
Pertama kali saya jatuh cinta pada sahabat wanita saya, saya ditolak mentah-mentah. “Maaf, aku tidak bisa jatuh cinta pada sahabatku sendiri” katanya. Entah ia memang tidak bisa atau sebenarnya ia tidak tertarik pada saya. Tetapi beberapa tahun setelah itu saya akhirnya menikahi seorang wanita lain yang saya cintai, yang juga merupakan sahabat saya. Kami bersahabat bertahun-tahun sebelum akhirnya kami pacaran dan menikah.
Baca juga: Mungkinkah Seorang Pria Bersahabat dengan Wanita Tanpa Melibatkan Perasaan?
Orang bilang 1 tahun pertama adalah masa bulan madu pernikahan, selanjutnya adalah masa tidak ada madu lagi. Atau dalam sindiran salah seorang teman saya yang pernikahannya tidak begitu baik, “Halo Deny, welcome to the marriage club“. Ia berpikir bahwa dengan berakhirnya masa lajang saya, saya akan masuk ke berbagai badai pernikahan seperti yang dialaminya, sama seperti pernikahan-pernikahan lainnya.
Pernikahan di mana suami istri sering berantem. Di mana suami dan istri jadi jarang berbicara, kalaupun berbicara menggunakan perantaraan anaknya, “Bilang sama mamamu,….” yang dijawab dengan, “Kasih tahu papamu,…”. Dan pernikahan di mana ranjang bukan lagi menjadi tempat cinta merapat dan kenikmatan, tetapi sekedar istirahat dan keheningan.
Tetapi rupanya perkiraan teman saya meleset. Kami melewati masa 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun hingga 5 tahun bahkan sampai 7 tahun tanpa mengalami badai yang berarti. Hanya sekedar hujan lebat disertai sedikit petir, tapi tanpa badai topan apalagi gempa bumi.
Demikian juga saat anak-anak kami lahir. Cerita-cerita bahwa setelah anak lahir, hubungan suami istri menjadi pudar ternyata tidak mampir dalam pernikahan kami. Dr. John Gottman peneliti pasutri dari US menemukan bahwa 67% pasangan mengalami kemunduran yang signifikan dalam hubungan antar suami dan istri setelah kelahiran anak pertama mereka. Rupanya kami termasuk yang 33%.
Gottman selanjutnya menemukan bahwa 33% yang tidak mengalami hubungan yang memburuk dengan pasangannya adalah pasangan-pasangan yang merupakan bestfriend satu dengan yang lainnya.
Yes, itulah ternyata kuncinya. Persahabatan dengan suami atau istri kita adalah kunci utama suatu hubungan pernikahan yang bahagia, yang menyenangkan, awet dan langgeng sampai tua. Suatu pernikahan yang saya sebut sebagai pernikahan yang hebat (great marriage).
Maka untuk mewujudkan great marriage itu hanya ada 2 pilihan: 1. Bersahabatlah dengan istri/suami (atau calon) Anda, atau 2. Cintailah sahabat lawan jenis Anda (bagi yang belum punya pacar).
Membangun Persahabatan dengan Suami/Istri
Hanya ada 2 prinsip yang sangat sederhana untuk membangun keintiman hubungan, persahabatan dengan pasangan kita:
- Mengenal pasangan kita
- Up-to-date dengan apa yang terjadi dengan pasangan kita
Dari workshop Marriage Academy yang saya adakan di berbagai kota, para pasutri menemukan bahwa ternyata dengan berbincang-bincang hal-hal yang ringan mengenai diri mereka masing-masing, justru membuat hubungan mereka segar kembali.
Pertanyaan-pertanyaan untuk diperbincangkan dengan pasangan dalam workshop kami misalnya:
- Sebutkan 2 judul buku kesukaan Anda?
- Kalau punya uang 10 Milyar, apa yang akan dilakukan?
- Ceritakan tentang seperti apa Mie kesukaan Anda!
- Ceritakan mengenai 2 orang yang membuat Anda kesal akhir-akhir ini
- Sebutkan nama 2 kerabat/keluarga yang tidak Anda sukai
- dsb.
Anda pun dapat membuat pertanyaan-pertanyaan ini sendiri. Prinsipnya adalah saling mengenal, dan berusaha untuk up-to-date dengan pasangan kita.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan 7 (atau 8) sarana keintiman yaitu: RISE 3K
- Rekreasi
- Intelektual
- Spiritual
- Estetika
- Kreatifitas
- Kesehatan
- Krisis
Lakukan percakapan-percakapan seperti contoh di atas setidaknya 15 menit setiap hari, dan gunakan RISE 3K. Semoga kita bisa mengatakan kepada pasangan-pasangan yang baru menikah, “Welcome to the Great Marriage Club!”
Salam Pembelajar!

Deny Hen

Latest posts by Deny Hen (see all)
- Mencari Orang Religius yang Tidak Selingkuh - July 24, 2023
- 5 Kesulitan dalam Goal Setting (dan Cara Mengatasinya) - April 12, 2023
- Menjaga Batas Pertemanan Pria & Wanita - March 14, 2023
- Pembelajar Hidup Pindah ke Gedung 86 – Pluit - January 23, 2023
- Membangun Kembali Kepercayaan Setelah Diselingkuhi - November 1, 2022