikah, kita akan menyakiti orang-orang yang kita kasihi karena ketidaksempurnaan karakter kita.
Ini berarti harus berulang kali keluar dari zona nyaman, bersedia di kritik dan menjalani upaya-upaya yang sulit untuk memperbaiki diri. Ini juga berarti bersedia mengesampingkan ego dan mengakui dengan rendah hati bahwa kadang kita juga melakukan kesalahan.
Musim hujan, jangan lupa bawa payung
Musim kemarau, minum air banyak-banyak
Apa juga yang istri kerjakan, jangan lupa istri disanjung
Terutama saat dia galau, beri kasih sayang banyak-banyak
Saya Deny Hen, salam pembelajar!
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.