Mengapa Kita Sering Mengambil Keputusan yang Salah dalam Hidup?

Konon 80% keputusan manusia diambil berdasarkan emosi, bukan berdasarkan logika. Emosi ternyata merupakan daya dorong yang lebih kuat daripada logika. Hasilnya seringkali keputusan-keputusan yang kita buat keliru. Sebagian tidak punya dampak yang besar, namun ada juga keputusan-keputusan yang memiliki dampak yang mengubah hidup kita, baik secara positif atau pun secara negatif.

Baca juga: Apakah Sekarang Saat yang Tepat untuk Re-fokus dalam Karir dan Bisnis?

Amy Morin dalam bukunya “13 Things Mentally Strong People Don’t Do“, membahas tentang 8 penyebab mengapa manusia sering mengambil keputusan penting dalam hidup dengan tidak rasional. Enam di antaranya saya akan jelaskan di bawah ini, dengan dipertajam dari perenungan saya pribadi.

 

1. Kita lebih berani mengambil resiko kalau kita yang memegang kendali

Hanya karena kita berada di kursi pengemudi di sebuah mobil, bukan berarti kita lebih aman daripada menjadi seorang penumpang di pesawat terbang. Data empiris menunjukkan bahwa kemungkinan meninggal dunia karena kecelakaan mobil adalah 1 dari 114 kasus, sedangkan untuk pesawat hanya 1 banding 9821 kasus. Artinya kecelakaan lalu lintas lebih berbahaya 90x lipat daripada naik pesawat terbang. Sekalipun demikian, tetap saja manusia lebih takut terbang daripada naik mobil.

Kita lebih berani mengambil resiko kalau kita yang memegang kendali. Pikiran kita keliru ketika tanpa disadari kita menilai resiko berdasarkan seberapa banyak kita memegang kendali.

Untuk mengatasi ini, kita perlu lebih mempertimbangkan resiko secara logis, berdasarkan data dan informasi yang ilmiah daripada pertimbangan memegang kendali atau tidak. Sadari bahwa walaupun Anda yang memegang kendali, tidak berarti bahwa semua hal bisa Anda kendalikan, dan bersiaplah untuk hal-hal yang tidak bisa Anda kendalikan tersebut.

 

2. Kita sering menilai pengamanan (safeguard) yang kita miliki secara berlebihan

Data dari perusahaan asuransi menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan jalan raya lebih tinggi bagi kendaraan-kendaraan yang memiliki fitur keamanan yang lebih banyak. Fitur-fitur seperti seatbelt dan airbag mendorong orang-orang melaju kendaraannya lebih cepat. Padahal memiliki airbag, bukan berarti Anda pasti terhindar dari kecelakaan fatal. Fitur-fitur itu hanyalah mampu mengurangi, tapi tidak mengeliminasi.

Maka tepat sekali peringatan-peringatan yang sering ditempel di beberapa tempat umum di Singapura, bahwa “low crime doesn’t mean NO crime

menilai resiko dengan benar

 

3. Kita keliru membedakan antara keahlian dengan kesempatan

Kasino di Amerika menemukan bahwa kalau para penjudi ingin mendapatkan angka dadu yang tinggi, mereka melemparkan dadu dengan keras. Tetapi kalau mereka ingin angka yang rendah, mereka akan mengocok dadu dengan lembut.

Perilaku ini mungkin tidak kita sadari, tetapi terkadang kita memang keliru menilai bahwa kalau kita melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, mungkin hasilnya akan berbeda pula. Tetapi kenyataannya tidak. Dan sayangnya ini berlaku juga dengan entrepreneurship. Entrepreneurship jelas butuh skill. Dia juga butuh karakter yang tangguh dan ulet. Tetapi kesuksesan selalu membutuhkan kesempatan.

Seorang teman saya misalnya, dia seorang wanita yang untuk membantu meringankan beban finansial keluarga, ia mencoba membuka toko. Usahanya mandek, tapi masih bertahan. Tiap bulan hanya mampu mendapatkan untung sedikit saja setelah menutup semua biaya. Ia sudah berjuang sejauh yang ia bisa, namun usaha itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan mendatangkan keuntungan berlebih. Sampai pandemi covid-19 melanda seluruh dunia. Usaha toko alat-alat kesehatannya tiba-tiba laris manis. Ia mendadak kaya. Hal yang mendatangkan petaka bagi banyak orang, tetapi mendatangkan kesempatan emas bagi dirinya.

Skill itu sangat dibutuhkan, demikian juga ketekunan serta ketangguhan, namun jangan cepat mengharapkan mendatangkan kesuksesan. Seorang entrepreneur harus siap bermain maraton, sambil terus peka melihat kesempatan yang datang dan memanfaatkannya dengan baik, sekecil apa pun dampak dari kesempatan-kesempatan itu. Karena sukses tidak selalu berasal dari kesempatan yang besar, tetapi bisa juga berasal dari kesempatan-kesempatan kecil yang dimanfaatkan dengan baik.

 

4. Terkadang kita terpengaruh oleh tahayul

Ramalan horoskop seberapa pun kita rasa tepat, pada dasarnya hanyalah merupakan efek barnum belaka. Efek barnum adalah fenomena psikologi yang umum di mana seseorang merasa suatu gambaran dari ramalan sangat mengena/tepat kepada mereka, padahal faktanya ramalan yang diberikan agak samar dan bisa berlaku secara umum ke sejumlah orang secara luas.

