Pulih dari Perselingkuhan Emosi

pulih dari perselingkuhan emosi

Email ini saya terima 9 tahun yang lalu, namun relevansinya tidak berkurang, malah semakin penting untuk dibahas mengingat semakin banyak korban yang merasakan pedihnya diselingkuhi. Semoga dapat menjadi berkat bagi pembaca.

Aku seorang cowok Surabaya sedang ada masalah sama cewekku. Dia sekarang sedang kuliah di Bandung.

Masalah itu berawal pertengahan bulan Februari 2008 kemarin, waktu itu aku sedang training di Solo. Selama di Solo aku merasa hubungan kita baik-baik aja. Kita sering sms dan telpon, curhat, dll. Setelah aku kembali ke Surabaya, aku mulai merasa aneh sama cewekku itu tapi aku anggap itu mungkin cuma perasaanku aja. Setelah beberapa minggu aku semakin terasa ada yang lain dengan hubunganku dengan cewekku.

Sampai suatu saat aku dan cewekku terlibat pertengkaran dan waktu itu dia bilang kalo aku sudah nggak ada di hatinya dan sekarang dia lagi deket sama temen kampusnya. Alasannya sejak aku pergi ke Solo aku sudah nggak care sama dia. Dia juga bilang lebih sayang sama temennya dari pada sama aku.

Jujur waktu itu aku hancur banget sampe aku nggak konsen kerja dan aku bilang sama Tuhan Yesus, “Tuhan, tolong ambil aja nyawaku!” Jujur aku sudah nggak kuat, apa lagi aku merasa semua terjadi karena aku sendiri. Hubungan kami sudah berjalan 1,5 tahun dan selama itu kita sudah ambil komitmen buat buat jaga hati meskipun terpisah oleh jarak dan kita mau serius dengan hubungan kita. Aku down banget.

Akhirnya akhir bulan maret 2008 kemarin kita coba ngomong dari hati ke hati. Dia bilang dia sudah selesaikan semua dan dia ambil keputusan untuk pertahankan hubungan kami. 1 bulan berlalu tapi aku masih belum bisa pulih karena kejadian itu, sekarang aku lebih sering jealous dan kuatir sama cewekku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Aku bingung juga ada apa sama diriku. Sori kalo aku jadi curhat. Thanks dan Gbu.

DW di Surabaya

 

Jawab:

Bung DW di Surabaya,

Saya bisa turut merasakan hancurnya perasaan Anda yang merasa dihianati oleh orang yang Anda kasihi. Anda tentunya merasa sangat sedih dan kecewa. Memang tidak mudah menjalani LDR (Long Distance Relationship) (Baca: Apakah Dia Benar-Benar Mencintai Saya?) karena membutuhkan komitmen yang besar dari kedua pihak, terutama apabila mereka berdua terpisah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Dari cerita Anda, kelihatannya Anda sudah berusaha menjalankan komitmen Anda dengan baik bahkan sekalipun cinta Anda harus mengalami perselingkuhan emosi dari kekasih Anda, namun Anda tetap bersedia meneruskan komitmen yang sudah Anda buat. Ini tentunya hal yang luar biasa. Satu hal yang dapat Anda syukuri saat ini adalah bahwa kekasih Anda sudah menyesali perbuatannya dan kembali ke pelukan Anda.

Luka yang ditimbulkan sebagai akibat dari ketidaksetiaan dalam pacaran memang cukup serius. Perasaan terluka yang sangat menyakitkan tersebut menimbulkan hilangnya 2 unsur penting dalam berpacaran: TRUST/kepercayaan dan SAFETY/rasa aman. Sekalipun apabila misalnya sang pria dan wanita tersebut memutuskan untuk mengakhiri hubungannya, tidak mustahil hilangnya kedua unsur tersebut akan terus dibawa ke dalam hubungan cinta yang berikutnya. Karena itu sangat baik sekali apabila pihak yang dilukai mau membereskan luka hatinya.

Bagaimana cara kita untuk dapat memulihkan atau membereskan luka hati kita? Pengampunan.

Kata ini lebih mudah diucapkan dari pada dilakukan. Tapi tanpa pengampunan tidaklah mungkin hubungan Anda dapat lanjut ke jenjang berikutnya.

 

Pengampunan tidaklah berarti kita melupakan kejadian tersebut, tetapi berarti kekasih Anda tidak perlu ‘membayar’ apapun lagi kepada Anda untuk menebus kesalahannya kepada Anda. Atau Anda tidak akan melakukan apapun lagi untuk membalas kesalahan yang telah dia lakukan, itulah pengampunan.

…tanpa pengampunan tidaklah mungkin hubungan Anda dapat lanjut ke jenjang berikutnya

Perlu diketahui bahwa infidelity atau ketidaksetiaan dalam suatu hubungan biasanya bukanlah penyebab masalah, namun merupakan akibat dari adanya permasalahan dalam hubungan Anda berdua. Ada baiknya Anda berdua mulai mengevaluasi hubungan kalian yang berlangsung selama ini.

  • Mungkin ada banyak kebutuhan dari sang wanita yang tidak dipenuhi oleh sang pria. Apa saja kebutuhan itu?
  • Bagaimana cara Anda bisa memenuhi kebutuhan tersebut?
  • Atau mungkin Anda berdua mempunyai masalah dalam komunikasi? Salah satu dari Anda tidak terbuka misalnya, atau kurang jujur pada pasangan.

Tentunya ini menjadi tugas Anda berdua untuk bisa menemukan kelemahan-kelemahan dalam hubungan Anda dan memperbaikinya.

Terakhir apabila tugas di atas sudah dilakukan, Anda perlu juga belajar mempercayai kekasih Anda. Sekalipun dia pernah jatuh ke dalam lubang, setidaknya dia berani mengambil keputusan untuk bangkit kembali dan datang kepada Anda lagi.

Perselingkuhan memang sangat menyakitkan, walaupun perselingkuhan itu baru di tahap emosi saja. Namun harapan akan pemulihan dimulai dengan langkah berani untuk mengampuni dan tetap mencintai.

Bagaimana pendapat Anda?