Cari Jodoh yang Sama Sifatnya atau yang Beda?

jodoh sifatnya sama

Saya berandai-andai, apa jadinya kalau saya dan istri saya punya karakter yang persis sama?

Saya melankolik kolerik, seorang pemimpin yang selalu menuntut kesempurnaan dan performance. Terus anggap istri saya juga demikian.

Baca juga: 

Maka mungkin (mungkin loh ya… namanya juga berandai-andai) yang akan terjadi adalah:

  1. Istri saya stress karena saya menuntut sesuatu dikerjakan menurut cara saya, padahal dia punya cara lain yang menurutnya lebih sempurna. Demikian juga saya.
  2. Saya kesal dengan istri saya yang selalu mencoba memimpin dan mengambil keputusan.
  3. Istri saya tidak terima saya yang memimpin, atas nama kesetaraan gender dia menuntut demokrasi terpimpin diganti dengan demokrasi murni 1 orang satu suara.
  4. Saya kesal dengan istri saya karena menata kamar tidur kami sesuai dengan yang ia inginkan, buku-buku yang saya sedang gunakan selalu dirapikan dan ditaruh pada tempat yang menurut saya tidak tepat. Sekalipun saya sudah menaruhnya berulang-ulang di tempat yang saya inginkan selalu balik lagi ke tempat yang menurutnya tepat.
  5. Istri saya sakit hati karena saya menuntutnya tanpa perasaan, bahwa walau sakit saya tetap memintanya terus bekerja (padahal ia juga begitu).
  6. Akhirnya kami berantem terus dan pada usia pernikahan ke 7, pernikahan kami bubar……

pacar tidak sama sifat

Kalau begitu bisa jadi cerita sinetron. Tapi coba kita rewind lagi, bisa saja kejadiannya begini:

  1. Kami ternyata sama-sama suka menikmati musik dan keindahan alam, sehingga kami sering traveling bersama-sama.
  2. Kami sama-sama romantis, sehingga waktu traveling kami terus bergandengan tangan, membelikan bunga dan coklat atau kejutan-kejutan romantis lainnya.
  3. Kami belajar berkompromi bahwa segala pekerjaan bisa dikerjakan dengan cara yang berbeda dengan hasil yang tetap excelent.
  4. Istri saya percaya saya sehingga ia membiarkan saya memimpin sebagai pria, namun saya percaya penilaiannya yang mendetail dan komprehensif sehingga dalam banyak keputusan saya membiarkan dia yang mengambil keputusan.
  5. Kami sama-sama memberikan upaya yang terbaik untuk saling memahami satu dengan yang lain sehingga memberikan empati terbaik kami satu sama lainnya.
  6. Akhirnya we live happily ever after.

happily ever after

Mana yang akan terjadi???

Sama atau bedanya kepribadian kita tidak ada kaitannya dengan bahagia atau tidak bahagianya seseorang. Sebenarnya yang kita butuhkan dari pasangan kita adalah kompatibilitas (atau bahasa indonesianya: COCOK). Masih ingat saya pernah menjelaskan jodoh melalui gambar ini?

pasangan hidup yang tepat

(kalau belum baca, artikelnya ada di Bagaimana Kita Tahu Seseorang itu Pasangan Hidup yang Tepat (The One) bagi Kita?)

Kalau yang satu bentuknya jendulnya di atas, yang satu lagi harus jendulnya di samping biar cocok, bukannya sama-sama jendulnya di atas.

Tapi mungkin juga bentuknya tidak seperti puzzle, tetapi seperti ubin lantai

cari jodoh yang cocok

Nah kalau ini lebih fleksibel, asalkan sama-sama bujur sangkar bisa cocok. Kalau coraknya lain mungkin kurang menarik di mata, tetapi it’s ok, masih bisa dipakai kok tegelnya.

Nah saya pernah sampaikan kalau sebenarnya tidak ada pasangan yang secara natural itu cocok 100%, maka waktu pacaran salah satu objektifnya adalah beradaptasi satu dengan yang lainnya sehingga menjadi setidaknya ada 75% kompatibellah, sisanya 25% bisa sambil belajar seumur hidup waktu menikah.

Kebahagiaan dalam pernikahan itu bukan tujuan, tetapi dampak kalau kita mengusahakan pernikahan yang hebat. Jadi mau kepribadiannya sama atau beda, asalkan keduanya sama-sama berjuang untuk pernikahan mereka, mereka akan menikmati perjalanan pernikahan mereka sampai tua.

Bagaimana pendapat Anda?