Biasanya jawaban atas pertanyaan ini ada 3:
- Pilih passion tentu saja, mana ada yang mau kerja di bidang yang tidak disukainya??
- Jelas pilih kebutuhan hiduplah!!! Makan tuh passion!! (dengan nada sarkas)
- Pilih keduanya (ini yang saya pilih)
Baca juga: 4 Tips Menemukan Passion Sejati Anda
Apa itu Pasion
Sebelum menjawab dengan detail, kita harus memahami dulu apa itu passion. banyak orang salah memaknai bahwa passion adalah sesuatu yang kita sukai untuk kita kerjakan. Sederhananya sih begitu. Namun mengutip definisi dari Robert J. Vallerand dalam Jurnal Canadian Psychology tahun 2008, passion adalah suatu keinginan yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu yang disukai atau yang dipandang penting oleh seseorang sehingga orang tersebut rela menginvestasikan waktu dan tenaga.
Definisi ini yang dengan tepat menjelaskan bahwa passion bukan sekedar rasa suka, tapi sesuatu yang mendorong dengan kuat untuk kita mengorbankan waktu dan tenaga di sana. Dan ini tidak terbatas pada suatu aktivitas yang menyenangkan untuk kita kerjakan saja.
Saya ingin memberi contoh yang sangat sederhana dan jaman kekinian banget: hobi main game. Orang-orang yang suka main game, apakah dapat dikatakan passionnya adalah main game? Karena itu apakah orang-orang seperti ini kalau ‘bekerja sesuai passion’ artinya harus menjadi pro-gamer? Silakan Anda sendiri yang menjawabnya. Karena walau saya juga suka main game, saya tidak mau jadi seorang pro-gamer walaupun jika misalnya penghasilannya melebihi penghasilan saya saat ini (Anda bisa membaca tulisan saya tentang kesukaan saya main game di posting ini: 7 Manfaat Main Game bagi Anda (dan Anak Anda))
Anda mungkin suka main game, Anda suka memancing, Anda suka main musik, Anda suka menggambar, Anda juga suka bercinta (maafkan saya bagi Anda yang lajang), ada lagi yang suka kuliner, suka minum, suka clubbing, you name it. Itu semua kesukaan, hal-hal yang menyenangkan untuk dilakukan yang banyak orang juga suka, tapi itu bukan passion.
Passion berbeda dengan kegemaran dan beda dengan hobi. Passion yang sesungguhnya haruslah sesuatu yang memberikan value (nilai) kepada masyarakat, karena passion barulah akan memberikan dampak terbesar jika memberikan makna dalam hidup kita. Passion harus juga mengandung makna purpose dan passion seperti ini yang akan membangkitkan semangat hidup kita untuk melakukan apa yang diperlukan walau dengan berbagai pengorbanan, termasuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak kita sukai.
Banyak orang yang merasa sudah menemukan passionnya, tapi sebenarnya baru menemukan minatnya, menemukan hal-hal yang disukainya, ia belum bisa mengkoneksikan hal tersebut kepada suatu makna sehingga tidak aneh kalau passion itu bisa layu sebelum berkembang. Buat teman-teman yang seperti ini, kalau Anda pandang usul saya ini baik, maka saya mengusulkan Anda untuk mencoba menemukan makna dalam kegemaran Anda, sehingga Anda bisa benar-benar memiliki passion.
Passion vs Kebutuhan Hidup
Nah sekarang bagaimana dengan pertanyaan tadi: pilih passion atau kebutuhan hidup? Jawaban saya berdasarkan empat hal yang perlu Anda ketahui tentang passion di bawah ini:
1. Manusia sesungguhnya tidak dibatasi oleh satu passion tunggal saja. Manusia bisa memiliki banyak passion sekaligus. Anda bisa suka mengajar, sambil juga suka mendengarkan curhatan orang lain. Ada yang suka musik tapi juga suka programming. Atau suka jualan dan juga suka mendalami filsafat. Suka menolong orang (dokter) tapi juga suka ngurusin anak kecil. Anda lihat, passion-passion Anda bisa saling mendukung satu dengan yang lain, tapi juga bisa saja berlainan kiblatnya. Saya sangat menyukai hal-hal berbau teknologi (IT), dan sebelum saya menjadi seorang Life Coach, saya sudah memiliki pekerjaan dan jabatan yang mapan di bidang IT. Tetapi itu jelas sekali bukan satu-satunya hal yang saya sukai. Masih ada passion dalam bidang bisnis dan konseling.
