Apa yang Dibutuhkan dari Wanita Agar Memiliki Pernikahan yang Bahagia?

yang dibutuhkan dari istri untuk keluarga bahagia

Sebelumnya, kita sudah membahas 8 hal yang dibutuhkan dari pria agar memiliki pernikahan yang bahagia. (Baca: Apa yang Dibutuhkan dari Pria agar Memiliki Keluarga yang Bahagia?) Bagaimana dengan wanita? Apa yang dibutuhkan dari para istri agar pernikahan mereka bahagia? Berikut ini 8 hal yang dibutuhkan:

1. Bijaksana dalam Keuangan

Kalau suami adalah orang yang diharapkan bisa memberikan kecukupan secara finansial, bagaimana menggunakannya juga tidak kalah pentingnya. Karena kecukupan sesungguhnya adalah keseimbangan antara keinginan dengan penghasilan.

Wanita jelas membutuhkan lebih banyak uang dibandingkan dengan pria. Itu bukanlah suatu perdebatan lagi. Wanita membutuhkan biaya untuk merawat diri (agar menarik di mata suami), membutuhkan biaya kesehatan lebih banyak, misalnya untuk masalah haid, kehamilan, kelahiran, paska kelahiran, dan lain-lain. Istri membutuhkan biaya lebih banyak untuk outfit mereka, termasuk jumlah dan jenis outfit yang dibutuhkan. Masalahnya semua yang dibutuhkan itu tersedia dalam range harga yang sangat bervariasi, dari kelas kambing sampai kelas sultan. Tentu boleh-boleh saja mengenakan kosmetik dan outfit kelas sultan, jika penghasilan kita memang berada di kelas tersebut, namun menjadi bahaya kalau pendapatan kelas kambing tapi memaksakan diri untuk memakai kelas sultan.

Karena itu kemampuan istri untuk mengendalikan diri dan bijaksana mengatur keuangan sangat penting. Ini bicara tentang menyesuaikan diri dengan kondisi keuangan keluarga dan bijaksana dalam menetapkan kebutuhan prioritas keluarga.

 

2. Seks Skills

Walau bagi banyak wanita hubungan intim itu tidak penting, namun bagi hampir semua pria, hubungan intim itu penting. Bagi wanita seks yang menyenangkan itu sekedar salah satu jenis entertainmen, sehingga kalau tidak suka bisa begitu saja ditinggalkan. Namun bagi pria seks yang memuaskan itu kebutuhan yang perlu dipenuhi. Karena itu suami-suami membutuhkan seks skill yang baik dari istrinya.

Seks skill dimulai dari cara berdandan, pemilihan baju, asesoris yang menarik, dan berat badan yang seimbang. Kemudian baru bicara tentang teknik dan inisiatif untuk bercinta.

 

3. Kasih Sayang dan Perhatian yang Hangat untuk Semua Anggota Keluarga

Suatu rumah tangga tidak akan merasa menjadi keluarga tanpa adanya kasih sayang dari sang istri/ibu. Seorang anak tanpa seorang ayah akan kehilangan panutannya, tapi tanpa seorang ibu ia kehilangan curahan kasih sayang yang besar.

Karena itu sebuah keluarga yang sehat selalu membutuhkan seorang ibu yang tanpa pamrih mengasihi dan mencurahkan kasih sayangnya yang hangat untuk keluarganya. Perhatian seorang ibu akan hal-hal yang sepele seperti ulang tahun, baju yang kekecilan, kaus kaki yang mulai berlubang, makanan yang disukai/tidak disukai anggota keluarga merupakan harta yang tidak bisa tergantikan.

 

4. Management Skill

Seorang wanita yang sudah berkeluarga adalah seorang yang memiliki lebih banyak tanggung jawab daripada pria. Banyak hal kecil-kecil yang harus dilakukan khususnya dalam hal rumah tangga, tapi semua itu harus dikerjakan. Bahkan walaupun ia tidak mengerjakannya sendiri, ia harus memastikan di rumah ada makanan dan anak-anak tidak terabaikan.

Karena itu rumah tangga yang bahagia membutuhkan istri yang cakap untuk mengelola rumah tangganya. Ini juga berarti ia harus cakap dalam mengelola waktu dan prioritas. Ia cakap mengatur kapan waktu ia harus mengurus suaminya, anaknya, kapan harus bekerja, dan kapan juga waktu dirinya untuk recharge. Ia tahu bagaimana harus mengatur dan memelihara rumah beserta isinya, dan mampu memimpin rumah tangga saat sang suami sedang tidak ada di tempat.

 

5. Penghormatan

Dikagumi adalah kebutuhan emosional pria. Ini berarti ia membutuhkan penghormatan dari wanita. Tidak ada pernikahan yang sehat tatkala istri mulai nyinyir sang suami apalagi menghina dan merendahkannya. Terkadang hal ini dilakukan dengan cara mengkuliahi suami, sering memotong perkataan suami, atau menertawakan pemikiran dan keputusan sang suami.

