8 Tips Mengatasi Pertengkaran Kakak Adik

Pertengkaran kakak adik

Bu Athalia yth,

Saya memiliki 2 orang anak, umur 7 (perempuan) dan umur 5 (laki-laki). Kedua anak ini sebenarnya anak baik kalau sendiri-sendiri. Tapi kalau bersama-sama mereka itu selalu berantem. Kakaknya suka menjahili adiknya, adiknya suka memukul kakaknya.  Setiap hari terus begitu sampai-sampai saya dan suami bingung harus diapain lagi. Kami sudah coba terapkan hukuman, mulai dari menulis 1 halaman, time out berdiri di samping pintu maupun hukuman fisik di pantat, tapi sepertinya tidak ada yang berfungsi. Mereka tetap saja ribut terus setiap hari. Yang satu sering iri dengan yang lain sehingga apa pun yang dibelikan kepada kakak/adiknya selalu harus sama juga dibelikan untuk adiknya. Padahal kan tidak bisa semua barang sama, apalagi satu laki satu perempuan.

Mohon sarannya ya Bu

 

Sri (bukan nama sebenarnya) di Jakarta.

 

Dear Ibu Sri,

Membaca surat ibu, terbayang oleh saya bingung dan pusingnya saat anak ribut. Apalagi penyebabnya seringkali hal-hal sepele, tetapi terjadi berulang kali. Seolah-olah usaha apapun jadi sia-sia untuk membuat mereka akur. Untuk ‘menghibur’ ibu, pastinya ibu dan suami tidak sendirian, hampir semua orangtua dengan lebih dari satu anak mengalami kebingungan yang sama. Bahkan dari suatu penelitian yang diadakan oleh University of Toronto, ditemukan bahwa anak usia 2 – 4 tahun bertengkar 6,3 kali/jam. Pada usia 3 – 7 tahun sedikit membaik, yaitu sekitar 3,5 kali/jam. Saat kita mengharapkan kedamaian dan hubungan harmonis di antara kakak adik, kita sedang menjebak diri untuk masuk ke dalam frustrasi dan kekecewaan. Bertengkar tidak berarti anak anda tidak menyayangi satu sama lain. Seringkali mereka bertengkar karena bosan dan berusaha mendapatkan perhatian orang tua.

Meskipun pertengkaran kakak-adik adalah hal yang umum, tentunya tidak berarti harus dibiarkan begitu saja. Namun perlu ada penanganan yang tepat dari orangtua supaya konflik tidak semakin sering dan anak dapat mengembangkan hubungan persaudaraan yang baik. Berikut ini adalah 8 tips yang dapat ibu dan suami coba terapkan untuk mengatasi pertengkaran kakak adik:

 

TIPS #1: Lihat Sisi Positif Pertengkaran Kakak Adik

Saat anak bertengkar, coba ingat sisi positifnya bahwa hubungan dengan saudara dapat menjadi model untuk hubungan lain dalam kehidupan dan menolong anak untuk belajar mengatasi konflik. Saat mempunyai saudara, anak anda akan belajar untuk berbagi, berkompromi, mengekspresikan perasaan, membantu, mengatasi frustrasi, dan menyelesaikan masalah. Dengan demikian, kita dapat memiliki sudut pandang yang berbeda saat menghadapi pertengkaran anak-anak.

 

TIPS #2: Jangan Jadi Hakim

Jika anda harus meredakan pertengkaran, coba untuk tidak menjadi hakim untuk menilai siapa yang benar dan siapa yang salah. Kecuali anda melihat sendiri seluruh kejadian, akan sulit untuk tahu persis penyebab pertengkaran. Hal ini beresiko menimbulkan perasaan diperlakukan tidak adil ataupun menambah kekesalan kepada saudaranya. Tiap anak akan berusaha menyampaikan sisi ceritanya dan meminta anda untuk menyetujui sudut pandangnya. Namun kita bisa berusaha untuk menunjukkan bahwa kita memahami perasaan anak. Misalnya: “Kakak sebenarnya ingin mengajak adik bermain ya?” atau “Adik merasa kesal karena dijahili sama kakak ya?”

