Jelas 100% pasti tidak ada!
Tidak ada yang bisa sukses hanya dengan mengikuti kata-kata motivator. Setiap orang punya kondisinya sendiri yang berbeda-beda dengan orang lain, termasuk modal dasar (talenta, modal finansial, waktu, networking, dll) yang berbeda pula.
Baca juga: Mengapa Anda Ingin Menjadi Seorang Motivator?
Tugas seorang motivator sama sekali bukanlah menjadikan orang lain sukses. Tugasnya adalah memotivasi, menginspirasi dan membangkitkan semangat orang lain untuk berjuang keras untuk bisa sukses. Tugas ini bukannya tidak penting karena sebagai manusia kita lebih terpengaruh oleh emosi daripada logika. Kesuksesan adalah rangkaian kegagalan yang berhasil dilalui tanpa membuat seseorang putus asa. Perjalanan panjang seperti ini membutuhkan banyak sekali energi motivasi, baik dari diri sendiri, dari keluarga maupun dari orang lain (seperti motivator ini).
Tugas seorang Coach (Life Coach atau personal coach) barulah yang lebih spesifik membantu (melatih, menuntun dan menantang) klien untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh klien (disebut coachee).
Saya mengerti bahwa ada banyak orang yang kecewa dengan motivator, juga ada yang merasa bahwa motivator adalah orang yang paling sok tahu atau cuma membohongi orang lain saja. Saya tidak menyalahkan label-label yang disematkan kepada para motivator itu (include me of course), karena saya mengakui memang ada motivator yang tidak tulus alias cuma kejer fulus.
Tetapi saya berharap kita tidak menyudutkan profesi motivator pada umumnya. Sama seperti setiap kita tidak ingin mendapatkan stereotipe tertentu (misalnya orang kulit hitam = bau, dokter Indonesia= cuma cari uang dari resep, PNS = koruptor). Karena seorang motivator pada prinsipnya adalah seorang public speaker profesional dan tidak semua motivator memberikan iming-iming kesuksesan dengan sekedar menyatakan sesuatu yang sebenarnya adalah survivorship bias.
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.