Tidak ada orang yang akan bertumbuh dengan hinaan. Karena hinaan selalu berujung pada sakit hati dan pertikaian. Tujuan apa pun yang diinginkan istri dengan menghina tidak akan memberikan hasil yang sepadan.

 

6. Kerelaan untuk Dipimpin

Pepatah tiongkok kuno mengatakan, “Dalam sebuah gunung tidak bisa ada dua harimau”. Ini berlaku dalam sebuah rumah tangga. Karena pria secara natural adalah seorang pemimpin keluarga, maka dibutuhkan kerelaan dari wanita untuk dipimpin. Kegagalan dalam hal ini sering kali membuahkan power struggle dalam rumah tangga. Dan kedamaian dalam keluarga menjadi sesuatu yang mahal.

Saya menyadari bahwa tidak semua keluarga ideal. Terkadang ada suami-suami yang tidak berfungsi sehingga keluarga tidak dipimpin dengan baik. Dalam hal ini kadangkala sang istri terpaksa harus menjadi pemipin yang bijaksana untuk menyelamatkan keluarganya. Dalam kasus-kasus seperti ini memang kepemimpinan sang istri  dibutuhkan. Ingat bahwa istri adalah “penolong” dan “backup” dari suami, sehingga ia memang harus menggantikan tugas sang suami jika dibutuhkan. Namun bukan berarti sang istri boleh merendahkan suaminya.

 

7. Pengorbanan

Pengorbanan yang dibutuhkan dari seorang istri dimulai dari kesediaannya untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak lebih banyak daripada suaminya. Tentu saja seorang istri boleh menuntut agar ia dan suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak dengan porsi yang sama 50-50, tetapi hanya kalau suami bersedia. Kenyataannya kebanyakan tidak demikian.

Pengurusan rumah tangga menurut Dr. Willard Harley ternyata merupakan kebutuhan emosional pria, yang artinya suami pada umumnya mengharapkan istri yang mengelola mayoritas pekerjaan rumah tangga pengurusan anak mereka. Bahkan di negara-negara maju pun masih banyak yang demikian. Konflik tentang pengerjaan rumah tangga merupakan salah satu konflik yang terus-menerus terjadi dalam banyak keluarga. Dan solusinya walaupun tidak menyenangkan bagi banyak wanita, memang adalah pengorbanan mereka untuk tidak hitung-hitungan dalam mengerjakan hal-hal tersebut.

 

Terkadang juga segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan kita. Sepasang suami istri mengalami rumah yang hampir kebakaran karena pembantu rumah tangga yang mengurus anaknya. Saat diganti oleh pengasuh (nanny), ia menemukan dari CCTV bahwa sang pengasuh memukul anak balitanya karena tidak mau makan. Mereka merasa frustasi dan akhirnya menyadari bahwa pengorbanan kadang dilakukan demi keluarga.

Seorang wanita yang bijaksana tahu kapan ia harus melepaskan karir gemilangnya untuk memprioritaskan anak-anaknya dan mendukung karir sang suami. Selain itu, banyak wanita yang saya kenal juga punya kemampuan yang melebihi pria: mereka mampu menjalankan semua tugas rumah tangga (termasuk mengurus anak tentunya) sambil memulai bisnis sendiri di rumah. Ini lagi-lagi pengorbanan yang besar akan waktu luang mereka.

 

8. Kesediaan untuk Terus Berubah

Tidak ada manusia yang sudah sempurna dalam pernikahan. Kita melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk. Kita punya ego masing-masing. Kita seringkali punya asumsi-asumsi dan pemikiran yang keliru. Pengetahuan kita juga tidak sempurna. Karena itu dalam sebuah pernikahan yang sehat, baik suami maupun istri memerlukan kesediaan mereka untuk terus berubah dan diperbaharui dari waktu ke waktu.

Ini berarti harus berulang kali keluar dari zona nyaman, bersedia di kritik dan menjalani upaya-upaya yang sulit untuk memperbaiki diri. Ini juga berarti bersedia mengesampingkan ego dan mengakui dengan rendah hati bahwa kadang kita juga melakukan kesalahan.

Kesediaan untuk terus berubah ini memberikan suatu kepastian bahwa sesulit apa pun hubungan ini, pernikahan ini, kita akan bisa kita jalani dan atasi bersama-sama, karena bukan saja kamu yang berubah, aku juga berubah menjadi lebih baik.

 

Teruslah berjuang dalam usaha meraih pernikahan yang hebat, THE GREAT MARRIAGE.

 

NB: Jika Anda ingin membaca 8 hal yang dibutuhkan dari pria, baca artikel ini: Apa yang Dibutuhkan dari Pria agar Memiliki Keluarga yang Bahagia?

Bagaimana pendapat Anda?