4 Hal Yang Mampu Memotivasi Seseorang untuk Berubah

mengapa dia tidak mau berubah?

Diri kita sendiri adalah musuh kita yang terbesar.

Bertransformasi diri menjadi lebih baik seyogyanya adalah hal yang terus-menerus kita lakukan sejak kita mulai beranjak dewasa dan menyadari kehadiran dirinya di dunia. Apalagi dalam kehidupan pernikahan. Dalam buku The Great Marriage, saya menuturkan bahwa salah satu tujuan kita menikah adalah ‘kelas pertumbuhan karakter’, karena keengganan kita untuk berubah semata-mata hanya akan membuahkan pertengkaran dan konflik dan anak akhirnya selalu menjadi korban.

Baca juga: Dapatkah Orang yang Selingkuh Berubah?

Kunci perubahan itu sendiri ada pada motivasi untuk berubah. Saat seseorang memiliki alasan untuk berubah, ia pun akan berusaha berubah, dan perubahan itu pun cepat lambat akan terjadi selama ia memiliki motivasi tersebut. Berikut ini akan dibahas tentang 4 hal yang memotivasi dan 5 hal yang tidak memotivasi seseorang untuk berubah.

4 Hal yang Mampu Memotivasi Meseorang untuk Berubah

  1. Visi / Tujuan. Seseorang mau berubah saat ia melihat hal itu mendukung visi dan tujuannya. Atau saat ia mengalami perubahan visi atau tujuan, dengan sendirinya ia akan melakukan perubahan-perubahan yang dibutuhkan.
  2. Pertimbangan untung-rugi. Seseorang akan berubah jika ia menemukan keuntungan besar (Gain) kalau ia berubah. Seorang pedagang akan dengan senang hati merubah cara dia berjualan kalau ia menemukan bahwa perubahannya akan mendatangkan omset 10 juta lebih besar dalam sehari. Manusia juga akan berjuang untuk berubah jika ia mengalami penderitaan (Pain), karena tidak ada seorang pun yang mau terus-menerus berada dalam penderitaan. Demikian juga tatkala ia melihat ada bahaya yang akan mengancam dirinya (Fear), misalnya ketaatan kita kepada aturan lalu lintas karena takut akan ditilang. Ketakutan akan menghadapi kesulitan dan penderitaan jika ia tidak berubah adalah alasan yang kuat untuk seseorang berubah.
  3. Values. Manusia juga bisa berubah untuk mempertahankan nilai-nilai hidup yang dimilikinya. Iman kepada Tuhan misalnya bukan hanya bisa mengubah manusia karena takut akan Neraka, tetapi juga karena ingin menyesuaikan hidup seperti yang ditunjukkan-Nya.
  4. Cinta. Saat manusia mencintai seseorang, ia bersedia melakukan banyak hal dan berkorban demi orang yang dicintai. Orang itu bisa orang tua, anak, dan tentu saja suami atau istri, atau seorang kawan baik. Kekuatan cinta sudah terbukti telah membuat seorang pemberang menjadi penyayang, pembohong menjadi pelindung, dan pemalas menjadi pencetak emas.

 

Dari sini, kita sudah dapat menerka beberapa hal yang membuat kita tidak termotivasi untuk berubah.

tidak termotivasi untuk berubah

6 Hal yang TIDAK Memotivasi Manusia untuk Berubah

  1. Disconnection. Cinta memang dapat mengubah seseorang. Tetapi terputusnya hubungan membuat seseorang tidak berdaya mengharapkan pasangannya untuk berubah. Biasanya istri (walau tidak selalu demikian) yang terus merindukan suami untuk berubah, namun yang diharapkan tidak kunjung menyadarinya.
  2. Pain. Luka emosional yang disebabkan oleh trauma atau kejadian-kejadian yang menyakitkan seringkali menghalangi kita untuk berubah. Kadang hal ini bisa selesai dengan pengampunan, namun terkadang dibutuhkan konseling untuk melihat peristiwa demi peristiwa masa lampau dan memproses luka-luka batin itu agar bisa disembuhkan.
  3. Itu visi/tujuan orang lain. Saat tujuan dan visi bukan berasal dari dirinya sendiri, motivasi untuk berubah pun surut. Terkadang bisa menjadi benci karena merasa dipaksa untuk melakukan sesuatu di luar kehendaknya. Akibatnya bisa berbalik jadi semakin anti untuk berubah.
  4. Unawareness. Kita tidak bersedia untuk berubah seringkali juga karena tidak menyadari bahwa kita perlu melakukan perubahan tersebut. Hidup berkelimpahan dan semua tersedia bisa menjadi sebabnya. Kita menjadi lengah dan tidak menyadari ada perubahan-perubahan yang masih diperlukan karena kita tidak hidup sendirian di dunia ini. Atau kadang kita hanya tidak menyadari bahwa hidup yang aman tentram damai ini dapat terganggu karena kita tidak mau berubah.
  5. Belum tahu manfaatnya. Seseorang akan terus Kita akan terus melakukan hal yang sama sampai kita mengetahui ada cara yang lebih baik, yang lebih bermanfaat. Seorang mahasiswa akan sering bolos kuliah sepanjang ia tidak menyadari manfaat yang diperoleh dengan hadir di kelas dan mengerjakan tugas dengan baik.
  6. Takut akan perubahan. Manusia itu sejatinya memang tidak mau berubah. Kita takut akan apa yang akan dihadapi kalau kita berubah. Kita takut kehilangan hal-hal yang kita sukai, kita takut zona nyaman kita terkoyak akibat perubahan itu.

 

Biasanya orang tidak mau berubah ketika ia tidak ditantang untuk pindah dari zona nyamannya. Karena itu dalam banyak kasus, perubahan membutuhkan kehadiran seseorang yang memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya berpikir dan mengevaluasi dirinya. Dan kemudian membantunya menyadari

  • bahwa ia memiliki blind spot yang selama ini tidak ia lihat
  • bahwa ia memiliki alasan untuk berubah
  • bahwa ia memiliki kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk ia berubah.

 

Di sinilah peran seorang coach yang baik dibutuhkan. Ia bukan hanya akan membantu awareness, dan reason to change tetapi juga menjadi teman akuntabilitas yang akan menuntun perubahan sampai tuntas. Seorang coach akan selalu menanyakan sampai di mana proses perubahan yang telah terjadi, mengatasi hambatan-hambatan yang menghadang dan terus menindaklanjuti proses hingga tujuan yang diinginkan.

Anda yang bergumul dengan kekecewaan dan harapan bahwa orang-orang yang Anda kasihi akan berubah, gunakan 4 hal di atas untuk bisa memotivasi mereka, dan bantu mereka menghilangkan hambatan-hambatan yang tidak memotivasi mereka untuk berubah.

Kontak kami jika Anda membutuhkan bantuan seorang Life Coach profesional.

Bagaimana pendapat Anda?