Jangan Bilang Pernikahan Anda Baik-Baik Saja Sebelum Mencoba ini

perceraian

Saat orang butuh bantuan profesional (marriage coach/counseling/konsultan) dalam pernikahan mereka, biasanya istri selalu duluan datang. Tidak jarang suami mereka tidak tahu atau enggan untuk mengunjungi bantuan profesional tersebut. Para suami biasanya berkata,

“Saya tidak punya masalah dengan istri saya”

“Pernikahan kami baik-baik saja”

“Masalah kami tidak sebesar itu”

“Dia tidak akan meninggalkan saya kok, tenang aja!”

Padahal istri mereka sudah gerah, meradang, putus asa atau dalam bahasa kerennya “crying for help“.

Baca juga: 5 Rahasia Rumah Tangga Harmonis Sampai Tua Ala Bondan Winarno

 

Pada saat pertengkaran mencapai puncaknya, koneksi emosi mereka terputus, dan pernikahan sudah di ambang perceraian, barulah para suami kelabakan, marah bercampur kuatir. Kalau sang istri beruntung, para suami akhirnya setuju menemui marriage coach, psikolog, pendeta, ustad, pastur, konselor atau siapa pun yang bisa menolong pernikahan mereka.

Padahal pada saat itu, pernikahan sudah menjadi begitu sulit untuk diselamatkan. Permasalahan yang ada sudah mendarah daging, sangat kompleks, seperti benang kusut yang tidak kelihatan mana ujungnya.

Alkisah seorang pendeta sedang berapi-api berkotbah di sebuah gereja kecil di pedesaan. Waktu itu perayaan Paskah sedang berlangsung. Karena gereja tidak sanggup menampung jemaat yang menghadiri kebaktian tersebut, maka gereja pun mendirikan mimbar di halaman gereja yang luas, lengkap dengan kursi-kursi yang disusun penuh sesak memenuhi halaman gereja tersebut.

Cuaca cerah tidak berawan dan suasana yang hangat membuat pak Pendeta semakin berapi-api berkotbah di halaman terbuka tersebut. Tanpa disadari, seekor kucing muncul di mimbar tempat pendeta tersebut berdiri. Kucing itu lenggak-lenggok perlahan, memamerkan bulunya yang keemasan tanpa merasa terganggu oleh suara pak pendeta yang keras terdengar tersebut.

Malang bagi si meong, pak pendeta yang sedang bersemangat tersebut memindahkan posisi kakinya dan menginjak ekor si kucing genit tadi.

Si kucing meronta-ronta kesakitan, ia terus berusaha melepaskan diri dari ijakan pak pendeta. Tetapi pak pendeta tidak bergeming. Suara raungan kucing tertutup suara kotbah pendeta yang berapi-api melalui corong pengeras suara. Lagipula itu halaman terbuka, tidak ada seorang pun yang menyadari ada seekor kucing yang sedang tersiksa di belakang mimbar sana.

Kucing itu terus meronta-ronta, tapi tidak ada respon sama sekali dari sang pendeta. Ia pun mulai mencakar dan menggigit jubah pendeta yang begitu besar dan tebal. Tapi tetap sang pendeta tidak bereaksi sama sekali.

Akhirnya setelah kira-kira 10 menit, pak pendeta pun memindahkan kakinya kembali. Tak ayal lagi, si kucing langsung melompat seperti sebuah roket sampai semeter tingginya dan segera lari terbirit-birit kesakitan. Sepertinya untuk selama-lamanya ia akan jera menjejakkan kaki di mimbar pak pendeta lagi.

Orang yang tidak menyadari pernikahannya sedang menuju kegagalan adalah seperti pak pendeta pada cerita di atas. Sang istri sudah berteriak-teriak minta pertolongan, tapi ia tidak menyadari dan tidak bergeming. Maka sebelum semuanya terlambat, sebaik apa pun pernikahan yang Anda miliki menurut Anda, sebaiknya Anda mencoba mengevaluasi secara objektif, bagaimana kondisi pernikahan Anda.

Anda dapat menggunakan quiz dari kami pembelajar hidup untuk memeriksa sebaik apa hubungan Anda dengan pasangan Anda. Coba saja buktikan bahwa pernikahan Anda dengan istri Anda baik-baik saja. Silakan klik di link berikut (Quiz Kepuasan Pasangan). Kuis ini dapat digunakan oleh para istri juga.

 

 

Bagaimana pendapat Anda?