
“Aku tidak menyukai istriku lagi” kata seorang pria.
“Pulanglah dan cintailah dia!” kataku
“Anda tidak memahamiku – aku sama sekali tidak punya lagi perasaan itu kepadanya.”
“Aku tidak menanyakan bagaimana perasaanmu. Aku cuma katakan, ‘Pulanglah dan cintailah dia!'” kataku lagi
Si pria berkata lagi, “Tetapi secara emosi aku tidak jujur kalau aku memperlakukan istriku seperti itu, padahal aku tidak merasakannya.”
Lalu aku bertanya, “Apakah ibumu mencintaimu?”
“Ya, tentu saja” ujarnya
“Kira-kira 3 minggu sesudah dia membawamu pulang dari rumah sakit, dan kamu menangis menjerit-jerit karena popokmu basah, dan dia terpaksa terbangun walaupun tubuhnya masih sangat letih, dan berjalan tanpa alas kaki di atas ubin, dan harus mengganti popokmu dan menyusuimu – apakah menurut Anda dia sungguh-sungguh menikmati semua itu?”
Dia menjawab, “Tidak.”
“Baik, kalau begitu menurutku ibumu juga secara emosi tidak jujur” kataku.
– Lynn Anderson, bercerita dalam wawancara dengan wartawan kondang The Chicago Tribune: Lee Strobel
Sobat Pembelajar, cinta sejati bukan sekedar perasaan, ia juga merupakan keputusan dan komitmen untuk mencintai, sesuai dengan janji pernikahan yang telah kita ucapkan. Selalu ada harapan dan kesempatan jika Anda ingin memperbaharui dan memperbaiki kebahagiaan pernikahan Anda. Kontak kami jika Anda merasa membutuhkan bantuan profesional.
Saya Deny Hen, salam pembelajar!

Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.