Kita tahu bahwa kebahagiaan pernikahan tidak ditentukan oleh beda usia tertentu antara suami dan istri (dalam kepercayaan tionghoa beda umur 6 tahun antara suami dan istri adalah ciong alias tidak baik). Tetapi terkadang demi mencegah kesulitan di masa depan, kita (atau orang tua) ikut mengamini mitos tersebut dan menolak kekasih yang beda usia 6 tahun, dan memilih menikahi orang yang beda usia 3 tahun (walaupun kualitasnya lebih buruk).

 

5. Kita dengan mudah tertipu tatkala kita melihat potensi keuntungan yang begitu tinggi

Seorang sahabat saya di masa lalu tiba-tiba mengiklankan sebuah MLM di feed sosial medianya. Biasanya ia hanya memposting hal-hal yang berbau rohani, tetapi entah kenapa tumben-tumbenan ia melakukan hal tersebut.

MLM itu memang saat itu sedang booming dan mulai banyak pengikutnya. Saya coba menelusuri nama MLM tersebut. Di situsnya saya mendapatkan iming-iming bahwa investasi yang diberikan pada MLM tersebut akan mendapatkan keuntungan sebesar 1% perhari!! Investasi awal untuk mulai join MLM tersebut tidak murah, tetapi jutaan rupiah.

Sebagai seorang sahabat, walau sudah lama tidak berbincang-bincang, maka saya beritikad baik dan memberitahukannya akan potensi investasi bodong yang dilakukan perusahaan MLM tersebut. Saya mengatakan bahwa perusahaan itu kemungkinan besar hanyalah perusahaan money game belaka, alias hanya memutarkan uang milik anggota, di mana investasi anggota baru dipakai untuk membayar investasi anggota lama. Tidak ada suatu bisnis sebaik apa pun yang mampu menghasilkan 1% perhari. Karena kalau memang ada, tentu semua orang sudah akan berinvestasi ke sana dan semua sudah akan menjadi kaya raya dalam waktu singkat.

Tetapi teman saya ini berdalih dan malah memarahi saya. Dia mengatakan bahwa “Saya ini orang akunting, saya bisa menghitung kok!” Ia mengatakan bahwa “Ada kok perusahaan yang menghasilkan lebih dari 1% perhari, yaitu FACEBOOK!”

Saya berhenti menasehatinya dan tidak lebih dari 2 bulan kemudian, perusahaan itu kena kasus, pemiliknya ditangkap karena penipuan investasi bodong, persis seperti apa yang sudah saya peringatkan. Uang investor yang lenyap diperkirakan mencapai 80 triliun rupiah.

Teman saya bukanlah orang bodoh. Bagi saya ia termasuk orang yang pandai. Kecerdasan dan kepiawaiannya lebih menonjol dibandingkan dengan teman-teman kantornya. Ia bersama jutaan orang lain tertipu karena di saat mereka sangat membutuhkan uang, ada orang yang dengan jahatnya menipu mereka dan mempergunakan kerentanan mereka untuk mendatangkan keuntungan. Hal yang sama terjadi berulang-ulang dengan penjudian.

Di luar keuntungan berupa kekayaan, hal serupa terjadi juga ketika seorang pria beristri meniduri seorang wanita yang terlihat sangat cantik dan seksi. Hasrat dan nafsunya menutupi kemampuannya untuk berpikir secara nalar, dan akibatnya keluarganya yang harmonis menjadi berantakan.

Iming-iming keuntungan besar, memang seringkali menutup pikiran rasional kita dan menyebabkan kita salah mengambil keputusan.

 

6. Kita lebih dapat menerima sesuatu yang akrab bagi kita daripada yang asing

Pernahkah Anda pergi ke food court di sebuah mall dan melihat begitu banyak pilihan makanan yang bisa Anda makan? Saya yakin Anda pernah. Coba perhatikan makanan apa yang Anda pilih. Sebagian besar maka Anda akan memilih tenant atau merek makanan yang sudah Anda kenal sebelumnya. Terlepas makanan tersebut sebenarnya bagi Anda lebih enak atau tidak, kita cenderung tidak suka perubahan, dan tidak suka mencoba sesuatu yang baru, karena adanya potensi makanan tersebut mengecewakan bagi kita. Itulah sebabnya di mana-mana antrian KFC, Pizza Hut, Hoka-Hoka Bento hampir selalu lebih panjang daripada merek lainnya, walaupun merek lain sebenarnya mungkin lebih enak, lebih banyak atau lebih murah.

“Tidak kenal maka tidak sayang”, memang demikian yang terjadi. Kita menilai seseorang atau sesuatu dari seberapa kita mengenal mereka, bukan secara objektif menurut parameter-parameter yang sesungguhnya kita butuhkan. Salah satu penyebab hal ini adalah karena kita tidak (berusaha) mencari informasi yang cukup sebelum kita memutuskan.

Yang dekat dengan kita tidak selalu baik, yang asing tidak selalu jahat. Yang penting adalah, baik memilih yang familiar ataupun yang asing, kita mengukur resiko-resiko masing-masing dan selalu mempersiapkan contigency plan saat resiko buruk benar-benar terjadi.

 

Demikianlah 6 hal yang menyebabkan kita seringkali mengambil keputusan yang salah dalam hidup kita. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar adalah salah satu skill untuk menjadi TANGGUH. Maka sadarilah batasan-batasan Anda, dan belajarlah dari kesalahan, dan jadilah TANGGUH. Saya Deny Hen, salam Pembelajar!

 

Note: Anda memesan buku TANGGUH, 4 Rahasia yang Jadikan Anda Tak Terkalahkan karya Coach Deny Hen dengan menghubungi kami di bawah ini. Tersedia juga di Gramedia Digital dan Google Play Books. Informasi lebih lanjut baca juga: 

Bagaimana pendapat Anda?