
Sebelum kita membahas cara menerima kekurangan pasangan kita, saya ingin menanyakan suatu pertanyaan untuk dijawab oleh teman-teman yang masih dalam masa pacaran: “Dapatkah Anda menyebutkan 10 kekurangan yang dimiliki oleh kekasihmu saat ini?”
Pada umumnya saat kita jatuh cinta, entah kita tidak ngeh dengan kekurangan pasangan kita, atau kita tidak mempedulikannya. Kenapa? Karena kita sedang jatuh cinta! Perasaan cinta yang menggebu membuat mata kita hanya melihat yang bagus-bagus saja dari pasangan kita dan kita mengabaikan keburukan yang dimiliki kekasih kita.
Baca juga: Tips Menghadapi Suami yang Kurang Perhatian
Tidak perlu jauh-jauh, masih ingat saat kita SMP/SMA, kenakalan apa yang terburuk yang pernah dilakukan oleh teman kita?
Berkelahi dengan gurukah? Berkelahi dengan SMA lain? Adik kelas saya menggantungkan ayam mati di ruang guru tatib dan ia tidak mendapatkan cibiran maupun hujatan dari siswa lain. Ia hanya mendapatkan tawa, bahkan tepuk tangan dari teman-temannya.
Saat teman kita melakukan kejahatan, kita hanya tertawa karena ia teman kita. Kita tidak memikirkan keburukan-keburukannya, toh kejahatannya tidak ditujukan kepada kita.
Tapi beda halnya jika yang melihat adalah orang lain, guru, orang-orang yang ada di luar, atau orang yang menderita karenanya. Mereka bisa berespon dengan keras, bahkan membully.

Balik lagi ke laptop, lantas bagaimana caranya kita menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita?
Kita akan menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita saat kita mempunyai ikatan yang kuat dan intim dengan pasangan kita. Ini sama seperti waktu kita pacaran dulu. Ikatan yang dulu waktu masa pacaran begitu kuat karena gairah dan ketertarikan fisik, telah membantu kita mengabaikan kelemahan-kelemahan pasangan. Sekarang setelah menikah, ikatan itu perlu digantikan dengan ikatan yang lebih kuat, yaitu dengan KEINTIMAN dan KOMITMEN.
Keintiman
Sederhananya keintiman adalah perasaan dekat (intim) dengan pasangan kita. Keintiman ini dibentuk oleh persahabatan dan oleh waktu. Saat kita memiliki persahabatan yang dalam dengan pasangan kita, kita akan mudah sekali menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita.
Salah satu cara untuk membuat kita semakin dekat dan memahami pasangan kita adalah dengan mempelajari tentang perbedaan karakter masing-masing. Hal ini sangat membantu membuat kita memahami kelebihan dan kelemahan pasangan kita. Karena itu dalam buku saya The Great Marriage saya menggunakan 4 kepribadian yang dipopulerkan oleh Florence Littauer (Buku Personality Plus) untuk membantu pasangan mempelajari perbedaan karakter dengan pasangannya.
Tapi untuk benar-benar membangun hubungan persahabatan yang intim dengan pasangan, satu-satunya cara adalah menginvestasikan waktu dan tenaga dalam hubungan dengan pasangan. Luangkan waktu, berikan kasih sayang, dengarkan isi hatinya, dukung dan bantu ia mewujudkan mimpinya. Maka Anda akan sibuk untuk mencintainya dan melupakan kelemahan-kelemahannya.
Komitmen
Tidak disangkal bahwa terkadang hubungan kita dengan pasangan kurang baik. Dan itu membuat kita kesulitan untuk melihat kebaikan-kebaikannya, hanya keburukannya saja. Hal-hal seperti ini seringkali membuat orang-orang tergoda untuk keluar dari pernikahan.
Tapi tidak halnya dengan orang-orang yang memiliki komitmen yang kokoh. Bagi mereka, kata “cerai” tidak boleh ada dalam kamus mereka. Jikalau ada masalah, adalah kewajiban mereka untuk berjuang bersama untuk menyelesaikan masalah, bukan memberikan celah dan kemungkinan untuk berpisah.
Orang-orang seperti ini akhirnya akan memiliki kemampuan lebih untuk menerima dengan lapang dada bahwa ia tidak bisa mengubah istri/suaminya. Karena dalam pernikahan, selama kita masih berpikir bahwa kita bisa mengubah pasangan kita, pernikahan kita tidak akan pernah berubah. Tetapi kita punya kesempatan untuk melihat perubahan pada diri pasangan kita, saat kita sendiri fokus pada mengubah diri sendiri menjadi lebih baik.

Marriage counselor, life coach, founder Pembelajar Hidup, penulis buku, narasumber berbagai media online, cetak dan TV.