Bagaimana jika pasangan hidup adalah orang yang kaku, monoton dan pasif, sedangkan saya merasa perlu peremajaan dalam rumah tangga kami. Sulit buat pasangan untuk melakukan hal-hal kecil di luar dari kebiasaannya atau karakternya meskipun itu untuk sekedar melakukan sedikit hal romantis.
Bagaimana caranya untuk memperbaiki masalah ini?
Gisel Martini (bukan nama sebenarnya)
Catatan: pertanyaan ini adalah pertanyaan yang diajukan pada KULWAP: “5 Tips Ampuh Mengubah Krisis Menjadi Kebahagiaan dlm Pernikahan” yang diselenggarakan berkat kerjasama YPKA (Yayasan Pusat Kemandirian Anak) dengan Pembelajar Hidup, diikuti 152 peserta dari seluruh Indonesia.
Baca juga: 4 Tips Menengahi Konflik Mertua dan Menantu
JAWAB:
Kasih sayang /affection adalah salah satu kebutuhan emosional wanita yang paling besar. Tak heran banyak wanita merasa tidak puas dalam pernikahannya tatkala sang pria enggan atau merasa canggung menunjukkan kasih sayang pada orang yang dicintainya. Sekalipun itu bukan berarti sang suami tidak lagi cinta dengan istrinya.
Dalam hal ini bila afeksi adalah hal yang sangat ibu butuhkan, ibu bisa mengungkapkannya dengan menggunakan formula “saya merasa…. Saya butuh kamu ….”
Contoh: saya merasa sedih karena abang kurang menunjukkan cinta abang pada saya, saya butuh abang bersikap sedikit romantis untuk kebahagaian kita bersama.
Sebagian pasangan memang bisa saja memiliki pernikahan yang sehat sekalipun kurang memiliki unsur romantisme dalam pernikahan, tetapi kekurangan romantisme dalam pernikahan dapat juga membuat pernikahan menjadi rapuh, terutama ketika muncul alternatif yang lebih menarik. Karena itu, adalah penting untuk tetap mengembangkan sikap romantis dalam pernikahan.
Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.