Atasi Kebuntuan Seksual dalam Rumah Tangga Anda

masalah seksual

Ada 3 jenis dinamika dalam suatu hubungan suami-istri berdasarkan riset mengenai sexual pain, yaitu:

  1. Bermusuhan (hostile)
  2. Menghindar (avoidant)
  3. Bekerjasama (teammate)

Bermusuhan (Hostile)

Tipe bermusuhan adalah jenis di mana seseorang menolak hubungan intim. Dalam kasus tertentu bahkan dia antipati dan melawan upaya-upaya yang dilakukan pasangannya ke arah hubungan intim. Misalnya, saat sang suami mulai membelai-belai rambutnya atau merangkulnya, ia menolak atau bahkan memarahi suaminya, “eh gua lagi nggak mood yah!” karena ia tahu itu merupakan tanda sang suami mau mengajak berhubungan intim.

Baca juga: “Proper Ending” bagi yang Selingkuh

Sesungguhnya tidak ada pasangan yang tidak ingin dekat dan intim dengan kekasih hati yang dinikahinya. Tetapi sama seperti hewan yang terluka akan menjadi agresif, demikian juga pasangan kita. Antipati dan sikap bermusuhan terhadap seks menunjukkan dia terluka. Mungkin dia terluka karena kita pernah bersikap kasar kepadanya. Tentunya termasuk kalau kita bersikap kasar kepadanya di tempat tidur. Perilaku sadomasokisme (seperti pada kisah Fifty Shades of Grey) yang dilakukan tanpa persetujuan dari pasangannya dapat menjadi pemerkosaan dan kekerasan dalam pernikahan. Ini bisa menimbulkan trauma.

Kadang kala traumanya juga bisa berasal dari kehidupannya di masa lalu. Mengalami pelecehan seksual merupakan salah satu kemungkinan yang mungkin pernah dialami jika seseorang memiliki sikap bermusuhan dalam urusan ranjang.

Menghindar (Avoidant)

Tipe menghindar adalah jenis yang paling sering dialami oleh pasutri, di mana salah satu dingin dan tidak bereaksi terhadap ajakan hubungan intim. Pasangannya mungkin merasa “harus saya terus yang inisiatif” karena pasangannya tidak pernah berinisiatif untuk memulai hubungan intim. Karena sering ditolak berhubungan intim, lama-kelamaan ia merasa cape dan berkata, “ya sudah, nanti kalau kamu mau berhubungan intim saja yah, kamu bilang ke saya.” Tapi ajakan pasangannya tidak pernah kunjung datang. Hubungan menjadi sangat dingin, dan mereka memasuki kategori sexless marriage.

Suatu pernikahan dikatakan sexless marriage kalau frekuensi hubungan intim mereka lebih sedikit dari sekali dalam sebulan.

Tipe ini juga bisa disebabkan oleh trauma emosional, tapi bisa juga karena ketidaknyamanan dalam berhubungan intim. Untuk bisa melakukan hubungan intim, seseorang perlu merasa aman, dihormati dan merasa bisa mempercayakan tubuhnya kepada pasangannya. Jika seseorang tidak merasa aman dan nyaman dalam hubungan intim, ia akan selalu menolak hubungan intim itu. Ia juga harus merasa dihormati dalam hubungan intim. Masalah ini walau lebih sering dialami oleh wanita, tapi sebenarnya banyak pria yang juga sering merasa tertekan istrinya sehingga dinamika seksual mereka menjadi avoidant.

Dalam kondisi ini kadang kala pasangan yang ditolak terus-menerus menjadi marah. Ia merasa tidak punya harga diri, mungkin juga merasa dirinya tidak menarik di mata pasangannya. Ia marah karena ia merasa berhak atas nafkah batin. Tetapi memarahi pasangannya justru membuat kebuntuan seksual semakin menjadi, karena pasangannya makin takut bukan makin nyaman dengan pasangannya.

Suatu pernikahan tanpa hubungan intim akan menimbulkan riak ombak masalah yang semakin lama bisa semakin menggunung. Mulai dari ketiadaan seks (sexless marriage), berkembang menjadi ketiadaan afeksi fisik (semua afeksi terjadi tanpa sentuhan fisik), dan akan memuncak dalam terputusnya koneksi emosional antara keduanya. Kalau koneksi emosionalnya sudah tidak ada, masalah dapat berkembang ke arah perselingkuhan dan perceraian.

Bekerjasama (Teammate)

Ini tipe hubungan seksual yang sangat sehat. keduanya responsif dan bekerjasama untuk melakukan hubungan intim dan keduanya sama-sama menikmatinya. Kalau kedua tipe pertama adalah masalah yang sering menjadi kebuntuan seksual, tapi tipe ini tidak mengalaminya.

Mengatasi Kebuntuan Seksual

Jangan biarkan kebuntuan seksual terus terjadi dalam rumah tangga Anda. Jika trauma pernah terjadi, Anda/pasangan perlu memproses luka tersebut agar pulih dan tidak melukai lebih lanjut diri Anda dan pasangan Anda. Konseling akan sangat efektif menolong Anda.

Jika sudah tidak ada lagi koneksi emosional, maka konseling pernikahan bisa menghangatkan kembali hubungan Anda berdua.

Dan jika koneksi emosional Anda dan pasangan tidak ada masalah, tetapi hubungan intim masih sulit (di luar masalah medis/klinis), Anda masih bisa kembali menghangatkan ranjang pernikahan Anda dengan konseling khusus masalah seksual dengan konselor pernikahan Anda. Kami punya berbagai peralatan yang dapat digunakan untuk menolong Anda. Sensate focus adalah salah satunya.

Hubungi Client Representative kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan menjadwalkan konseling Anda.

Bagaimana pendapat Anda?