Couples 30 Days Challenge; Tantangan bagi Anda yang Hendak Bercerai

memutuskan untuk bercerai

Pertanyaan: Mengapa Anda tetap memilih bertahan dengan pasangan yang tidak Anda cintai lagi?

Jawab Coach Deny Hen:

Orang yang tetap bertahan dengan suami/istrinya walaupun kondisi rumah tangga mereka sudah sedemikan buruknya adalah karena apa yang disebut dengan constraint commitment (komitmen sebagai pembatasan).

Baca juga: Rutinitas ini Penting Dilakukan Untuk Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Komitmen suami-istri dipandang sebagai pembatasan apabila mereka tetap berkomitmen dalam pernikahan mereka hanya sebaga upaya untuk menghindari harga yang mahal dari suatu perceraian:

  1. Tekanan sosial: keluarga, teman maupun komunitas tempat ibadah yang tidak menyetujui pasutri untuk bercerai akan begitu menekan dan membuat stres.
  2. Tekanan moralitas: khususnya jika ia percaya bahwa perceraian itu melanggar perintah agama.
  3. Kebahagiaan anak yang terancam, fisik maupun mental sebagai akibat dari perceraian.
  4. Keterbatasan dan kehilangan finansial yang akan dialami sebagai akibat kehilangan pencari nafkah atau pembagian harga gono-gini.
  5. Proses perceraian yang sulit, sangat menguras waktu, tenaga, uang dan mental.
  6. Kualitas hidup yang berubah, jika kehilangan orang yang selama ini memberikan berbagai kebutuhan fisik dan emosional.

 

Namun demikian, “sudah tidak cinta lagi” sama sekali bukan alasan yang masuk akal untuk mulai menjalankan proses perceraian. Karena:

  1. Perasaan cinta itu berubah-ubah tergantung dari situasi dan kondisi. Memang rasa cinta itu timbul dari interaksi positif dan menyenangkan dengan pasangan, tetapi bahkan tanpa interaksi negatif pun, rasa cinta itu bisa begitu saja padam ketika kita mengalami stres yang besar misalnya dari kantor. Perasaan kita memang sangat terpengaruh dengan apa yang sedang kita alami dan apa yang sedang kita pikirkan. Sebaliknya, hanya dengan menonton film romantis saja, kita sudah bisa membangkitkan gairah cinta kita pada pasangan.
  2. Seperti yang sudah beberapa kali saya tuliskan, cinta romantis itu hanya akan bertahan 2–3 tahun saja. Karena cinta romantis sebenarnya dipengarui oleh hormon. Namun setelah hormon “cinta” itu kembali normal, kita bukan berarti tidak cinta lagi, tetapi kita belajar cinta yang lebih dewasa daripada cinta romantis, yaitu cinta realistis, cinta sejati yang terdiri dari gairah, keintiman dan komitmen.
  3. Cinta sejati mengandung unsur komitmen, yaitu suatu keputusan untuk memilih mencintai seseorang dan tetap mencintainya. Yang artinya juga memilih untuk mencintai seseorang dan mengabaikan pilihan-pilihan lainnya, walaupun yang lain terlihat lebih baik dan lebih menyenangkan (saat itu). Komitmen itulah yang akhirnya akan kembali meremajakan keintiman dan gairah cinta kita kembali.

pertimbangan untuk bercerai

Saya pernah membaca sebuah artikel yang menuliskan tentang tantangan bagi pasangan-pasangan yang hendak bercerai. Ia mengatakan bahwa sebelum bercerai, cobalah untuk melewati dulu tantangan 30 hari, di mana dalam 30 hari tersebut, cobalah untuk memperlakukan pasangannya sebaik mungkin, meluangkan waktu yang cukup setiap hari untuk bersama-sama, kalau bisa berlibur ke luar kota bersama selama beberapa hari. Karena ternyata manusia bisa jatuh cinta dengan melakukan banyak hal bersama, walaupun awalnya berat dan terasa menyebalkan.

Jadi kalau ada yang berpikir akan menceraikan pasangannya karena sudah tidak cinta lagi, coba pikir-pikir ulang dan lakukan dulu 30 days challenge tadi ya! 😀

Bagaimana pendapat Anda?