Karena passion kita bisa banyak, demikian juga dengan pilihan pekerjaan. Hanya karena saat ini kita sangat menyukai musik, bukan berarti kita hanya bisa bekerja dalam bidang musik, terutama jika Anda menemukan bahwa Anda tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan target Anda dengan hanya bermain musik. Anda bisa menekuni passion Anda yang lainnya sebagai pekerjaan utama Anda, dan sambil juga bermain musik yang Anda jadikan sebagai hobi Anda.
2. Kita juga bisa menemukan passion dari apa yang bisa kita kerjakan saat ini. Kembali kepada definisi passion di atas, bahwa passion tidak selalu melulu harus berupa sesuatu yang kita sukai, tetapi sesuatu yang penting, yang memberikan makna dan bernilai bagi masyarakat. Definisi ini melepaskan kita dari ikatan bahwa kita harus mengerjakan apa yang kita sukai, tetapi kita juga bisa menyukai apa yang kita kerjakan.
Kenapa bisa demikian, karena selain passion itu mengandung makna purpose, bukan hanya kesukaan, passion kita itu seringkali belum tergali. Saya tidak passionate main musik karena saya tidak punya kesempatan belajar satu alat musik tertentu waktu kecil. Tetapi kalau saya diberi waktu luang yang cukup dan guru yang passionate, saya bisa saja jadi memiliki passion bermain musik.
Saya suka main drama, sejak SMP saya ingin ikut berperan kalau ada drama di sekolah atau di gereja. Tapi ini juga tidak tergali, juga karena kondisi dan situasi yang kurang memungkinkan. Saya bahkan hampir selalu mendapatkan nilai sempurna dalam mata pelajaran Kimia karena saya sangat menyukainya, tetapi saya juga tidak berakhir menjadi periset kimia atau obat.
Saya yakin bagi banyak orang dapat menemukan begitu banyak passion dalam berbagai hal yang mampir dalam hidupnya, dan apa salahnya dengan mencoba menemukan passion dalam pekerjaan yang saat ini sedang ditekuni. Mencoba menemukan minat, atau menemukan purpose tentang apa kontribusi Anda pada orang lain dan masyarakat saat Anda melakukan pekerjaan ini.
3. Anda tetap membutuhkan biaya hidup sehari-hari untuk keluarga Anda. Kebutuhan hidup itu important and urgent, passion kita itu important but not that urgent. Dalam banyak kasus, menjalankan passion itu cost center, bukan profit center, setidaknya pada masa-masa awal. Menjalankan passion itu seperti entrepreneur, tetap harus menjaga cash flow, sambil merintis agar suatu saat passion bisa menjadi profit center yang mendatangkan penghasilan yang kita butuhkan.
Dalam hal ini kita harus realistis dan lebih mengutamakan dapur ngepul daripada sekedar mengupayakan passion terkabul. Passion Anda membutuhkan finansial support untuk bisa berkembang dan berbuah, dan ini Anda bisa peroleh dengan memiliki sumber penghasilan yang layak, pertama untuk keluarga Anda, baru kemudian untuk passion Anda.
4. Mengapa kita tidak meninggalkan passion kita, kalau kita dalam kondisi tidak bisa bekerja yang sesuai dengan passion kita? Karena sekalipun kita bisa memilih pekerjaan apa saja yang dapat dikerjakan untuk membiayai kehidupan sehari-hari, namun pencapaian tertinggi seseorang baru bisa terjadi ketika ia mampu mengsinergikan dan menggunakan passion, proficiency, personality dan pathnya ke arah suatu visi tertentu yang menjadi panggilan hidupnya.
Itulah sebabnya saya memilih nomor 3: kebutuhan hidup dan passion sekaligus.
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.