Pertanyaan penting yang perlu dijawab saat kita bicara tentang percaya diri adalah: apa yang menjadi dasar kepercayaan diri Anda?
Apakah Anda percaya diri karena Anda kaya?
Apakah karena Anda seorang yang berkuasa? atau famili dari seorang yang berkuasa?
Apakah Anda percaya diri karena kemampuan dan prestasi Anda?
Atau apakah Anda percaya diri hanya karena perkataan positif dan optimis Anda?
Baca juga: 5 Tips Untuk Membuat Mental Kita Menjadi Lebih Kuat
Untuk memiliki self-confidence yang kokoh, Anda tidak bisa hanya menggantungkan pada kata-kata yang positif, apalagi yang tidak menggambarkan diri Anda dengan tepat. Misalnya seorang wanita yang tidak langsing, tidak bisa membuat kata-kata positif yang berlawanan misalnya, “Aku langsing, aku disukai orang, aku cantik”.
Percaya diri yang kokoh adalah berasal dari konsep diri yang kokoh juga. Konsep diri menunjukkan persepsi Anda tentang siapa diri Anda sebenarnya menurut Anda.
Luangkanlah 3-5 menit sebelum melanjutkan membaca. Cobalah menjawab pertanyaan berikut:
- Apa yang membuat Anda merasa positif/negatif tentang diri Anda sendiri?”
- Apakah yang menjadi dasar Anda menilai diri Anda berharga/tidak berharga?
Tuliskan jawaban Anda sampai semua hal yang menjadi dasar harga diri Anda tersebut dituliskan. Jangan membaca bagian berikutnya sebelum Anda menjawabnya.
.
.
.
.
.
.
.
Coba tengok jawaban Anda:
A. Berapa banyak konsep diri Anda yang Anda taruh di luar inner-self Anda; seperti jabatan, kekayaan, popularitas, prestasi, penampilan fisik, teman-teman atau keluarga Anda?
B. Berapa banyak pula konsep diri Anda yang Anda taruh pada kegagalan masa lalu Anda?
Bila sebagian besar konsep diri Anda ditaruh pada (A), maka konsep diri Anda tidaklah kuat, karena kedua hal di atas adalah menggantungkan konsep diri pada faktor eksternal yang cenderung tidak dapat kita kendalikan. Artinya hal-hal tersebut bisa berubah kapan saja. Saat hal yang menjadi dasar harga diri Anda tersebut berubah, maka konsep diri Anda teracam dan harga diri Anda juga hanyut dalam perubahan.
Contoh:
– Seseorang yang menggantungkan konsep dirinya pada kekayaannya akan merasa dirinya sangat hancur dan harga dirinya runtuh ketika usahanya bangkrut dan ia jatuh miskin.
– Orang yang menggantungkan konsep dirinya pada popularitas, akan mudah dimanipulasi dan relatif mudah melegalkan segala cara agar dirinya tetap populer, supaya harga dirinya tetap terjaga. Misalnya dengan melakukan berbagai hal yang kontraversial. Masalahnya popularitas adalah hal eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Tidaklah mengherankan jika akibatnya ia menjadi stres dan depresi.
– Orang yang menggantungkan konsep dirinya pada prestasinya akan berjuang mati-matian untuk tetap berprestasi, yang terkadang bisa mengorbankan hal-hal lain yang lebih penting, seperti kesehatan, atau relasi dengan keluarga terdekat.
Sedangkan bila konsep diri Anda ditaruh pada (B), maka Anda menaruh konsep diri Anda di tempat yang keliru. Kegagalan Anda tidak pernah bisa mengubah siapa diri Anda. Respon Anda terhadap kegagalan itulah yang menentukan siapa diri Anda sebenarnya. Anda perlu mengampuni diri Anda sendiri, menerima kegagalan Anda sebagai bagian dari hidup, belajar darinya dan kemudian move on. Karena suatu keberhasilan bahwasanya selalu dimulai dengan rentetan kegagalan.
Konsep diri yang sehat adalah jawaban atas pertanyaan:
“Apabila Anda tidak memiliki apa pun yang Anda miliki sekarang, siapakah Anda?”
Pertanyaan ini mengarahkan konsep diri kita kepada inner-self kita sebagai identitas kita yang tidak tergoyahkan, yaitu nilai-nilai dan prinsip hidup, tujuan/makna hidup Anda, atau karakter Anda yang positif, misalnya:
– “Saya adalah orang yang tangguh”
– “Saya adalah orang yang memegang teguh integritas”
– “Saya orang yang cepat belajar dari kesalahan saya”
– “Saya adalah anak Tuhan”
– “Saya hidup untuk istri dan anak-anak saya”
Inilah resep yang terpenting untuk tetap percaya diri. Setelah itu Anda bisa menggunakan berbagai teknik untuk menjaga percaya diri Anda, seperti self-talk, daftar pujian, Jurnal CITA (Cinta, Indah, Terima kasih dan Ampunan), dll.
Semoga bisa membantu. Salam pembelajar.
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.