
Suami berulang kali memukul dan memaki saya bahkan kali ini sampai meludahi saya. Apakah saya harus bercerai?
Aisah (bukan nama sebenarnya)
JAWAB COACH DENY HEN:
Setiap kali saya mendengar kisah yang sama berulang-ulang, saya merasa amat sedih. Terkadang saya juga shock mendengar apa yang telah dilakukan seseorang kepada orang yang katanya “dicintainya”. Bagaimana mungkin seseorang yang mencintai istrinya (atau terkadang suaminya) tega melakukan perbuatan yang sekeji itu. Tetapi itu memang terjadi. Air mata dan darah bukan jarang tertumpah oleh orang yang seharusnya melindungi dan menjadi tempat teraman bagi kita. Dan karena itu dunia seakan-akan telah berakhir.
Baca juga: Bagaimana Jika Pacar Tidak Dapat Mengendalikan Amarahnya?
Pertolongan pertama harus segera dilakukan bagi seorang wanita yang mengalami KDRT, yaitu memastikan keselamatan jiwanya. Jika istri yang mengalami KDRT masih terus mengalami pemukulan, ia perlu mendapat pertolongan minimal dari keluarga besarnya untuk sementara waktu dilindungi dan tidak pulang ke rumahnya. Jangan malu diketahui keluarga besar, karena merekalah pertama-tama support system yang dapat menolong Anda tanpa harus diketahui oleh orang lain di luar lingkaran dalam Anda. Tetapi jika Anda merasa nyawa Anda terancam, yaitu jika perbuatan suami Anda sudah membuat Anda cidera (dengan sengaja) dan tidak terlihat ada upaya untuk merubah diri , segeralah melapor pada polisi.
KDRT adalah pelanggaran hukum yang dapat dipidana dan masuk penjara, karena itu pelapor perlu bijaksana kapan memang ia sudah harus melapor pada yang berwajib. Prinsipnya sang pelaku perlu diberi kesempatan dulu untuk memperbaiki diri dan berubah. Jika ia mau berjuang, berupaya untuk berubah, ia bisa kembali mendapatkan istrinya tanpa harus melalui persidangan kriminal. Namun jika ia tidak merasa dirinya salah, atau malah mengancam lebih lanjut, pelaku KDRT perlu dihadapkan dengan hukum yang berlaku supaya menyadari kesalahannya.
Pelaku KDRT perlu menyadari kesalahan dirinya, dan kalau ia tidak mampu mengendalikan amarahnya, ia butuh bantuan profesional untuk menghentikan kebiasaan kekerasannya tersebut. Sebenarnya datang ke profesional bagi pelaku KDRT merupakan suatu tanda bahwa dirinya ingin memperbaiki diri dan bahwa harapan membangun kembali keluarga yang harmonis masih ada.
Kita juga harus mengetahui bahwa salah satu akar penyebab KDRT adalah adanya pandangan dominasi pria yang berlebihan, di mana istri tidak dianggap setara, melainkan seperti “bawahan” dari suaminya, dan karena itu suami “berkuasa” atas istrinya. Padahal pola pikir yang benar adalah suami dan istri adalah setara, walaupun dalam agama dan pola masyarakat kita, suami dipandang sebagai kepala keluarga, sang pemimpin rumah tangga. Pemimpin bukan berarti punya kuasa penuh, justru ia harus melindungi dan mengayomi keluarganya. Pemimpin yang bertindak sebagai raja kecil inilah yang membuat KDRT seakan-akan boleh dilakukan kepada istri.
Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahan jika salah satunya terus-menerus disakiti (fisik maupun verbal). Karena itu jangan mengabaikan KDRT dalam rumah tangga, segeralah mencari pertolongan. Demi Anda sendiri sebagai korban, tetapi juga demi suami Anda dan anak-anak Anda.

Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.