“Selama 27 tahun terakhir ini, kami telah membesarkan 3 anak luar biasa dan membangun sebuah yayasan yang bekerja di seluruh dunia untuk memungkinkan semua manusia memiliki hidup yang sehat dan produktif. Kami terus memegang semangat dalam misi tersebut dan melanjutkan bekerja bersama di dalam yayasan, namun kami tidak lagi percaya bahwa kami dapat bertumbuh bersama sebagai pasangan di tahap berikutnya dalam hidup kami,” demikianlah Bill Gates, 65 tahun mengumumkan kepada dunia perceraiannya setelah bersama-sama istrinya, Melinda Gates melalui 27 tahun bahtera pernikahan.
Baca juga: Apa yang Dibutuhkan dari Pria agar Memiliki Keluarga yang Bahagia?
Sebelumnya kita juga mengenal sosok kontraversial yang terkenal jujur dan berintegritas dalam menjalani karir politiknya: Basuki Tjahaja Purnama yang akhirnya juga bercerai dengan istrinya Veronika Tan, setelah menjalani kehidupan pernikahan selama 21 tahun.
Menarik sekali bahwa saat saya diundang oleh salah satu komunitas parenting beberapa tahun yang lalu, mereka pun mengungkapkan suatu informasi yang serupa: beberapa anggota komunitas mereka bercerai setelah menjalani 20 tahun pernikahan. Sampling kecil ini tidak dapat digeneralisasi untuk data di Indonesia, namun sebuah statistik di Amerika mengungkapkan bahwa perceraian setelah umur 50 tahun (atau yang disebut dengan gray divorce) meningkat 2x lipat setelah tahun 2010.
Apa yang telah terjadi? Mengapa menjalani hidup bersama-sama dalam waktu panjang tidak menjamin kehidupan pernikahan kita aman-aman saja? Mari kita tengok beberapa penyebab perceraian grey divorce ini, atau apa yang pada judul saya sebut dengan Sindrom Bill Gates.
Empat Penyebab Grey Divorce
Penyebab pertama ditunjukkan dari fakta yang diperoleh dari statistik gray divorce di Amerika. Ternyata faktor resiko terbesar bukanlah transisi fase kehidupan seperti mid life crisis atau empty nest, tetapi pernikahan sebelumnya. Seseorang yang pernah bercerai punya kecenderungan bercerai kembali, bahkan seringkali dengan durasi pernikahan yang lebih singkat dari pernikahan sebelumnya. Mereka yang pernah bercerai 2,5 kali lipat lebih banyak bercerai daripada mereka yang belum pernah bercerai sebelumnya.
Kedua, adalah masalah finansial, yaitu ketidakstabilan keuangan keluarga. Riset tentang grey divorce menunjukkan bahwa mereka yang bercerai biasanya tidak memiliki gelar sarjana atau tidak memiliki pekerjaan (unemployment). Tidak bekerja karena PHK atau kehabisan modal usaha, dan bukan pensiun merupakan salah satu faktor perceraian pasangan di atas 50 tahun.
Kestabilan keuangan merupakan masalah penting bagi pasangan yang sudah tidak muda lagi. Terlebih jika sang suami yang kehilangan pekerjaannya, sedangkan sang istri masih mampu mencari nafkah. Hal ini memicu konflik berkepanjangan tentang kehilangan respek dari istri, harapan-harapan yang tidak tercapai dan ancaman terhadap menikmati masa lanjut usia dengan tenang dan cukup. Terkadang ego istri juga terpicu karena selama ini merasa tertindas, dituntut begitu banyak oleh suami atau direndahkan. Kemampuan finansial istri yang lebih tinggi sering melahirkan alpha wife dalam keluarga yang menimbulkan konflik pergumulan kekuasaan (power struggle) dalam rumah tangga. (Khusus dalam hal ini kami akan membahasnya dalam webinar Making Peace with The Alpha Wife yang akan diselenggarakan secara online via Zoom, baca di sini untuk informasi lebih lanjut: Webinar: Making Peace with The Alpha Wife).
Pada intinya, kehilangan pekerjaan pada suami yang tidak memperlakukan istrinya dengan baik menghilangkan kebutuhan istri akan suami mereka. “Buat apa lagi bertahan, ia pun sudah tidak memberikan nafkah kepada saya” demikian yang sering dikatakan para istri.
Penyebab ketiga dari sindrom Bill Gates adalah masalah perselingkuhan. Gates memiliki reputasi yang kurang baik dalam tingkah laku personalnya di lingkungan pekerjaan. Menurut New York Times, pada tahun 2019, dewan direksi Microsoft memulai penyelidikan tentang Gates yang “berupaya untuk memulai hubungan yang intim dengan salah seorang karyawan perusahaan pada tahun 2000”. Pada tahun 2020 Gates akhirnya mengundurkan diri dari kursi dewan direksi Microsoft. Juru bicaranya mengatakan bahwa 20 tahun yang lalu memang pernah ada affair namun berakhir dengan damai, dan tidak ada sangkut pautnya dengan mundurnya Bill Gates dari dewan direksi.
