Bagaimana cara menjadi diri sendiri apa adanya?

menjadi diri sendiri

Nah ini pertanyaan menarik yang bisa membuat kita berpikir.

Sebenarnya apa sih yang kita sebut diri kita sendiri?

Pikirkan mobil Anda, katakanlah mobil milik Anda hitam jenis avan5@ dg nopol X1233AB. Katakanlah beberapa tahun setelah Anda membeli mobil itu bannya sudah gundul sehingga sudah diganti. Kaca juga pernah pecah jd sudah diganti. Mobil itu pernah tabrakan sampai hampir bodi, dan sebagian besar bagiannya sdh diganti, termasuk catnya. Lalu bbrp lama kemudian mesinnya rusak sehingga akhirnya juga diganti. Tapi yang menarik mobil itu tetap saja merupakan mobil kesayangan Anda. Identitasnya tidak berubah sekalipun sekarang mungkin sudah 100% bagian tubuhnya sudah bukan diri mobil kita yang original dan apa adanya lagi.

Baca juga: Apa alasan seseorang membutuhkan “life coach”?

Nah balik lagi, yang kita sebut diri kita ini apa sebenarnya? Apakah badan kita?

Apakah wajah kita? Kalau terjadi musibah dan merusak wajah kita apakah kita bukan lagi menjadi diri sendiri?

Apakah jantung kita? Kalau sekali waktu jantung kita diganti apakah bukan menjadi diri kita lagi?

Ataukah sifat-sifat kita? Apakah orang pemarah yang menjadi peramah sudah bukan menjadi dirinya lagi? Apakah seseorang yang dingin dan kaku ketika berubah menjadi hangat dan humoris sudah bukan menjadi dirinya lagi?

Kita adalah seperangkat atribut jasmani (hardware) maupun karakter (software) yang diciptakan dengan kemampuan beradaptasi dan merubah diri kita (hardware maupun software) untuk menjadi sesuatu yang lebih baik. Itu bukan tidak menjadi diri kita sendiri, melainkan upgrading, yang memungkinkan kita menjadi versi terbaik diri kita yg bisa kita capai. Dan ini merupakan panggilan (calling) Tuhan bagi setiap manusia.

Karena itu pertanyaan yang lebih tepat bagi saya bukanlah bagaimana cara menjadi diri kita sendiri, tetapi bagaimana cara kita menjadi diri kita yang terbaik yang dapat kita capai (baca juga: Capai potensi terbaik Anda dengan Maximum Potential Coaching!). Bukan cuma untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi juga untuk keluarga, masyarakat dan Tuhan.

Note: mungkin satu-satunya bagian dari manusia yang tidak dapat diubah oleh manusia adalah rohnya, karena hanya Tuhan yang mampu mengubahkan hal tersebut. Tetapi ini adalah bahasan yang lain lagi untuk pertanyaan yang lainnya.

Bagaimana pendapat Anda?