10 Hal yang Bisa Membuat Anda Gagal di Masa Mendatang 2

belajar dari kegagalan

Banyak orang yang ingin sukses belajar dari success story, tapi tidak belajar dari kegagalan-kegagalan. Padahal kegagalan yang kita pelajari membantu menghindarkan kita dari pengalaman serupa di masa mendatang. Mungkin kita sudah melakukan begitu banyak hal untuk mencapai kesuksesan kita, tapi tatkala kita tidak waspada, nama kita mungkin akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu orang yang mengalami kegagalan terbesar.

Berikut ini 10 hal yang bisa membuat Anda gagal di masa mendatang sebagai checklist Anda untuk evaluasi diri, nomor 6 hingga 10.

Baca Sebelumnya: 10 Hal yang Bisa Membuat Anda Gagal di Masa Mendatang 1

 

6. Kurang Tanggap Beradaptasi dengan Perubahan

30 tahun yang lalu Multicom dengan PC Mugen-nya adalah raja PC di Indonesia. Tapi saat ini mereknya pun sudah hanya sedikit orang yang masih mengingatnya. Kodak adalah raja kamera selama puluhan tahun, tapi tahun 2012 mereka kibarkan bendera putih dan jatuh bankrut. Berapa banyak usaha ritel yang tutup beberapa tahun terakhir, dan tanpa disadari lebih dari 50.000 pegawai bank di Indonesia sudah di-phk sejak 2016. Semua terjadi karena perubahan. Perusahaan yang bangkrut tidak mampu beradaptasi dengan disrupsi yang terjadi. Hal ini juga berlaku bagi manusia. Orang-orang yang paling terdampak dalam perubahan, adalah orang-orang yang berespon paling lambat terhadap perubahan yang telah terjadi di luar.

Manusia digantikan oleh robot

Sebuah laporan terbaru dari McKinsey mengatakan bahwa 800 juta pekerja akan digantikan oleh robot pada 2030 mendatang. Perubahan tenaga kerja ini kemungkinan akan menjadi lebih lambat terjadi di Indonesia. Tetapi tidak ada yang dapat memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan, bila bangsa kita mampu bahu-membahu membangun negri, bisa jadi Indonesia akan melesat menjadi negara maju dalam waktu yang lebih cepat dan revolusi robot juga akan lebih cepat menghampiri Indonesia.

 

7. Mengabaikan Kesehatan

Semua manusia memiliki batas-batas fisik dan mental. Walaupun setiap individu berbeda, tetapi tidak ada yang memiliki tubuh yang tidak terbatas. Namun seringkali kita mengabaikan tubuh kita, dengan berbagai alasan, untuk kesuksesan kita. Kita lupa bahwa tubuh kita memiliki batas toleransi untuk kekurangan istirahat, kebanyakan racun (rokok, junk food, alkohol, dsb), juga batas toleransi tekanan fisik dan mental.

Kerja keras tentu harus untuk sukses, tetapi kesuksesan kita dalam sekejap dapat berubah menjadi kegagalan tatkala kita jatuh ke dalam sakit kronis. Sedangkan jika data statistik menunjukkan bahwa 40% dari penyakit adalah diakibatkan dari tingkah laku (penyebab penyakit lainnya seperti genetik dan lingkungan keduanya hanya sekitar 30%), ini berarti kita harus memperhatikan kesehatan kita lebih dari biasanya.

Kesuksesan bukan hanya sekedar berjuang dan berupaya untuk maju, tetapi juga tentang kekuatan bertahan (resillience skill). Dan bicara tentang kekuatan bertahan ini berarti tentang menjaga kesehatan fisik, memiliki lingkungan sosial yang mendukung, dan menyadari saat kita mencapai batas-batas kemampuan fisik dan mental kita.

(Note: Pembelajar Hidup memiliki workshop Work-Life Balance maupun Stress Management yang dapat diikuti untuk mendapatkan resillience dan grit yang dibutuhkan untuk sukses)

work life balance

8. Mengabaikan Moral dan Etika

Skandal Enron adalah kasus pengabaian etika berbisnis yang baik yang selalu diajarkan di kelas-kelas manajemen di seluruh dunia. Enron yang merupakan Wall Street darling pada masa itu membuat para investor berbinar-binar dengan kinerjanya yang luar biasa. Namun ternyata performa yang dilaporkan mereka bodong. Setelah ketahuan, tidak memakan waktu lama hingga Enron tiada, yang mana menyeret pula firma akuntan publik terpercaya Andersen Consulting hingga ke akhir hayatnya.

Tidak luput pula dari perhatian kita skandal CEO Uber, Travis Kalanick yang melakukan pelecehan seksual, kasus Ahmad Dhani yang baru saja divonis 1,5 tahun penjara, atau kasus-kasus narkoba yang menjerat banyak artis-artis papan atas Indonesia. Mereka semua dapat dikatakan pernah menjadi orang sukses, tetapi kemudian kesuksesan mereka harus direngut oleh pengabaian mereka akan moral dan etika.

 

9. Mengabaikan keluarga

Tidak sedikit pria maupun wanita karir yang demi kesuksesannya mengabaikan keluarganya dengan menyediakan waktu yang sangat sedikit untuk mereka. Kemudian datanglah krisis keluarga, anak yang jatuh dalam jerat narkoba atau LGBT, dan mereka lalu ketar-ketir, lalu suami-istri saling menyalahkan. Sudah semakin banyak pula yang keluarganya terancam perceraian, dan akibat dari krisis keluarga tersebut, performance mereka drop.

Suami dan istri lalu semakin jauh satu dengan yang lain, muncul orang ketiga dan perselingkuhan, berlanjut ke pengadilan lalu berakhir dengan perceraian. Kesemuanya memakan waktu, energi dan uang yang tidak sedikit. Maka tidak aneh kalau masalah keluarga berujung pada kebangkrutan seseorang. Dan ini bermula dari diabaikannya kebutuhan emosional suami (atau istri) dan anak. (Tentang 10 kebutuhan emosional suami-istri, dapat dibaca di sini: Bagaimana Membantu Suami untuk Melupakan Selingkuhannya?)

Jangan tunggu keluarga Anda bermasalah baru Anda memperhatikan suami/istri dan anak. Kesuksesan yang diraih haruslah merupakan kesuksesan bersama satu keluarga. (Baca juga: Mitos 4: Success First, Family Can Wait). Kembangkan hubungan yang intim dan hangat dengan pasangan Anda dimulai dari sekarang.

(Note: Anda dapat mengikuti kelas-kelas pernikahan yang kami adakan guna memperkaya kehidupan pernikahan Anda. Silakan cek ke Marriage Academy atau Kelas Online Pernikahan kami)

CLR002 Rahasia Pernikahan

10. Mengabaikan Tuhan

Last but not least, jangan pernah mengabaikan Tuhan. Kesuksesan kita di dunia adalah satu hal, tetapi hidup kita yang sementara ini, tidak ada artinya dibandingkan kehidupan selama-lamanya setelah hidup kita berakhir.

    Sukses adalah tanggung jawab semua pria, tetapi seberapa sukses Anda adalah keputusan Tuhan.” – Deny Hen

Saya Deny Hen, salam pembelajar!

Bagaimana pendapat Anda?