Bagaimana dengan Ahok? Pak Ahok pun menceraikan istrinya dengan tuduhan bahwa istrinya melakukan perselingkuhan dengan seorang close friend. Walaupun tidak ada informasi kepada publik apakah sang istri melakukan hubungan intim dengan teman dekatnya itu atau tidak, namun memang tidak perlu sampai tidur bersama untuk berada dalam kategori affair. Karena definisi affair adalah hubungan seksual atau emosional yang secara sembunyi-sembunyi dilakukan dengan orang lain selain pasangannya, yang melanggar hubungan romantis yang ekslusif dalam pernikahan.
Perselingkuhan dapat berupa flirting, curhat intim, kencan sampai ke hubungan intim. Dan seringkali pasangan yang diselingkuhi mengalami gejala traumatik PTSD yang mirip dengan tentara yang pulang dari perang. Pasangan-pasangan yang mengalaminya sangat membutuhkan bantuan profesional agar pernikahan mereka bisa bertahan.
Tentang bagaimana penyebab dan mencegah perselingkuhan telah dibahas dalam artikel berikut: 4 Penyebab Perselingkuhan (dan cara mencegahnya)
Penyebab terakhir dalam grey divorce adalah konflik rumah tangga berkepanjangan atau apa yang Prof. Gottman istilahkan sebagai perpetual problem. Setiap kali pernikahan panjang yang bercerai, bibit masalahnya seringkali sudah ada sejak puluhan tahun sebelumnya tapi tidak pernah diselesaikan atau bahkan tidak pernah diungkapkan.
Penelitian dari Prof. John Gottman menunjukkan bahwa 69% konflik tidak bisa diselesaikan. Dan hal ini terjadi baik dalam pernikahan yang bertahan maupun pada pernikahan yang kandas. Bedanya adalah pada pernikahan yang bertahan, konflik-konflik berkepanjangan tersebut tidak merusak hubungan keduanya, sedangkan pada pernikahan yang kandas, konflik-konflik itu menghancurkan hubungan mereka.
Dalam pernikahan yang bertahan, walaupun terjadi perbedaan harapan, perbedaan pemikiran dan pendapat, namun mereka tidak melakukan kritik, hinaan, defensif dan tembok (baca juga: Belajar dari Kasus Perceraian Ahok – Vero, Inilah 4 Tanda Kiamat Pernikahan yang Harus Diwaspadai). Mereka tetap terus membangun persahabatan di antara mereka. Sekalipun tentu ada interaksi-interaksi negatif, tetapi mereka memiliki segudang interaksi positif yang membuat tabungan cinta mereka terus positif dalam perbandingan 5:1. Dan yang sangat penting adalah, dalam pernikahan yang survive, mereka saling menghormati tujuan dan impian pasangannya, hal yang dianggap penting oleh pasangan, juga dianggap penting olehnya sekalipun hal itu terlihat tidak masuk akal.
Jalan Keluar dari Penderitaan?
Perceraian di usia pernikahan lebih dari 20 tahun seringkali dipandang sebagai jalan keluar dari penderitaan, atau sebagai upaya menghindari penderitaan di tahap akhir dari kehidupan kita, namun sebelum benar-benar memutuskannya, ada baiknya memikirkan kedua fakta yang diperoleh dari riset mengenai grey divorce:
- Anak-anak selalu kesulitan menghadapi kenyataan tentang perceraian orang tua mereka, berapa pun umur mereka.
- Kesedihan dapat terus dirasakan bertahun-tahun lamanya setelah pernikahan berakhir, bahkan jika mereka merasa berpisah adalah jalan yang terbaik, sekalipun jika mereka tidak pernah berpikir untuk kembali bersatu.
Pernikahan itu ternyata tidaklah mudah. Berhasil melalui 20 tahun pertama pernikahan belum menjamin kesuksesan pernikahan sampai ke akhir hayat. Membangun pernikahan membutuhkan kerjasama, pengorbanan dan harapan bersama. Bercerai mungkin memang bisa membuat Anda lebih bahagia, tapi siapa yang tahu? Mengapa tidak mencoba memperbaikinya terlebih dahulu sebelum kita benar-benar memutuskan untuk berpisah?
* riset mengenai grey divorce dikutip dari 7 Key Facts About Divorce After Long Marriages, oleh Kathy McCoy Ph.D., Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/complicated-love/201809/7-key-facts-about-divorce-after-long-marriages
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.