 

TIPS #3: Fokus pada Solusi, bukan Masalah

Coba untuk fokus pada solusi dan bukan masalahnya. Sebisa mungkin, libatkan anak untuk menemukan solusi untuk konflik yang mereka hadapi. Misalnya: “Kakak, kalau mau pinjam mainan adik jangan langsung direbut tapi tunggu adik yang kasih ya.”, “Adik, kalau tidak suka diisengin bilang langsung sama kakak, tapi kakak bukan untuk dipukul.” Orangtua pun harus kompak, jangan sampai yang satu berusaha untuk menyelesaikan masalah sementara yang lain berusaha untuk mencari tahu “apa yang terjadi” atau siapa yang salah.

 

TIPS #4: Beri Konsekuensi 

Beri anak konsekuensi saat mereka bermain bersama untuk mengatasi konflik, seperti “Kalau kalian bisa main bergantian, mama tidak akan mengambil mainan itu. Jika kalian terus bertengkar karena mainan itu berarti mama akan mengambil mainan itu, karena persaudaraan kalian lebih penting.” Tentunya orangtua perlu konsisten dalam menjalankan konsekuensi. Menggunakan timer untuk memberi giliran bermain juga dapat membantu.

 

TIPS #5: Miliki Peraturan yang Jelas

Saat hendak menerapkan konsekuensi, sebaiknya ada aturan pokok yang sedikit tetapi jelas. Misalnya saja melukai secara fisik (memukul, mencubit, melukai) dan emosional (mengejek, menghina, mengucapkan kata-kata kasar), tidak akan ditolerir dan akan mendapat konsekuensi.

 

 

TIPS #6: Beri Waktu untuk Menenangkan Diri Anak

Saat pertengkaran melibatkan kekerasan fisik dan dapat melukai, pisahkan mereka untuk kurun waktu tertentu supaya mereka dapat menenangkan diri.

 

TIPS #7: Tekankan Prinsip Berbagi dan Kepemilikan Barang

Prinsip berbagi dan menghormati kepemilikan benda perlu ditekankan dan diingatkan terus menerus. Kata “adil” dapat menjadi konsep yang kompleks untuk anak. Mereka perlu diberi penjelasan berulang kali, bahwa adil tidak selalu sama persis tetapi sesuai dengan kebutuhan dan pilihan masing-masing. Dalam konteks barang, anak bisa diberi kesempatan untuk memilih sendiri mainan yang ingin dibeli dengan masing-masing mendapat harga barang yang sebanding. Ingatkan bahwa saat mereka memiliki benda yang berbeda, berarti mereka memiliki lebih banyak jenis untuk dimainkan secara bergantian.

 

Tips #8: Beri Pujian

Saat anda melihat anak dapat berbagi dan bermain dengan akur, berikan pujian akan kerja sama yang mereka tunjukkan. Rasa senang karena dipuji akan mendorong mereka untuk berkompromi dan berbagi. Umumnya anak akan memberikan usaha untuk mencari perhatian yang positif daripada yang negatif. Bagi anak, mendapat perhatian (sekalipun dalam bentuk dimarahi) lebih baik daripada tidak diperhatikan. Acapkali orangtua lebih mudah tertarik perhatiannya saat anak berperilaku negatif. Dalam kondisi seperti itu, tidaklah mengherankan jika anak kadang sengaja menampilkan perilaku negatif.

Semoga 8 Tips mengatasi pertengkaran kakak adik di atas dapat membantu Ibu Sri bersikap saat menghadapi keributan di antara anak-anak ya dan semoga mereka bertumbuh menjadi kakak adik yang saling menyayangi.

 

Bagaimana pendapat Anda?